HARAPAN.

49 17 0
                                    

Aku selalu berfikir, apa aku dan dia bisa benar benar berkenalan? Apa aku bisa mengetahui lebih banyak tentangnya? Apa kita bisa lebih dekat?

Kita?

Sejak kapan? ku rasa, kesalahan jika aku menuliskan kata kita. Karena pada dasarnya memang tidak ada kata kita. Yang ada hanyalah aku, dan perasaanku, yang berharap terlalu banyak kepadanya. Yang bahkan tidak mengetahui bahwa di sudut bagian terkecil bumi, ada seorang wanita yang selalu memimpikan nya hampir setiap malam, menatap nya dari kejauhan, dan berharap tanpa berani berkata kata.

Salah..

Hal yang sering disalah artikan selama ini adalah perasaan yang terlalu berharap pada manusia!

***


Kriiiiiiiing...
Kriiiiiiiiing......
Kriiiiiiiiiing........

"Yesssss... ssss...ssssss......" Suara seisi kelas terdengar mendesis seperti ular kelaparan, yang akan segera menyerbu makanan makanan di kantin.

Sedangkan aku, tidak bergerak dari tempat duduk hanya merapi rapikan buku yang ada di atas meja. Dan, menyisakan satu diantaranya untuk ku baca.


"Hey!"


??? . Aku mengangkat kepala, dan melihat Lila disana.


"Kenapa??" Tanyaku.


"Mau ikut gak?"
Belum sempat aku bertanya lagi, dia seperti sudah bisa membaca raut wajahku dan melanjutkan ucapannya.


"Ke UKS, ada dia kok"
Yah, Lila memang anggota UKS. Tapi.. dia? Aku tidak perlu bertanya siapa sosok dia yang di maksud Lila. Karna hanya orang itu yang bisa membuat kaki ku tidak bisa menolak untuk ikut.

Dia anggota UKS juga? Tapi sejak kapan? Kenapa Lila tidak pernah menceritakan soal itu? Aku terus bertanya tanya dalam hati saat berjalan menuju UKS. Kerena setauku hanya ada satu pengurus laki-laki di UKS. Dan orang itu jelas sekali bukan dia. Sampai akhirnya, aku dan Lila sampai UKS.

Aku menatap Lila dengan tatapan penuh pertanyaan. Lila hanya tertawa kecil melihat wajahku sambil mencoba membuka pintu. Hingga akhirnya bertanya.


"Kenapa? Aku risih di tatap gitu."


"Apanya yang kenapa? Kayaknya kamu belum cerita sesuatu ke aku-_-"

Akhirnya aku dan Lila masuk, setelah pintu berhasil dibuka. Sambil menunggu anggota UKS yang lain datang, aku dan Lila hanya duduk. Raut wajah Lila membuat ku kesal sekarang. Tiba tiba saja dia tertawa dan berkata.

"Hhahahahahhahahahaaa... sudah kuduga kamu pasti nanya gitu."

"Terus gimana?"

Akhirnya Lila bercerita. Sepanjang cerita yang Lila ceritakan, aku hanya mendengar tanpa bertanya. Aku seperti orang bodoh, orang bodoh yang tersenyum senyum sendiri saat mendengar satu nama itu diucapkan.

Aku tidak tau pasti harus melakukan apa. Aku seperti orang yang kebingungan. Aku bingung mencari jalan keluar. Aku tersesat dalam perasaanku sendiri..


Love in LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang