Wali Paidi 14, Setelah cerita soal gus dur , wali paidi ngeloyor pergi, dia berjalan terus tanpa memperdulikan arah dan tujuan, berjalan terus sambil menikmati rokoknya, sudah berapa lama dan seberapa jauh wali paidi berjalan dia sendiri tidak tahu.
wali paidi seperti tidak sadar tiba2 saja hatinya dipenuhi dzikir dg Allah dan bersama Allah, wali paidi merasakan seakan-akan dia tidak berjalan diatas bumi, dia seperti terbang,tubuhnya ringan dan hatinya di penuhi kebahagiaan.
wali paidi baru tersadar ketika adzan subuh berkumandang, dan dilihatnya di depan ada sebuah masjid yg semuanya terbuat dari bambu, wali paidi berhenti sebentar, dilihatnya didalam masjid sudah banyak sekali orang.
ada yg pakai jubah, pakai serban ada juga yg pakai sarung dan berkopyah, ada juga yg memakai celana tp tetap juga pakai kopyah, yg membuat wali paidi kagum adalah didalam dan diluar masjid itu tidak ada lampu sama sekali, tapi masjid dan areal sekiarnya tampak terang benderang, tampak cahaya keluar dari para orang 2 yg berada di dalam masjid, cahaya mereka inilah yg menerangi seluruh masjid.
tanpa sadar wali paidi memandangi tangannya, apa dia ikut juga bercahaya, wali paidi kaget ternyata tangannya juga mengeluarkan cahaya, wali paidi meneruskan pandangannya, dan ternyata kakinya dan seluruh badannya juga bercahaya….
setelah sadar bahwa dirinya juga bercahaya, wali paidi mulai berani memasuki masjid dan ikut sholat berjamaah, wali paidi sholat di barisan paling belakang krn hanya di barisan ini ada tempat yg kosong sedang tempat yg lain sudah penuh, wali paidi melihat disela – sela tubuh para jamaah yg bercahaya seorang imam yg cahayanya sangat terang, sehingga wali paidi tidak bisa melihat wajahnya, tubuhnya dikelilingi cahaya yg sangat terang, wali paidi baru sekali ini merasakan sholat yg begitu indah dan sangat syahdu, suara imam yg begitu merdu, dan wali paidi seakan-akan diajak berjalan mengelilingi rahasia2 ayat – ayat Allah yg dibaca oleh sang imam sholat.
setelah mengucapkan salam dan selesei sholat wali paidi baru tersadar ternyata disampingnya ini ada orang yg sangat dikenalnya, mbah parmin seorang kusir bendi dikampungnya, ternyata mbah parmin ini tubuhnya juga bercahaya, sebelum wali paidi hilang dari rasa kagetnya , mbah parmin sudah berkata kepadanya
” paidi…tolong kalo nanti dirumah jangan bilang siapa-siapa tentang masalah ini”
“baik mbah..”jawab wali paidi meneruskan dzikirnya
sehabis dzikir baru wali paidi mulai ngobrol lagi dg mbah parmin
“mbah siapa yg ngimami sholat subuh ini” tanya wali paidi
“beliau baginda Nabi Muhammad” jawab mbah parmin
“dan dibarisan depan itu adalah wali2 qutb, dan dibarisan berikutnya wali2 yg derajatnya dibawah wali qutb, mereka berbaris sesuai tingkatannya, baik yg sudah meninggal maupun yg masih hidup, semuanya hadir disini,”mbah parmin meneruskan penjelasannya.
wali paidi tersenyum dan mbah parmin juga tersenyum karena mereka berdua sadar kalau berada dibarisan yg paling belakang, tidak lama kemudian acara dilanjutkan dg bersalam-salaman, sambil membaca sholawat, wali paidi bertemu guru mursyidnya dan wali2 yg selama ini cuma mendengar tentang ceritanya saja, wali paidi begitu bahagia karena bisa bersalaman dg para wali2 y selama ini sangat dicintainya dan dihormatinya, setelah acara bersalaman selesei, para wali pergi sendiri-sendiri dan tiba2 hilang entah kemana , tinggal wali paidi dan mbah parmin aja yg berada didalam masjid, setelah semua sudah pergi, baru wali paidi dan mbah parmin keluar dari masjid
“dimanakah ini mbah…”tanya wali paidi kepada mbah parmin
“di gunung pring magelang jawa tengah “jawab mbah parmin
wali paidi menoleh kebelakang , ternyata masjid itu sudah hilang
“udah di, aku pergi dulu yah, assalamuálaikum… “kata mbah parmin dan bersalaman dg wali paidi
mbah parmin berjalan disela-sela pepohonan dan lama-lama kelamaan hilang
“mbah…mbah..tunggu sebentar.”wali paidi memanggil mbah parmin tapi mbah parmin sudah hilang ditelan keheningan hutan belantara…
“wadoh mbah…aku sebenarnya mau pinjem duwit buat sangu pulang ..”wali paidi berkata sendiri
“terpaksa ngandol truck lagi ini…..wah..wah…” wali paidi dg tersenyum melangkah pergi juga…..
“selama ada rokok dan kopi gak masalah…syukur alhamdulillah “ucap wali paidi dg mengeluarkan rokok dari selipan kopyahnya lalu menyalakannya ….dan meneruskan perjalanannya
wali paidi tidak berani mencoba ilmu melipat bumi yg dimilikinya, karena wali paidi takut kesasar-kesasar seperti waktu itu wali paidi berjalan sambil mengenang kembali pertemuannya dg para wali juga baginda nabi barusan, walau paidi tidak dapat begitu jelas melihat wajah rosulullah, krn sangat terangnya nur cahaya tg terpancar dari tubuh rosulullah…
wali paidi masih ingat perkataan rosulullah ketika acara bersalam- salaman tadi,bahwa bala” atau adzab Allah akan diturun, para wali disuruh oleh baginda Nabi untuk bersiap-siap menerimanya sesuai dg tingkatannya…..
ketika bala’ atau adzab turun yg menanggung pertama kali adalah para wali2 Allah sesuai dg tingkatannya, semakin tinggi derajadnya semakin besar pula adzab yg ditanggungnya, para wali ini melakukan hal tersebut supaya ketika adzab itu sampai kepada umat manusia lainnya tinggal sedikit dan ringan, masya Allah betapa besar rasa cinta mereka kepada kita semua, kadang bala’ atau adzab Allah itu tidak sampai menimpa umat manusia karena sudah habis ditanggung para wali, kalau bala’ atau adzab Allah itu begitu besar dan luas maka
adzab itu baru menimpa manusia, dan bala’ atau adzab yg paling ringan yg diterima oleh umat manusia adalah “ndas ngelu gak ngerti sebabe” kepala pusing tidak tahu penyebabnya disertai dg perasaan sedih dan galau yg tidak tahu penyebabnya juga… tanpa terasa wali paidi sudah sampai dijalan raya dan dilihatnya ada sebuah truck yg melintas, wali paidi menyetop dan minta nunutan….. Sumber Facebook.com
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH WALI PAIDI 1 - 40 (Full Episode)
Mystery / ThrillerWali paidi adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dia anak terakhir, kakaknya yg pertama namanya sholeh dan sekarang dia jadi kiai di daerah Kediri, punya pondok salaf kecil, yg hanya ramai ketika bulan ramadlan, sudah menjadi budaya kalau bulan r...