2.

4.4K 49 2
                                    

Hari ini adalaha hari yang mendebarkan. Dimana Dea akan memulai kehidupan barunya. Dimulai dari menjadi siswa baru di SMA Pelita. Status baru sebagai saudara seorang Jenita, dan kehidupan baru yang serba mewah.

"Selamat pagi anak anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Dia adalah salah satu saudara dari ibu Jeni. Sekarang perkenalkan dirimu", kata bu Santi.

"Baik bu, terima kasih."
"Hai, selamat pagi. Perkenalkan nama saya Dea.  Saya pindahan dari SMA Tunas Bangsa. Mohon bantuannya ya teman teman"

"Perkenalannya dilanjutkan nanti, sekarang kamu duduk di samping Ratna"

"Iya bu teruma kasih"

Dea berjalan menuju bangku yang berada di dekat pintu. Bangku paling depan.

"Hai aku Dea, salam kenal ya", sapa Dea sambil menjulurkan tangannya.

"Hai juga, aku Ratna."

Pelajaran hari ini berjalan cukup lancar dan menyenangkan. Semua murid dan guru memperlakukan Dea dengan baik. Bahkan Dea dengan cepat akrab dengan Ratna dan beberapa murid lain.

"Time is over, the next page can be done at home. Good evening and have a nice day.", kata Mr. Jo.

"Thanks you sir", jawab siswa serentak.

"Akhirnya kelar juga, aku capek banget. Pengen cepat pulang. Kamu gimana De?", tanya Ratna.

"Aku malah gak berasa capek, senang malah",jawab Dea.

"Iya tahu, efek menjadi siswa baru kan. Hahaha, mau pulang bareng aku? Kebetulan aku bawa mobil", tawar Ratna.

"Eh, gak usah Ratna. Bu Jeni berpesan sepulang sekolah aku harus keruangannya. Harus pulang bareng", tolak Dea.

"Oke, aku duluan ya"

"Iya, hati hati di jalan"

Dea membereskan dan memasukkan buku ke dalam tasnya. Kelas sudah kosong, siswa yang lain sudah menuju ke parkiran sekolah. Saat Dea akan keluar dari kelas, tiba tiba datang seorang guru yang berjalan di depan kelasnya.

Deg

Dea tidak bisa berkedip saat melihat bagaimana tampannya guru tersebut. Bagaimana cara berjalannya, bagaimana cara menatapnya. Sungguh seorang guru yang sangat tampan. Dan itu memikat hati Dea.

"Gila, ganteng sekali. Pantas banyak murid yang betah sekolah disini. Hihihi, bisa cuci matalah", Dea senyum senyum sendiri.

"Dea, ayo pulang. Tante tunggu dari tadi kamu lama sekali"

"Maaf tante, tadi ada sedikit masalah".

Dea dan Jeni berjalan beriringan ke arah parkiran. Beberapa guru terlihat tersenyum dan menyapa Jeni. Dea merasa maklum akan hal tersebut, mengingat bahwa beliau adalah menantu pemilik yayasan.

"Duduk di depan de, tante gak mau dikira sopir kamu", canda Jeni.

"Iya tante", jawab Dea sambil tersenyum.

Mobil keluar dari parkiran sekolah dengan pelan. Perjalanan pulang terasa menyenangkan karena Jeni dan Dea mau berkomunikasi dengan baik.

"Bagaimana perasaanmu hari ini?"

"Menyenangkan tante, semuanya ramah"

"Kamu senang?"

"Tentu saja tante, terima kasih ya"

"Sama sama, tante harap kamu betah dan nyaman tinggal dengan tante", kata Jeni sambil mengusap rambut Dea.

"Iya tan"

"Oh ya, nanti tante kenalkan dengan suami tante. Orangnya baik dan ramah"

"Iya tante, tapi Dea takut. Takut beliau tidak mau menerima kehadiran Dea"

"Ah, kamu berlebihan. tenang Abi baik kok"

"Baik tan, semoga saja"

Simpanan untuk SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang