Koco Papat : Mengubah Pandangan

117 22 27
                                    

Mengubah Pandangan

Merasa hebat bukanlah hal yang harus dibanggakan. Hebat bukan berarti harus semena-mena. Mempunyai kekuatan dan kepercayaan haruslah di jaga. Rendah hati dan menolong sesama adalah kuncinya.

Karena seiring bertumbuhnya kekutan besar akan tumbuh tanggungjawab yang besar pula. Kebencian, ketakutan, dan memandang dengan sebelah mata akan menghalangi niatan itu.

Menganggap itu semua hal yang aneh. Namun, keanehan bukanlah hal yang harus dikucilkan, di benci dan di takuti. Terkadang hal aneh bisa menjadi hal yang menakjubkan, hebat, dan keren.

Terkadang keanehan akan mendatangkan kekaguman bagi diri sendiri bahkan orang lain. Orang-orang seperti itu baru akan mengerti setelah orang aneh itu memberi kebaikan yang tulus padanya.

Mereka juga menganggap Indigo adalah orang aneh, manusia yang dikutuk. Jangan melihat orang dari kulit luarnya namun lihatlah dari dalam dirinya. Ya... mereka menilai dari keanehan bukan dari tujuan dari Si aneh itu.

Orang yang memiliki indra ke enam termasuk Indigo, sebenarnya adalah orang-orang terpilih. Mereka adalah orang-orang spesial. Orang dengan hati yang tinggi, hati yang baik. Tergantung dari niatan mereka.

Namun yang jelas, hati Akio tidak akan berubah. Akio akan menghilangkan keanehan dari pandangan mereka. Menebarkan kebaikan pada semua orang. Karena kekuatan Akio adalah sebuah kepercayaan.

...

Setelah kejadian penyerangan itu, kepala sekolah memanggil polisi untuk menangkap mereka. Akio, Kak Nagas dan juga Raisa mendapat penghargaan dari sekolah dan kepolisian.

"Bukan, bukan ini yang aku inginkan! Aku hanya butuh untuk di anggap, kami semua, para Indigo." Kata Akio keras dalam hati.

Keberadaan para Indigo memang kurang di anggap. Bahkan setelah kejadian penyerangan itu, dan mereka pun tahu siapa Akio yang sebenarnya, mereka pun menjauhinya.

Mereka menganggap seorang Indigo adalah momok yang menakutkan.

"Entah apa yang mereka pikirkan, yang jelas aku tidak seperti itu!" Batin Akio lagi.

Namun, Akio selalu mengingat apa yang kakeknya ajarkan kepadanya.

"Indigo adalah suatu anugrah. Indigo adalah keistimewaan, kekuatan besar yang harus di kendalikan dan digunakan untuk kebaikan. Ingatlah itu baik-baik, Akio!"

Dari ucapan kakeknya itulah, Akio masih ingin membantu mereka. Mereka yang menganggap para Indigo adalah momok menakutkan.

Meskipun Akio dianggap seperti itu, dia masih ingin menolong. Karena Akio ingin mengubah anggapan mereka itu.

Polisi pun datang untuk menangkap penjahat itu. Akio melihat ke arah penjahat itu dimasukan ke dalam mobil.

Namun, ada yang aneh tatapan mereka. Mata mereka berubah menjadi hitam pekat. Tatapan itu seperti mengisyaratkan kepada Akio akan pembalasan dendam.

"Apa itu tadi?" Akio pun kaget dan penasaran.

Polisi pun pergi membawa penjahat-penjahat itu setelah meminta keterangan Kepala Sekolah dan Kak Nagas.

MATA-INDIGO Bangkitnya Kegelapan (Lanjut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang