(Time that I spent only for you)
Aku menyesal. Kalimat pertama yang keluar dari mulutku saat mengingat dirimu. Saat aku kembali mengingat waktu yang ketika itu sengaja kubuang percuma hanya untuk mengenang kamu.
Sekarang aku sangat lelah. Genangan itu meledak tak tentu arah. Ada yang di sofa, di taman, di halaman, dan di bawah rindang pepohonan. Tapi tidak di hatiku.
Sudah tidak ada lagi tempat untuk bedebah licik seperti kamu. Manusia yang jarang memanusiakan manusia. Manusia yang tega pada manusia yang lainnya. Manusia yang tidak pernah mencoba melihat kehidupan dari sudut pandang yang lainnya.
Apa kamu tahu? Sekarang, saat mengingatmu, bahkan suasana bisa menjadi mendadak pilu. Ya. Sebegitu buruk kenangan yang kau tinggalkan kepadaku. Aku bahkan lupa bahwa kita juga pernah berteman dengan bahagia.
Untuk saat ini, aku hanya akan mengikhlaskanmu pergi. Aku ingin sekali cepat-cepat melewati fase menyedihkan ini. Tapi, kutekankan sekali lagi, hidup ini untuk dinikmati, bukan?
Untuk selanjutnya, mungkin masih tersisa sedikit rasa. Tapi, pasti aku sudah mengikhlaskannya dan aku bisa berjumpa kembali denganmu tanpa sedikitpun rasa sakit di dada.
Kuharap, ini (bukan) benar-benar akhir dari semuanya.
08.22 am
03.06.18|Night.