Drie³

425 22 4
                                    

Bagian Tiga...

Bukan Tiga belas...

Mari berhitung...

Satu...

Dua...

Tiga...

✍️

Tante Raisa: "Dia memang Robert. Misi nenek mu belum tuntas babby dan nenek mu menunjuk Lyta untuk menuntaskan misi tersebut. Hanya kamu! Tenang, aku dan Tere akan membantu"

Aku : "Apa maksudmu tante?"

Tante: "Kamu akan tahu nanti" (pergi meninggalkan Lyta sendiri di ruangan itu).

Lyta langsung berlari menyusul Raisa, setelah sadar dia ditinggalkan sendirian di ruangan itu.

"Tante, kalo emang gitu Why did grandpa do this?" tanya Lyta dengan raut wajah yang semakin bingung.

Raisa hanya mengangkat kedua sudut bibirnya dan jalan cepat menjauhi Lyta

"Lyta gak ngerti semua iniiiiiii" teriak Lyta sambil mengacak ngacak rambutnya sendiri

✍️

Di pagi harinya~

Pada saat makan pagi~

"Tere jelasin sama bunda! Knpa ruangan itu berantakan? " mata bunda tampak serius menatap Tere yang sedang melahap rotinya

" kemaren Tere sma Lyta kesana" ujar Tere menggendong tasnya sambil berlalu pergi meninggalkan kami semua dengan raut wajah yang datar

"anak itu" ujar bunda dengan suara pelan, saking pelannya hampir tidak terdengar.

"Lyta, kakak pergi duluan." teriak Tere di ambang pintu

Tak sempat Lyta membalas teriakan Tere, Tere sudah pergi begitu saja.

"Lyta jelasin ke bunda, knpa kmu dan Tere ke ruangan itu?"

"Lyta sama kak Tere penasaran" dengan nada acuh tak acuh

"knpa sih kalian gk dengerin bunda! Sejak kapan bunda ajarin kamu gak sopan gini ke bunda?" dengan suara agak naik

"Robert itu kakek kita atau bukan si, kalo kita emang cucunya knpa kita gak boleh tau tentang kakek!"

"I... I... Itu"

"tuh kan, bunda gak bisa jelasin. Mungkin emang Robert itu bukan kakek kita. Bahkan mungkin bukan siapa siapa bagi Lyta dan kak Tere" Sinis Lyta kepada bundanya

"Bunda bisa jelasin. Tapi bunda nyari waktu yang tepat Lyta"

"Dari dulu alasan bunda selalu gitu. Bunda please, Lyta mau pergi sekarang daripada Lyta makin ngelunjak ke bunda, assalamualaikum wr wb"

"Wa... Wa'alaikumussalam wr wb"

"ada apa si bun?" tanya ayah menghampiri bunda

"Tere dan Lyta masuk ruangan itu" dengan raut muka cemas

"apa?" kaget ayah

"iya yah. Tadi pagi bunda liat pintu ya kebuka, dan banyak barang yang gk pada tempatnya" jelas bunda

"ayah cuma gk mau mereka kenapa-napa"

"bunda juga"

✍️

"aaaaaaaaaaaaaaaaa" jerit Lyta di kelas hingga menyebabkan semua teman dan gurunya kaget

"Lyta, are you okay?" tanya miss Sekar dengan cemas

"di... di belakang miss... " pekik Lyta terbata-bata

"ada apa dibelakang miss?" tanya miss Sekar ragu

"kepala... " tak sempat Lyta menerus kan perkataannya, Lyta langsung pingsan.

Lyta langsung dibawa ke uks. Setelah sadar ia banyak dimintai keterangan dengan apa yang dilihatnya karna pada saat itu sedang istirahat pertama.

" Lyt... Lo gk ppa kan?" tanya sonia sahabat Lyta dengan panik.

"Lyta gk ppa ko"

"Lyta tau gak, tuh si fajar dari tadi cemas in lo, mondar mandir di depan pintu uks, dari lo pingsan dia yang bawa lo kesini, dia yang paling panik diantara kita padahal kan gue sama Sonia sahabat lo, dia yang panggilin pmr. Pokoknya dia care sama lo, dia perhatian sama lo, kayanya dia bener bener suka sama lo, tapi lo? Lo lempeng aja" ujar Sofi panjang lebar

"Apaan si sof"

"lo ga ppa?" tanya Fajar dengan ragu

"Lyta ga papa. Makasih" muka Lyta datar bangeetttt. Kasian kan readers Fajarnya... Dia care tapi Lyta nya b aja.... Yaaahh:((

Penasaran cerita selanjutnya???
Akankah Lyta tahu cerita sebenarnya mengenai Robert??
Apa maksud dari "kepala"!?!
Siapa Fajar???

Mereka Yang Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang