04. Last, Tears

588 143 2
                                    

a story written by idewsmile

.

.

.











Kita tidak pernah tahu kemana arah kehidupan akan berjalan.

Kita hanyalah manusia biasa yang hidup mengikuti alur yang di buat oleh Tuhan.

Dalam hidup akan selalu terjadi sebuah pertemuan yang berujung perpisahan.

Kemudian aku menyadari bahwa tidak ada kebahagiaan yang benar-benar nyata.

Dan seumur hidupku, aku hanyalah seorang manusia yang berpura-pura bahagia.

— Kim Minjeong






.

.

.









HEALER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HEALER

“Bagaimana, kau suka? Bukankah sudah lama bagimu tidak menghirup udara luar seperti ini?” tanya Yoo Karina saat ia dan Minjeong tiba di taman rumah sakit Kwangya. Taman luas dengan suasana sejuk, pepohonan yang asri, rumput-rumput taman yang hijau serta beberapa tanaman bunga yang tumbuh.

Yoo Karina mendorong pelan kursi roda Minjeong, mereka berjalan di sekitaran taman. Karina berusaha mengajak Minjeong bicara dengan berbagai topik meskipun terkadang Minjeong tidak menjawabnya.

“Kau tahu? Hanya berjalan seperti ini, menikmati pemandangan indah, terkadang dapat membuat suasana hatimu menjadi lebih baik.” ujar Karina, ia menunjuk tanaman bunga mawar putih di sisinya. “Lihat bunga-bunga itu, mereka terlihat cantik bukan?”

“Biasa saja,” balas Minjeong dingin.

“Hei ayolah, bunga itu sangat cantik. Ah, tunggu sebentar,” ia memetik bunga itu lalu memberikannya pada Minjeong.

“Nah, lihat kan? Mawar putih ini, indah sekali.” kata Karina sembari tersenyum.

Wajah Kim Minjeong bersemu merah saat Karina memberikan bunga itu untuknya. Ia lantas buru-buru mengalihkan wajahnya.

“Lusa kau sudah mulai menjalani terapi, aku dokter yang akan menanganimu. Jadi kita akan sering bertemu, aku harap kau tidak bosan ya bertemu denganku.”

“Aku tahu, kakakku sudah mengatakannya.”

“Dengan menjalani terapi, aku yakin keadaan kakimu akan segera membaik,”

“Bukankah terapi itu percuma? Hanya membuang waktu, toh kau pernah bilang saat awal-awal jika kemungkinan untuk dapat berjalan kembali, sangatlah kecil.”

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang