starting from minimarket.

531 47 2
                                    

"posisi jarimu harus seperti ini, lalu seperti ini. paham?" namja manis dengan surai hitam itu tersenyum tipis saat mendapatkan anggukan dari anak didiknya. dirinya terus memperhatikkan jari-jari mungil itu saat memencet tuts piano, sesekali dirinya membetulkan posisi jari anak didiknya itu yang salah.

min yoongi; namja pucat berumur 21 tahun, berprofesi sebagai guru les piano private sejak umurnya 19 tahun. bakat bermain piano mendiang ayahnya menurun kepadanya, dia manfaatkan bakat itu untuk mencari uang untuk dirinya sendiri dan membantu ibunya.

dirinya tidak pernah berniat untuk mencari pasangan, karena dia pikir mencari pasangan hanya membuang-buang waktu. jadi, lebih baik dia fokus mencari uang dan melupakan hal tentang cinta.





"sudah bagus, hanya tinggal dilatih lagi saja. jangan lupa hapalkan lagu yang telah oppa beri ya," yoongi tersenyum saat mendapatkan anggukan semangat dari anak didiknya, dirinya pamit pulang setelah jam mengajarnya selesai.




yoongi pergi ke minimarket untuk membeli beberapa makanan sebelum pulang, mengingat stok makanan di apartemennya hampir menipis, dan cemilan wooju ㅡadiknya, yang sudah habis.

"totalnya menjadi 70 ribu, tuan," yoongi merogoh saku celananya dan mengambil dompet. dibukanya dompet itu, namun dia hanya menemukkan 1 lembar uang 50 ribu.

"bisakah saya menyingkirkan yang ini? uang sayaㅡ" ucapannya terpotong. yoongi mendongak dan mendapati namja dengan surai abu-abunya memberikkan selembaran uang 100 ribu.

"saya bayar belanjaan saya dan belanjaannya. kembaliannya ambil saja," namja itu pergi setelah memberikkan uangnya dan melirik yoongi. yoongi hanya berkedip bingung dan mengambil belanjaannya. ia sedikit berlari untuk menyusul namja itu.

hey, bukan untuk apa-apa, yoongi hanya ingin berterima kasih. walaupun yoongi orang yang terlalu malas untuk berterima kasih, tapi ya kenapa tidak?

"eum.. anu," yoongi menepuk bahu namja dengan surai abu-abu itu, namja itu menatap yoongi dengan tatapan bertanya. yoongi yang ditatap seperti itu hanya bisa menundukkan kepalanyaㅡmenjauhi tatapan intens itu ditambah menyembunyikkan rona merah di kedua pipinya.

"makasih untuk yang tadi, saya berhutang kepada anda," namja itu hanya tersenyum dan menggeleng.

"tidak apa, tidak usah berterima kasih," yoongi mengangguk pelan.

"kamu mau kemana? biar saya antarkan," yoongi mendongak menatap wajah namja itu.

tampan. satu kata yang terlintas di pikiran yoongi.

"ahh, saya akan pulang sepertinya. tidak apa, saya akan pulang dengan bus saja. lagipula saya takut merepotkan anda."

"tidak apa, lagipula tadi saya lewat halte bus, sedang penuh. biar saya antar saja, bagaimana?" yoongi berpikir sebentar. boleh juga, untuk menghemat uang pula.

"apa saya tidak merepotkan?" namja itu hanya menggeleng sebagai jawaban dan mengajak yoongi ke parkiran minimarket. yoongi memasuki mobil mewah namja itu dan menyimpan belanjaannya di jok belakang mobil.

suasana dimobil begitu canggung. bagaimana tidak? mereka berdua hanya orang asing, bahkan mereka belum saling mengenali diri sendiri.

"ngomong-ngomong, namaku park jimin. panggil saja jimin," yoongi mengalihkan tatapannya ke jimin. ia mengangguk dan senyum tipis.

"namaku yoongi, min yoongi."

"ahh, nama yang cantik."

yoongi menundukkan kepalanya; berusaha menyembunyikkan semburat merah yang menjalar di kedua pipinya.

yoongi menatap jas hitam yang berada di jok belakang. jasnya kelihatan sangat mahal, yoongi tebak jika namja ini adalah seorang ceo yang kaya raya, "apa kau seorang ceo, jimin?" jimin yang fokus menyetir melirik sebentar ke yoongi dan mengangguk.

yoongi hanya menggumamkan 'oh', sekarang matanya kembali menatap pemandangan dari jendela mobil.

.

.

.

.

.

yoongi keluar dari mobil dan membungkuk kepada jimin.

"terima kasih atas tumpangannya, saya sangat berterima kasih," jimin tersenyumㅡyang sialnya membuat dia berlipat kali terlihat lebih tampan, dan mengangguk.

"tidak masalah, kalau begitu saya duluan," yoongi mengangguk dan tersenyum tipis. ia masuk ke dalam apartemen setelah mobil jimin menghilang dari penglihatannya.








"hyung pulang!" wooju yang sedang menggambar langsung menghambur ke dalam pelukkan yoongi.

"hyung bawa es krim, wooju mau?" wooju mengangguk semangat dan menampilkan senyumnya, "tentu mau! gomawo, hyung!" yoongi tersenyum menanggapinya dan melangkah ke dalam kamarnya.

dikamarnya, pikiran yoongi terus tertuju kepada park jimin. entah mengapa, sepertinya jimin terlalu menarik dan menyenangkan untuk yoongi pikirkan. pipi yoongi terkadang menampilkan rona merah saat memikirkan perkataan jimin yang mengatakkan bahwa namanya cantik.








entahlah apa yang terjadi kepada yoongi, ia sendiripun tidak tahu.

.
.
;

hai gais!
bagaimana part kedua ini? comment ya, hehe.
awal-awal masih garing emang, nanti mau dibuat ngefeel kalo udah part pertengahan ampe akhir.
makasih buat yg udh support, aylafyu~
see u next chapt!

xoxo,
malt♡


[✔] REWRITE THE STARS -pjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang