Koco Siji : Masa Lalu

188 27 17
                                    

Masa Lalu

"Saatnya untuk pergi."

Dalam kegelapan awan yang di barengi petir, Sanjaya dan istrinya pergi meninggalkan pintu itu, meniggalkan Akio dan Nagas yang berdiri melihat ke dua orangtuanya itu pergi.

Mereka pergi untuk menghentikan Raja Kegelapan. Menyegelnya.

Tempatnya berada di Alas Purwo, sebuah tempat prayangan (dunia makhluk halus tak kasat mata), sebuah hutan yang sangat lebat dan luas yang terletak di Banyuwangi, berada di paling utara pulau Jawa. Namun, prayangan Alas Purwo adalah sebuah lembah hijau yang luas sejauh mata memandang dengan dikelilingi perbukitan.

Lima belas tahun yang lalu, Raja Kegelapan yang lebih dulu di segel oleh keturunan Indigo dari raja-raja terdahulu, tiba-tiba muncul kembali dan menyerang tanah Jawa.

Berabad-abad sudah, Raja Kegelapan terbelenggu tebalnya batu-batu candi, dimana candi itu mungkin tidak bisa terlihat oleh sembarang orang karena keberadaannya memang disembunyikan menghindari supaya Raja Kegelapan tetap tersegel disana.

Konon ceritanya, tempat candi untuk menyegel Raja Kegelapan adalah candi yang saat ini menjadi ikon sekaligus menjadi situs warisan budaya oleh UNESCO, berada di Jawa Tengah yaitu Borobudur. Namun, tempatnya bukanlah Borobudur yang saat ini, melainkan Borobudur sebelum dipindahkan atau digeser oleh para prewangan (makhluk halus peliharaan) yang tidak kasat mata dan berada di prayangan jauh di bawah Candi Borobudur.

Namun, saat itu Raja Kegelapan bangkit lagi.

Bangkitnya Raja Kegelapan berarti mala petaka bagi seluruh penjuru Nusantara. Raja Kegelapan memiliki ambisi untuk menguasai seluruh kekuasan kerajaan-kerajaan bahkan dunia. Dia ingin menjadikan dirinya sebagai penguasa tertinggi dan satu-satunya raja.

Namun, tidak habis pikir, mengapa Raja Kegelapan bangkit kembali sedangkan, kerajaan-kerajaan di Nusantara telah tidak ada lagi berabad-abad yang lalu? Atau mungkin, ambisi Raja Kegelapan masih berlanjut atau sudah berubah? Setidaknya, begitulah pikir Sanjaya.

...

Kekuatan Indigo memang sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan kuno berabad-abad lalu. Bahkan, sebagai tanda bahwa telah tingginya seorang pendekar menguasai ilmu kanuragan. Kekuatan itu digunakan para raja-raja zaman dulu untuk saling merebut kekuasan satu sama lain dan saling menjatuhkan. Bahkan, kekuatan itu digunakan untuk saling membunuh antar saudara di satu kerajaan yang masih ada hubungan darah dan pada akhirnya terjadi perang saudara.

Selain ilmu kanuragan, para raja zaman dulu juga menggunakan makhluk ataupun hewan dari prayangan, yang mungkin kini lebih dikenal dengan makhluk-makhluk mitologi. Pusaka-pusaka yang sakti mandraguna seperti Keris Mpu Gandring yang terkenal pada masa kerajaan Singhasari yang digunakan oleh Ken Arok untuk membunuh seorang Akuwu (bupati) Tumapel, bernama Tunggul Ametung demi merebut istrinya yang bernama Ken Dedes dan sekaligus merebut kekuasaan di Tumapel.

Namun, sekarang ini Indigo hanyalah orang dengan kemampuan untuk merasakan dan melihat hal-hal yang tidak kasat mata seperti hantu dan tempat tempat yang tak terlihat seperti kota atau desa hantu saja.

...

Sanjaya, sebagai keturunan dari salah satu raja yang sangat berkuasa dan memiliki ilmu kanuragan yang sangat hebat, bertanggung jawab untuk menyegel Raja Kegelapan kembali. Selain ilmu kanuragan, Sanjaya juga seorang keturunan Indigo Mata-Merah.

MATA-INDIGO Bangkitnya Kegelapan (Lanjut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang