Bab 7.

173 17 0
                                    

"Kapan lombanya, Tang?" tanya Devan.

"Setelah UAS," jawab Bintang.

"Tanggal?"

"Nggak tahu. Tunggu aja."

"UAS masih lama, kan?" tanya Arjun.

"Minggu depan, Jun," jawab Bima.

"Sumpah?!" Arjun tidak percaya.

Devan menimpali, "Iya. Kamu ngapain aja sampe jadwal UAS sendiri nggak tahu, hah?"

"Ngelindur aja sih. Mikirin cewe mulu. Sampe jadwal kegiatan sekolah aja nggak tahu," sahut Bintang. Suara tawa mereka pun terdengar kencang.

"Terserah, ah," jawab Arjun sebal.

"Udah, ayo ke kantin!" ajak Devan.

"Udah boleh? Kan belum istirahat," kata Arjun.

"Kan ngelindur lagi. Udah boleh lah, Jun. Kan biasanya selesai try out boleh jajan ke kantin. Mikirin apa, sih? Dari tadi ngelindur terus," ledek Bintang.

"Udah, udah. Ayo," ajak Bima seraya merangkul leher dan menarik tubuh Arjun.

Mereka berempat pergi ke kantin bersama. Saat di perjalanan menuju kantin, mereka berempat membicarakan tentang ranking satu try out.

"Eh menurut kalian yang ranking satu nanti siapa?" Bima memulai pembicaraan.

"Ya jelas Bintang lah. Siapa lagi," sahut Devan.

"Iya. Kalo gue jelas nggak," sahut Arjun.

"Lihat aja nanti. Mungkin bukan gue lagi," elak Bintang.

"Eh mau beli apa?" tanya Devan.

"Gue mau bakso," jawab Bima.

"Yaudah sana beli!" perintah Arjun.

"Ehm.... Sesekali traktir kita gitu. Itu makanannya enak-enak semua," ucap Bintang sambil melihat sekeliling.

"Yaudah. Kalian mau apa? Gue beliin," jawab Bima.

"Eh beneran, Bim?!" Semuanya bersemangat setelah mendengar kalimat Bima.

"Iya. Sebelum gue berubah pikiran loh," jawab Bima.

"Iya, iya."

Erin mengajak Bulan ke kantin untuk membeli air mineral. Dengan berat hati Bulan menemani Erin ke kantin. Sebenarnya Bulan tidak mau karena ia sedang membaca salah satu novel favoritnya.

"Mau beli apa kamu, Rin?"

"Beli air mineral. Lupa nggak bawa minum tadi."

"Oh."

Sesampainya di kantin, mata Bulan langsung tertuju pada segerombolan siswa laki-laki di salah satu bangku kantin. Dan tentu saja yang ia lihat adalah Bintang. Erin sudah membeli air mineral yang ia mau dan kini ia ingin kembali ke kelas.

"Dah, yuk balik," ajak Erin.

Bulan terdiam dan terus memandangi Bintang. Erin mengikuti arah pandangan Bulan lalu melihat Bulan kembali.

"Lihatin aja terus. Sampe Bintang nyadar kalo lo suka dia," ledek Erin.

"Apa, sih, Rin."

Devan menyadari bahwa Bintang dilihat terus-menerus oleh Bulan. Lalu ia memberi tahu teman-temannya.

"Eh, ada yang ngelihatin Bintang tuh," ucap Devan sambil menunjuk arah Bulan dengan dagunya.

"Siapa?" tanya Bintang.

Malam & Siang; Perbedaan yang MenyempurnakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang