Koco Wolu : Tokoh Utama

40 8 19
                                    

Tokoh Utama

"Kau... Indigo?!"

Semua penjaga telah mengepungnya, menyisakan dua penjaga untuk melindungi Sang Raja. Tombak-tombak yang mereka genggam, mengarah langsung ke tubuh Akio yang berdiri tepat di tengah. Mereka siap menyerang.

Akio hanya berdiri saja, memasang kuda-kuda yang tak begitu menjurus. Dia menunggu dengan kemungkinan serangan tiba-tiba. Matanya telah aktif.

Namun entah kenapa, para penjaga itu seakan enggan menyerang Akio. Apa mungkin mereka takut setelah melihat Mata-Merah itu? Setidaknya begitulah yang ada di benak Akio.

Ketakutan mereka tergambar begitu jelas. Tubuh mereka bergetar. Kaki mereka bergoyang menghasilkan bunyi besi beradu dari zirah mereka. Tombak mereka meliyak-liyuk. Dan yang paling jelas adalah tatapan mereka, tatapan yang menandakan ketakutan luar biasa.

"Kalian... Kenapa menatapku seperti itu?!" Akio tertunduk. Merasakan hal yang begitu mendalam. Tatapan itu seperti hinaan ataupun cacian baginya

Lalu tiba-tiba Akio terlihat begitu marah setelah melihat tatapan mereka kepadanya, mengangkat kepalanya dan membuat ekspresi yang penuh dengan amarah, "Jangan menatapku seperti itu!!"

Melihat ekspresinya itu, para penjaga semakin ketakutan.

Akio berada dalam puncak kemarahan dan berniat menghabisi mereka semua. Dengan kekuatan yang ia miliki, akan mudah menghabisi mereka dengan sekejap.

Tapi, ada yang mengganjal pikiran Akio saat ini, "Tenanglah, Akio! Jangan terpancing emosimu!" Akio sedang bergelut dengan batin dan pikirannya sendiri.

"Pikirkan...! Kalau aku sampai menyerang mereka, yang ada malah menambah masalah saja. Memang mudah mengalahkan kroco-kroco ini, namun ada hal yang lebih penting yang harus aku lakukan. Yaitu kembali ke tubuh asliku." Pikirnya.

"Lebih baik aku keluar dari sini dan mencari cara untuk kembali ke tubuhku."

Dengan mengalahkan emosinya itu, Akio bermaksud untuk keluar dengan caranya. Dia sedang mencoba mencari celah dengan tanpa melukai para penjaga itu.

"Akan sulit keluar dari sini tanpa melukai mereka. Tapi, hanya ada satu cara."  Batinnya menemukan satu cara yang mungkin bisa mengeluarkannya.

"Kalian...! Kenapa tidak menyerang ku?! Atau jangan-jangan kalian takut denganku?!" Kata Akio meremehkan.

"A-apa?!" Salah satu penjaga mulai tersulut amarahnya.

"Terpancing juga mereka..."

Semua penjaga terpancing amarahnya dan kini bersiap menyerang Akio. Tak ada lagi rasa takut.

"Akan ku habisi kau, bocah tengik!!" Mereka semua siap menyerang Akio.

Diarahkannya serentak tombak-tombak mereka lurus melingkar dan mengelilingi tubuh Akio. Sedangkan Akio sudah bersiap dengan kuda-kudanya.

Tanpa menunggu aba-aba, mereka tersenyum sadis, menusuk lurus kompak. Dengan ini Akio tidak akan mungkin bisa selamat.

"Hahahaha.... Habis kau, bocah!!"

Sang Raja pun terlihat tegang begitupun paman Musi yang sedari tadi hanya menonton tidak bisa berbuat apa-apa. Terlintas dalam benak paman Musi untuk membantu Akio, namun dia juga tidak bisa melanggar perintah Sang Raja. Mereka tak melepaskan pandangan mereka sedikitpun dari perkelahian itu.

Para penjaga sangat percaya diri, tersenyum yakin bisa menghabisi Akio.

Namun, Akio malah bersikap tenang meski dia terlihat berkonsentrasi. Melakukan kuda-kuda depan disusul pernafasan. Dia bersiap melakukan sesuatu.

MATA-INDIGO Bangkitnya Kegelapan (Lanjut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang