Setelah mendapat banyak karunia di Malang, wali paidi kembali ke pondoknya, mbah kiai yg tahu kedatangan wali paidi merasa sangat senang, dan lansung menyuruh santri untuk memanggil wali paidi dan menghadap kepadanya. wali paidi yg mendengar titah gurunya itu lansung pergi ke ndalem ” assalamu alaikum…” ucap wali paidi ketika berada di depan ndalem
” wa alaikum salam…” jawab mbah kiai dari dalam wali paidi maju dan mencium tangan gurunya, tangan yg lembut dan wangi
” ayo duduk…” mbah kiai mempersilahkan wali paidi duduk
setelah duduk wali paidi melihat wajah gurunya ini, keyakinan wali paidi ini memang beda dg keyakinan para murid pada umumnya, kebanyakan para murid tidak berani menatap wajah gurunya ketika menghadap, karena hal tersebut bagi mereka termasuk tindakan yg kurang sopan, tapi pendapat wali paidi lain, dia lebih suka melihat wajah gurunya karena baginya melihat wajah orang sholeh adalah ibadah, dan tentu ada barokah didalamnya, keyakinan atau kedua pendapat ini sama benar, tinggal niatnya saja yg perlu ditata
wali paidi melihat wajah gurunya ini begitu bersinar dan begitu suci bersih, seakan-akan gurunya ini akan berpergian, teringat ini wali paidi lansung menangis sesunggukan… mbah kiai yg melihat wali paidi menangis hanya tersenyum saja, lalu beliau bilang kepada wali paidi
” apa yg kamu lihat dan yg kamu rasakan itu benar, aku memang akan pergi memenuhi panggilan Allah, waktunya sudah dekat, aku sebentar lagi akan meninggalkan dunia ini…” wali paidi tetap menunduk dan terus menangis, mbah kiai lalu berkata lagi
” nak, nanti malam pergilah kamu ke belakang pondok, setelah mencapai sungai duduklah disitu, tunggulah teman abah, belajarlah kamu kepadanya, dan yg penting kamu manut dan jangan banyak bertanya…” pesan mbah kiai
” inggih kiai….” jawab wali paidi
” apa yg kamu alami dimalang semuanya aku tahu, jadilah itu sebagai tonggak keimananmu, dan kamu sudah bertemu dg saudara-saudara seperjuanganmu, kelak kalau kamu bertemu mereka kembali sampaikan salamku kepada mereka..” mbah kiai lalu berdiri mendekati wali paidi, beliau menepuk-nepuk punggung wali paidi
” sekarang kembalilah ke pondok, nanti malam laksanakan apa yg aku perintahkan…” ucap mbah kiai lalu masuk ke ndalem
setelah mbah kiai sudah tidak terlihat wali paidi keluar dari ndalem, walau mbah kiai sudah tidak ada, wali paidi keluar ndalem tetap dengan membungkuk dan berjalan mundur
malam harinya wali paidi melaksanakan apa yg diperintahkan kiainya, dia berjalan menyusuri jalan setapak dibelakang pondok, setelah tiba disungai wali paidi duduk ditepian sungai, tiada henti hati wali paidi berdzikir, wali paidi merasakan semenjak dari malang hati wali paidi ini bisa berdzikir dg sendirinya
tidak lama kemudian datanglah sosok yg seumuran dg mbah kiai mendekati wali paidi wali paidi melihat pancaran sinar wajah orang ini sama persis dg pancaran wajah mbah kiai
” aku teman gurumu, aku adalah khidir dan mulai saat ini aku akan mengajarimu….” ucap khidir lansung ke pokoknya
” inggih….” ucap wali paidi
” ayo ikut aku…” ucap nabi khidir lalu berjalan pergi wali paidi mengikuti dari belakang, wali paidi tidak banyak bertanya sesuai perintah gurunya, dia hanya manut saja, pasrah bongkoan
nabi khidir baru berhenti ketika didepannya ada gazebo ( rumah bambu dg atap ilalang ) yg begitu indah, gazebo ini terlihat kokoh dan futuristik, didepannya ada taman kecil, dan disekitar gazebo terbentang hamparan rumput hijau yg asri, tempat ini seperti villa mahal didaerah pegunungan
” masuklah, tempat wudlu dan kamar mandinya ada dibelakang..” ucap nabi khidir,
dan tidak lama kemudian adzan subuh berkumandang, wali paidi pergi kebelakang mandi, berwudlu kemudian sholat jamaah dg nabi khidir
setelah sholat, wali paidi duduk diteras gazebo didepannya duduk dg berwibawa nabiyullah khidir as
” aku akan mengajarimu ilmu syareat dan ilmu hakekat, aku akan memanjangkan waktu buatmu, satu hari didunia sama dengan satu tahun kamu bersamaku….” kata nabi khidir
sejak itu wali paidi belajar kepada nabi khidir tentang berbagai ilmu, mulai shorof, nahwu, fiqih, balagoh mantiq dll, khusus ilmu tauhid nabi khidir mengajarnya dua hari, rabu dan kamis, sedang ilmu hakikat diajarkan disela2 pelajaran ilmu syareat untuk ilmu ini tdk terjadwal, mengalir begitu saja tidak terasa 10 tahun sudah wali paidi belajar kepada nabi khidir, wali padi sekarang sudah menguasai berbagai macam ilmu dan sangat mahir
” sekarang sudah saatnya kamu kembali, ingat pesanku ini, ilmumu itu tdk dapat kau pamer2kan, apa yg aku ajarkan beda dg apa yg kamu terima dipondok, ilmu yg aku ajarkan kepadamu hanya akan keluar ketika dibutuhkan, ilmu itu aku taruh dihatimu” kata nabi khidir kepada wali paidi sehabis sholat isya’ berjamaah
” inggih…” ucap wali paidi
” nanti kamu jgn kaget, karena waktu yg kamu habiskan disini selama 10 tahun, sama dg 10 hari ketika kamu dipondok” ucap nabi khidir
hari itu juga nabi khidir mengantarkan wali paidi ketempat pertama kali mereka bertemu, setelah menyampaikan pesan2, nabi khidir pergi meninggalkan wali paidi wali paidi masuk pondok tepat adzan subuh berkumandang, sejak saat itu wali paidi seakan mempunyai ilmu laduni, para santri mengira seperti itu karena wali paidi hanya pergi 10 hari tapi setelah kembali ilmunya menjadi begitu luar biasa….. padahal ilmu yg didapat oleh wali paidi diperoleh dg rajin belajar selama 10 tahun
tdk lama kemudian mbah kiai memang benar2 pergi meninggalkan dunia ini menghadap sang ilahi, berita tentang kematian mbah kiai tidak begitu menggemparkan, karena mbah kiai bukan kiai terkenal, prosesi pemakaman biasa saja, hanya para santri dan tetangga sekitar, tapi ada yg unik ketika prosesi pemakaman dilakukan, ada puluhan orang tak dikenal berdiri mengitari makam, ada yg berjubah dan bersorban, ada yg berjas dan berdasi ada juga berpenampilan seperti gelandangan
setelah prosesi pemakaman selesei, ada sosok yg sangat akrab menghampiri wali paidi, sosok nabiyullah khidir
” mereka yg hadir yg tidak dikenal orang disini adalah teman mbah kiaimu, mereka semua ini waliyullah, dan aku bersama mereka telah sepakat menunjuk kamu sebagai ganti dari gurumu, ” kata nabi khidir wali paidi tertegun tidak bisa berkata-kata,
lalu nabi khidir berkata lagi kepadanya ” kamu sekarang menjadi WALI BADAL (wali pengganti )”
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH WALI PAIDI 1 - 40 (Full Episode)
Gizem / GerilimWali paidi adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dia anak terakhir, kakaknya yg pertama namanya sholeh dan sekarang dia jadi kiai di daerah Kediri, punya pondok salaf kecil, yg hanya ramai ketika bulan ramadlan, sudah menjadi budaya kalau bulan r...