"Jieun?"
Suara berat itu mengusik indera pendengaran jieun, suara yang khas dan tidak asing lagi baginya. Ditolehkan wajahnya pada sumber suara, ia menatap jemari besar yang berada dibahu dan senyuman khas jieun pun seketika melebar.
"Luhan Oppa?"
Jieun bahkan tak percaya apa yang dilihatnya kini, pria yang didepannya ini hanya menggaruk kepalanya
"Iya ini aku bodoh!"
"Ckk, kau selalu saja memanggilku bodoh sejak dulu lu"
"Ahh aku bahkan masih mengingat masa masa itu, aku juga mengingat bahwa kau menyukai ku. Aku juga menyukai mu tapi yah bagaimana lagi orang tua kita tak merestui" gurau luhan tapi memang benar dulu jieun menyukai seniornya ini, hanya sekedar kagum sih tapi oleh semua temannya malah dijadikan bahan pembicaraan juga hal itu menjadi terkenal, terlebih dahulu luhan memang selalu memperlihatkan kekhawatiran, kepedulian pada jieun padahal luhan hanya menganggap jieun adiknya dan jieun tau itu meskipun ada rasa kecewa dihati jieun, jieun harus menerimanya.
Jieun terkekeh pelan "Aku merindukanmu lu"
"Aku juga" luhan pun sedikit terkekeh dan hanya memeluk jieun sebentar
"Hei jieun sudah jangan menangis, Yang lainnya juga ada disini kau mau menemui mereka?" tanya luhan
"Yang lainnya?"
"Kau tahulah, mark, seongwoo, jimin, eunha dkk" jelas luhan, jieun terdiam sebentar mengingat dia kesini bersama sang suami tapi ia juga melihat bahwa Taehyung sedang fokus mengobrol bersama seorang gadis. Jadi tak apa kan jika ia bertemu temannya dahulu.
"Benarkah??"
"Ya, lupakan masa lalu dulu jie, apa kamu tak mau menemui keponakan tampanmu sebentar?!" kedua bola mata jieun membulat dengan sempurna setelah ia mencerna ucapan luhan dan sekarang ia mengerti.
"Apa dilraba noona sudah melahirkan?" tanya jieun diberi anggukan mantap oleh luhan dan mereka pun berjalan ke arah sekerumpulan pria pria tampan dan gadis gadis cantik sedang bercanda gurau berada dan tak lupa disana berada satu bayi kecil yang tak lain anak luhan --nami
"Anak anak! Lihatlah aku membawa siapa?" seru luhan mereka yang dipanggil pun menoleh dan seketika semuanya berteriak histeris juga menatap takjub kearah jieun dengan semua perubahannya.
"Hai semuanya" sapa jieun dengan senyuman yang sudah lama tak mereka dapat
"Putri kecil kita rupanya sudah menjadi Queen sekarang" seru mark
"Aku merindukanmu jie" ucap seongwoo lalu melebarkan tangannya hendak memeluk jieun tapi jieun ditarik oleh jimin dan seketika yang dipeluk seongwoo adalah luhan
"Akupun ong" ujar luhan jijik
"Hahahhaha" seketika gelak tawa dari semua yang ada disana keluar dengan satu kepalan tangan mark tuan seolah mengisyaratkan pada seongwoo yaitu 'ingin mendapat satu pukulan lagi ya?' tapi itu malah mendapatkan suasana yang bertambah riang.
Mata jieun perlahan menyorot satu persatu teman temannya yang sekarang sedang memamerkan semua deretan gigi putih mereka. Apa yang dipikiran jieun sekarang adalah sepertinya semuanya tetap sama seperti dahulu meskipun ada pertanyaan, permasalahan dan perbincangan fokus sekalipun kekonyolan mereka tetap ada. Sorot mata jieun terhenti pada satu mata yang kini sedang menatapnya juga Mark Tuan beradu pandang, itulah yang ditakutkan jieun.
"Kau tahu jie, aku bahkan sampai tak bisa mengenalimu" ujar jimin mengawali pembicaraan
"Tentu saja jieun itu sekarang banyak berubah" ucap eunha menimpali dengan satu senyuman khas nya
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE ♨
FanfictionJangan menilai orang lain dari satu sudutnya saja, tapi lihatlah secara keseluruhan. karena satu sudut pandangan belum tentu menggambarkan orang tersebut.