3.

3.8K 42 0
                                    

" sepertinya suami Tante masih banyak pekerjaan Dea, jadi kita makan malam dulu ya", kata Jeni.

" Iya tidak apa2 Tante, Dea juga mau mengerjakan tugas bahasa Inggris tadi. Setelah makan, Dea ijin ke kamar ya Tan, mau belajar", kata Dea tersenyum.

" Iya, tidak usah meminta izin ya, anggap saja rumah sendiri", kata Jeni sambil mengusap rambut Dea.

"Terima kasih Tan"

"Sama2, ayo nambah lagi nasi dan lauk pauknya. Tante ambilin ya", kata Jeni  senang.

" Boleh Tan, Tante baik sekali, Dea sangat senang, bisa bertemu Tante", kata Dea memuji.

"Ah kamu bisa saja".

Setelah selesai makan malam, Dea menuju kamarnya dan bersiap untuk belajar. Sementara Jeni menuju ruang kerja untuk mempersiapkan materi yang akan diajarkan besok.

Jam 21.00, terdengar suara mobil yang memasuki pekarangan rumah. Jeni dengan semangat keluar dari ruang kerja untuk menyambut suaminya.

Krekkk...
(Anggap suara pintu)

"Baru pulang Abi, kok malam sekali?", Tanya Jeni sambil mencium tangan Abi.

"Iya, tadi masih ada pertemuan dengan beberapa kepala sekolah lain. Serta masih mampir kerumah mama, mama kangen katanya", kata Abi.

"Ih, kok gak ajak2 sih Abi, aku kan juga kangen mama", kata Jeni manja.

"Iya mama juga kangen kamu juga kok, aku sengaja gak kasih kabar kalau mau kerumah mama. Aku takut mengganggu waktumu dengan Dea", kata Abi sambil mencubit hidung istrinya.

"Uuuuu, pengertian sekali suamiku. Makan dulu ya, tadi bibi masak kesukaanmu", kata Jeni sambil membuka jaket suaminya.

"Masih kenyang sayang, aku mandi dulu ya, setelah itu baru makan kamu", kata Abi sambil mengedipkan matanya.

"Hm, dasar nakal",kata Jeni tersenyum malu.

Dea hanya tersenyum mendengar, percakapan calon orang tua angkatnya itu. Dea harus terbiasa dengan keadaan baru dan lingkungan yang baru.

"Akhirnya tugas dan PR ku selesai, saatnya untuk tidur. Semoga mimpi yang indah",kata Dea sebelum tidur

Keesokan paginya,

Rutinitas baru. Dea telah duduk rapi di depan meja makan, sambil menunggu Tante Jeni mengolesi selai di atas roti tawar.

"Tante, biar Dea yang mengolesi selai ya. Tante duduk saja", pinta Dea.

"Jangan, biar Tante saja, Tante ingin menikmati masa2 menjadi seorang ibu. Tante berharap Dea mau memanggil dengan sebutan mama", kata Jeni tersenyum.

"Iya Tante, Dea akan usahakan", kata Dea menunduk.

"Jangan dipaksakan Dea, biar kan seiring berjalannya waktu. Ini ATM buat kamu, setiap bulan Tante akan transfer uang, untuk uang saku dan uang jajan kamu. Boleh kamu pakai untuk belanja kebutuhan kamu", kata Jeni sambil menyodorkan sebuah ATM.

"Tidak usah Tante, Dea sudah diterima dan dirawat seperti ini sudah merasa senang", kata Dea berusaha menolak.

"Ambillah Dea, Tante tidak ingin di cap sebagai orang tua yang pelit", kata Jeni sambil tersenyum hangat.

"Baiklah, terima kasih Tante", kata Dea sambil berdiri dan memeluk Jeni.

'"sama2 sayang, ayo sambil diamakan rotinya. Nanti keburu siang, setelah ini. Siap2 masuk mobil ya, kita berangkat sekolah",

"Iya Tante, oh ya om Abi mana Tante?", Tanya Dea.

"Oh, om Abi sudah berangkat duluan. Sebagai kepala sekolah yang baik, harus stay di pintu pagar setiap harinya", kata Jeni sambil tersenyum.

Setelah selesai sarapan Jeni dan Dea berangkat sekolah bersama. Sambil bersenda gurau di dalam mobil.

"Oh iya De, 2bulan lagi kamu akan ujian akhir semester kan, kamu sudah siap?", Tanya Jeni.

"Belum Tan, ada pelajaran yang Dea belum begitu paham", jawab Dea.

"Pelajaran apa?, Mungkin Tante bisa bantu", tawar Jeni

"Bahasa Inggris Tan, susah sekali",  kata Dea sambil menghela nafas.

"Tenang, ada om Abi. Nanti biar Om yang ajari, kl perlu setiap hari biar kamu lancar dan bisa berbahas Inggris" ,tawar Jeni semangat.

"Gak usah Tan, nanti merepotkan", tolak Dea.

" Kamu tenang saja, pasti om Abi mau", jawab Jeni mantap

Simpanan untuk SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang