PERINGATAN!
Mengandung bahasa setengah baku/? Dan sifat tokoh yang out of character :))
No anjing2an dan tolol serta bego
Ini pure bahasa semi baku.
Kalau tidak suka atau malas membayangkan di skip sajo yaHappy reading ^^
.
.
.
.Ihsan menghempaskan tubuh lelahnya diatas ranjang empuk miliknya. Harinya yang berat membuat nafasnya memberat. Kepalanya mulai pening mengingat semua kejadian yang terjadi hari ini. Deadline untuk projek terbaru, kesalahan ketik dari salah satu anak buahnya yang berdampak ia dimarahi habis-habisan oleh atasannya, mobilnya di tabrak orang dari belakang yang syukur saja ia tidak apa-apa, proyek yang dia lakukan gagal, dan banyak lagi, kepala ihsan terlalu berat untuk memikirkan apa saja masalahnya.
Biasanya ihsan orang yang positif, tidak pernah berpikir buruk tentang keadaannya. Tapi hari ini ia sangat ingin menangisi keadaannya. Matanya mulai terpejam, hampir menuju ruang mimpi jika saja ponselnya tidak berbunyi. Ihsan meraba tempat sampingnya mencari dimana letak benda persegi yang berbunyi itu. Mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelpon.
"Iya?"
'Hai.. bagaimana harimu?'
Seluruh emosi ihsan memuncak hanya dengan mendengar suaranya. Airmatanya menggenang, masa bodo dengan kalimat laki-laki tidak boleh menangis. Ihsan melalui hari yang berat, dan menangis dapat melepas semua masalahnya.
"Bay.." suara ihsan bergetar dan yang disebrang cukup tau kalau ihsan sedang menahan tangis.
'Lusa pulang, mau cerita hari ini atau lusa?'
Ihsan menelungkupkan badannya menyembunyikan isakannya yang sudah terlanjur keluar, "hari ini.."
Suara serak ihsan tidak bisa menutupi fakta bahwa ia sedang menangis. Ihsan menghapus airmatanya.
"Aku dimarahi habis-habisan sama pak ahsan. Projeknya gagal-" ihsan terus bercerita seperti anak kecil yang mengadu pada ibunya mengenai kejadian yang terjadi seharian ini.
'Ada yang sakit?' Tanya bayu saat ihsan menceritakan tentang mobilnya.
"Mobilku sakit.."
'Ihsan...' bayu diam-diam tersenyum di seberang melihat ihsan sudah bisa bercanda seperti biasanya.
"Dahiku sakit tadi membentur kemudi."
'Astaga.. aku jadi ingin cepat-cepat pulang..'
Ihsan merengut, "pulang sekarang memang tidak bisa?"
'Maaf..'
.
.
.Tok Tok
'Apa itu suara pintumu?'
"Eum.."
'Buka, mungkin itu kurir yang kukirim.'
"Hm? Apa?" Ihsan bangun dari tidurnya. Menatap kaca sebentar untuk memastikan keadaannya. Buruk. Ihsan mendesah. Ia melanjutkan langkahnya, masa bodo, kurir hanya datang sekali kerumahnya tidak akan mengejek ihsan tentang wajahnya ini setiap hari.
'San..'
Oh iya, teleponnya dengan bayu belum tertutup.
'Sudah di buka?'
"Dalam perjalanan."
Ihsan mengulurkan tangannya kearah pintu, tidak ada niatan melihat layar intercome.
YOU ARE READING
[Badminton Atletes] Amar
Randomfajri, joting, rovin, baysan Kumpulan cerita Au nih.. Isinya kapal lokal favorite aku dan kalian semuaa.. Sebuah peringatan untuk pembaca, kehaluan kita jangan dibawa ke dunia mereka yaaa Mohon pengertiannya