41. Let Go

15 3 0
                                    

It's been a year.
Semalam aku menangis mengingat malam itu. Malam dimana salju turun begitu deras. Malam dimana air mataku juga mengalir begitu deras.

Pukul 12 malam itu.
Angin dingin menerpa tengkukku, menusuk ke tulangku. Mengeringkan air mataku.

Pukul 3 malam itu.
Mataku begitu berat hingga aku tak sanggup untuk tetap terjaga. Tapi aku berusaha. Tetap kubaca berpuluh - puluh ayat sebagai nyanyian pengantar tidur untuknya. Mengiringi tidur panjangnya.

Pukul 6 pagi itu.
Aku menahan isakku. Bedebah itu bilang aku harus menahan isakku. Jadi aku menahan isakku. Sendirian, tanpa seseorang pun disampingku.

Pukul 11 hari itu.
Semuanya perlahan berlalu. Berlalu.

Pukul 6 sore itu.
Satu hari telah berlalu. Tapi aku terus mencubit pipiku. Berharap semuanya hanya mimpi di siang hari dan aku bisa dengan tenang bangun dari tidur siangku. Namun, seberapa keras aku mecubit hatiku, kenyataan terus menghantam akal sehatku.

Pukul 6 lebih 38 pagi ini.
Setahun sudah ia pergi. Apapun yang kusesalkan, apapun yang ingin kuucapkan, kuharap hal - hal seperti itu beserta penyesalan yang tersisa juga ikut pergi.

Aku bukan melupakan, hanya mencoba untuk mengikhlaskan.

I am ready to let go.

6.44 am
4.12.18|Still Wishing There'll Be Better Days.

PERSONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang