Tambah Satu Lagi

307 9 1
                                    

Sekarang tujuh

Ding dong

Saat tulang mulai remuk, daging pun mulai membusuk. Tak ada yang datang, memberi sebuah harapan. Seperti lilin yang berpijar, tak ada yang peduli.

✍️

"Kau sudah membuat ku marah putri Robert"

Braaakkkk

"Lyta!"

"Ayaahh" ujarnya sambil menangis dan membuka lemari itu secara paksa

"Kenapa kamu bisa disini?" tanya ayah heran

Lyta hanya menunjuk Tere dengan telunjuk nya dengan pandangan tak jelas karna banyak air mata

✍️

"Son, lo kemarin ga ke sekolah kan malem malem" Lyta penasaran apakah benar yang malam itu Sonia atau bukan,walaupun hatinya sudah berkata tidak

"Lah mau apa gue ke sekolah malem. Emang kenapa?"

"Engga" ujar Lyta nyengir kuda

"Baiklah, anak-anak sekarang kalian kedatangan murid baru yang berasal dari Padang. Roji silakan perkenalkan dirimu" ucap bu Anggar wali kelas kami memasuki ruangan

"Gue Roji" ucap nya dengan wajah yang sangat datar dan 'menyeramkan'

"Semoga kalian dapat berteman dengan baik dengan Roji. Dan Roji kursi mu sebelah Lyta ya" sambung bu Anggar

"Baik bu" ucap siswa serentak

Roji langsung berjalan pelan menuju tempat yang bu Anggar tunjuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi

Roji tak memiliki teman, bahkan setelah 4 hari berlalu. Teman teman menganggapnya mistis, dan creepy.

Mungkin itu terjadi karna keseharian Roji yang kurang bergaul, dan memiliki barang serba hitam

"Gua ada titipan" ujar Roji memberi sebuah kertas putih lusuh yang hampir sobek

"Ini Apaan"

Roji tak mengubris dan langsung pergi meninggalkan Lyta sendiri di dalam kelas

Ini??
Apa??

'Surat? Ko jelek banget si kertas nya, kaya niat ganiat. Udahlah bodo amat' ujarnya dalam hati

"Lyt bareng?"

"Yodah boleh, lumayan nebeng hemat ongkos" Lyta dengan nyengir khas nya

"surat?" tanyanya

"Bukan. Ini prekedel tempe" bibir gadis ini mengembang tak terkontrol

"Makan yu"

"hah makan?" tanya Lyta ragu

"Bukan. Ngepet di gunung Cermai" ujarnya

Tawa mereka membludak sedetik setelahnya

"Jar, makasih ya"

"Sans aja Lyt, akhirnya lu ga takut juga liat gua deketin lu"

"Emang asalnya takut gitu. Engga juga"

"Emang ga takut, kaya anti gitu. Sadar ga woy" ujar Fajar sambil tertawa

"Oh gitu ya" ucap Lyta merasa malu

"Semenjak hari itu, lu ga anti lagi sama gue. Jadi ngakak gue ingetnya" tawa Fajar makin melebaaarrr

"udah jar, ma... "

"Cantik" potong Fajar cepat

"Ha? Cantik?"

"Iya lo cantik" ujarnya membuat pipi Lyta merah merona

✍️

'Surat lesuh dan tulisannya hampir ga kebaca apa si maksudnya'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mereka Yang Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang