Part 1-

22 15 1
                                    

Rose terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang sangat kacau. Ia merasa baru saja tidur panjang. Karena satu mimpi, telah membuatnya merasakan semua terjadi begitu sangat cepat.

Bagaimana tidak?

Mimpi itu telah membuatnya merasakan hal yang seharusnya terjadi selama berbulan-bulan, namun hanya terjadi dalam satu tutupan mata. Semua terjadi begitu sangat cepat. Rose merasa tengah bermain dalam lorong ruang dan waktu. Yang dalam permainannya, gadis ini hanya perlu menutup kelopak matanya. Dan semua akan kembali terulang. Mulai dari awal pertemuan mereka. Rasa cinta dan kagum. Ia merasakannya, sangat. Tapi entah untuk siapa.
.
Rose Luisabila. Ia adalah anak berumur 16 tahun, dengan perawakan yang cukup tinggi dan mengenakan kacamata.

Rose bangkit dan masih tersandar. Membayangkan apa yang telah terjadi. Rasanya sangat mustahil. Akan tetapi ada sosok yang di kagumi nya di dalam sana. Sosok yang akhir akhir ini selalu hadir dalam mimpinya.

'Bagaimana mungkin? Siapa dia? Kenapa aku merasa seakan mimpi itu terjadi dan sangat nyata?' Dalam hati, Rose berbicara kepada dirinya sendiri.

Tok..tok..tok..!

Badan Rose tersentak kaget. Ketukan dari pintu, telah membuyarkan lamunannya. Ia mengerutkan dahi dan memalingkan wajah ke arah pintu. Setelah beberapa saat, seseorang berteriak dari balik pintu kamar Rose.

"WOII BANGUN WOI, Kebo!!"

Mata cokelat Rose melotot seketika. Dan langsung membalas teriakan orang yang berada di balik pintu kamar.

"WOY kulit bawang, ngomong gabisa disaring dikit apa, mas mas jual sayur sampe denger tuh!"

Revan hanya tertawa kecil dan berlalu ke ruang makan. Mengganggu adiknya adalah hal yang paling ia gemari setelah bermain game. Revan Sabani, adalah satu-satunya kakak laki- laki Rose yang berbadan tinggi, putih, dan juga bermata minus.

Setelah menyumpah serapahi Revan yang merusak lamunannya tadi, Rose lalu teringat bahwa sekarang adalah hari Minggu. Ia kaget, bukan karena hari minggu. Namun karena akan ada banyak hal yang harus ia persiapkan untuk hari ini. Ia akan masuk ke sekolah yang baru esok. SMA Vasuevel adalah tujuannya untuk melanjutkan pendidikan.

"Aaakkhh.!" Rose mengacak rambutnya frustasi, lalu beranjak dari tempat tidur dan pergi bersiap.

***

Setelah rapi, Rose keluar kamar dengan tergesa-gesa. Jam telah menunjukkan pukul 08.03 pagi. Sedangkan seingat Rose, pendaftaran ulang untuk masuk ke SMA Vasuevel telah dibuka sejak pukul 08.00. Yang artinya dia sudah terlambat selama 3 menit. Tidak banyak, namun bagi Rose, lewat 1 menit saja sudah sangat terlambat.

Rose berjalan keluar rumah dengan setengah berlari. Tanpa berniat untuk menyapa Revan yang tengah duduk di ruang tengah dengan beberapa game nya disana.

Revan yang nampak tidak fokus, memicingkan mata dan melihat adiknya keluar rumah dengan terburu buru.

"Mau kemana dia pagi-pagi begini? Haaah..bodo amat lah."  Dengan malas, Revan berbisik kapada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, Revan mendengar suara motor Vario orange menjauh dari pekarangan rumahnya. Jelas saja, Rose yang mengendarai motor tersebut. Walaupun pada dasarnya Rose belum memiliki Surat Izin Mengemudi. Tetapi Rose telah mengetahui jalan-jalan tersembunyi untuk sampai ke sekolah barunya itu tanpa harus bertemu dengan polisi.

Love in LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang