[3] he cruel, o cruel

259 35 0
                                    

Tangannya menarik-narik asal agar keluar dari jeratan tambang, tapi usahanya tidak membuahkan hasil sama sekali, justru ia menyadari kalau itu akan memperburuk keadaan. Terkekeh manis, bibir mengucap halus, "Betapa manisnya dirimu, oh, Kim Seokjin."

"Oh ya, tentu, kupikir bakal ada chaos jikalau aku mencurimu kesini, nyatanya tidak juga ya?"

"I told you many times, didn't I?"

"Mmhmm, you talk a lot," Seokjin mendorong pundak gadis itu lembut yang disambut kekehan kecil serta suara gemerisik ranting pohon yang semakin nyaring. "Kau ini... dicampakkan?"

"Benar. Kau tahu aku ini dicampakkan, changing your mind, maybe Sir?"

"Tidak sekalipun," dia memamerkan senyum khasnya, mendorong tubuh gadis dihadapannya lagi hingga kakinya tak menyentuh tanah pijakkannya. Sempat tercekat nafasnya sendiri, ya tentu saja menjadi bagian ekspetasi Seokjin, karena setangguh apapun dirimu jika berurusan dengan kematian, tetap saja jiwa akan bergetar. "Any last words?"

Irisnya bergetar, air matanya muncul di pelupuk matanya tetapi gadis itu meloloskan tawaan kecil. "O, oh ya Tuhan, aku akan mati sebentar lagi. Di gantung di rantingan pohon dekat jurang, kau rajin juga, tidak ada yang akan menemukan mayatku disini. Motherfucker bastard, Kim Seokjin."

"Itu aku."

"Hei, ini benar mengerikan."

"Aku tahu."

"Let out the fucking gun and shoot me, fucker!" Gadis itu berteriak lantang, yah, teriakan frustasi, Seokjin bilang. "Aku takut, sialan! Ayo tembak kepalaku, a-aku tidak tahan lagi." desisnya.

Seokjin mengeluarkan senapannya. Namun bukan kepalanya yang diletuskan, melainkan tali tambang yang mengikat di ranting pohon.

Ah, suara vokal yang memantul hampir memekakkan rungunya.

bad, bad, byeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang