Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepanjang perjalanan pulang usai mengunjungi makam Shin Ryujin, baik Karina maupun Minjeong hanya diam satu sama lain di dalam mobil. Karina fokus mengemudi, sedangkan Minjeong hanya diam menatap ke arah luar jendela mobil.
Karina melirik ke arah Minjeong sekilas, “Bagaimana? Sudah merasa lebih baik?”
Tentu saja tidak ada jawaban dari mulut Minjeong, gadis itu hanya diam enggan menjawab pertanyaan Karina.
Karina cukup mengerti bagaimana perasaan Minjeong sekarang, ia tidak memaksa Minjeong untuk banyak bicara. Namun di sisi lain ia merasa lega karena telah berhasil mewujudkan salah satu keinginan Minjeong, yakni mengunjungi makam Shin Ryujin.
Selama perjalanan pun Karina memikirkan berbagai cara untuk menghibur suasana hati Minjeong. Mengajak Minjeong bicara sepertinya tidak mempan, jadi Karina berpikir ia harus melakukan cara lain untuk menghibur Minjeong.
Kim Minjeong mengerutkan keningnya saat menatap papan jalan pada lampu lalu lintas yang baru saja mereka lewati.
“Tunggu, bukankah kita harus belok ke arah sana untuk kembali ke rumah sakit?” tanya Minjeong, menoleh menatap ke arah Karina.
“Kita tidak akan kembali ke rumah sakit terlebih dulu,“ jawab Karina.
“Lalu? Memangnya kita mau kemana?”
“Ke suatu tempat,”
“Huh? Dokter Yoo, aku ini masih seorang pasien di rumah sakit tempatmu bekerja. Aku bukan temanmu yang bisa kau ajak pergi kemana saja secara sembarangan,” ujar Minjeong, nada bicaranya meninggi.
“Aku sudah mendapat izin dari kakakmu,” sahut Karina.
“Aku tidak mau, ayo kita kembali ke rumah sakit sekarang.”
Karina mendecih, “Ck, sudahlah duduk saja dan diam, okay? Aku tidak akan menculikmu, kita hanya akan pergi ke suatu tempat sebentar.” ucap Karina tegas.
“Tapi aku—”
“Ssst, aku sedang mengemudi.”
Kim Minjeong menatap Karina kesal atas respon yang barusaja Karina berikan. Sementara Karina bersikap santai sambil tetap fokus mengemudi, mengabaikan Minjeong yang sedang menggerutu marah padanya.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.