sudah terhitung dua tahun lamanya mereka memasang status sebagai suami-suami.
dan dua tahun ini pula yoongi telah mengganti marganya menjadi park yoongi.
pertengkaran? tentu pasti ada, namun hanya berlangsung selama beberapa menit saja, setelahnya mereka kembali berdamai.
percayalah, semua orang pasti ingin mempunyai kehidupan seperti kelurga kecil park ini.
yoongi memegang secangkir latte, matanya memandang pemandangan hamparan pantai dari balkon kamarnya.
dia mengusap perutnya yang rata dan tersenyum kecil.
ia tidak sabar sesosok makhluk mungil yang berada di kandungannya sekarang keluar.
ia tidak sabar untuk menggendong makhluk ituㅡdan tentu saja tidak sabar untuk dipanggil 'mama'.
"selamat pagi?" yoongi tersentak saat sepasang lengan kekar melingkar diperutnya. yoongi tersenyum dan mengusap lengan itu dengan lembut.
"pagi," jimin terkekeh dan mencium pipi kanan yoongi. ia mengusap perut rata yoongi yang sudah sedikit mengeras dengan pelan.
ia sangat senang saat yoongi dinyatakan positif hamil, dan ia akan menjadi ayah.
jimin membalikan tubuh yoongi agar menghadap kepadanya, sedikit merunduk untuk mencium perut itu, "papa tidak sabar kamu lahir, aegi."
yoongi tersenyum dan memeluk leher jimin saat jimin kembali merangkul pinggangnya, "kamu akan menjadi ayah, jim. dan aku akan menjadi ibu!"
jimin terkekeh dan mengecup bibir cherry istrinya itu. mencubit pipi yoongi karena gemas dengan keantusiasan yoongi untuk menjadi seorang ibu.
"tentu saja, sayang. aku yakin kamu akan menjadi ibu yang baik untuk aegi."
"dan aku yakin kamu akan menjadi ayah yang baik untuk aegi."
keduanya terkekeh dan kembali terlarut dengan pemandangan pantai di pagi hari.
dengan posisi jimin memeluk yoongi dari belakang, sesekali tangannya mengusap perut yoongi dan bibirnya mengecup halus tengkuk yoongi.
yoongi sangat bersyukur dengan kehidupannya sekarang, dia telah menemukan orang yang ia cintai dan tentu saja orang dapat ia percaya dapat selalu membahagiakan yoongi.
"yoon," yoongi hanya menggumam sebagai jawaban.
"kita tidak perlu mengubah takdir, kan? jika takdir sudah mengatakan kalau kau diciptakan untukku, dan sebaliknya."
yoongi tersenyum tipis dan mengangguk.
"tanpa mengubah takdir pun, aku tahu kalau kau diciptakan hanya untukku, untuk menjadi milikku, seorang," yoongi tersipu saat mendengarnya.
jimin terkekeh pelan dan beralih mencium tengkuk hingga bahu yoongi. sedikit menggigitnya untuk memberikan ruam merah pudarㅡmemberi tanda kalau yoongi hanya miliknya seorang.
"aku tidak akan pernah melepaskanmu, min yoongi. begitupula kau, jangan pernah meninggalkan aku, arraseo?"
yoongi mengangguk lucu, "arraseo!"
mereka kembali sibuk dengan dunianya sendiri, masih dengan posisi yang sama.
perkataan jimin benar, tanpa harus mengubah takdir pun mereka sudah ditakdirkan untuk bersama.
tidak perlu mengubah takdir agar bisa bersama, jika takdir mengatakan iya. tapi jika takdir mengatakan tidak, maka tidak usah mengubah takdir.
karena cinta yang tulus itu berasal dari hati yang paling dalam, bukan takdir.
.
.
;
END!
[29/12/18]
thanks yang udah support malt dari awal sampe akhir, malt sangat berterima kasih!
karena tanpa support kalian malt gamungkin bisa nyelesain ff ini
dan sumpah ini selese dengan tidak elitnya, endingnya ngaco parah :")
mianhae klo kurang nge feel, huaaa
mau sequel gak nih?
gak janji ya gengs, hehexoxo,
malt♡
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] REWRITE THE STARS -pjm x myg
Fanfic[COMPLETED] "yoongi-ah, bagaimana jika kita mengubah takdir?" -pjm. "tidak ada satupun orang yang bisa mengubah takdir." -myg.