Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEALER
Kim Yeoreum mengalami gangguan tidur sebulan terakhir.
Ia akan terbangun pada pertengahan malam dan tak bisa tidur sampai pagi, meringkuk di sudut tempat tidur sambil memeluk lututnya yang terlipat. Bahkan Yeoreum pernah tidak tidur selama dua puluh empat jam karena gelayut pikiran yang tak henti berayun di otaknya.
Dan tepat pukul tiga pagi hari itu. Ia membuka matanya saat suara decitan ban dan remuk besi mengaung ditelinganya, membuatnya seakan bisa mencium aroma besi pekat dan rintihan Kim Minjeong dengan tangan berlumuran darah terulur ke arahnya; meminta bantuan, meminta agar Yeoreum bangkit dan mengulurkan tangannya pada Minjeong yang tubuhnya terjepit menyedihkan.
Ingatan tentang peristiwa kecelakaan Kim Minjeong terulang kembali di dalam ingatannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yeoreum terbangun dengan nafas acak-acakan, pikirannya berputar, ia mengingat percakapannya dengan Minjeong dua bulan yang lalu saat mereka berdua diharuskan menghadiri pesta semi formal sekedar untuk bertukar sapa juga sekaligus mengenalkan Minjeong pada pria yang akan ditunangkan dengannya beberapa bulan lalu.
.
.
.
Flashback
"Disini kau rupanya." Ucap Minjeong sembari mengulurkan segelas Chivas Regal dengan empat puluh persen kadar alkohol yang dicintai Minjeong.
"Kau tahu aku tidak suka pesta seperti ini, kak." Ia mengenggam gelas tinggi ditangannya lalu menyesap vodka yang terasa mencakar tenggorokan.
"Aku sangat tahu," gumam Yeoreum. "Kau menikmati sepanjang pesta disini saja? Berdiri seorang diri di balkon dan hanya menatap kosong ke arah para tamu?" Yeoreum berdiri disampingMinjeong. Sikunya bertumpu pada pagar batu sebatas pinggang hingga ia sedikit membungkuk dan jari-jari panjangnya menggenggam botol Vodka.