Hallo
maafkan author yaa kalo ceritanya gaje :(
semoga kalian suka :)
kalo gak suka gak usah baca :)jan lupa vomment okayy:)
happy reading
Dave terus mendekat pada Belle bahkan saat Belle turun dari ranjang ia juga mengikutinya dan terus menyudutkan Belle,
Belle terus mundur menjauhi Dave bahkan ia tak sadar jika di balakangnya dinding dan membuat Dave tersenyum sinis lalu ia mengukung Belle dengan meletakan kedua tangannya di samping tubuh Belle.
Belle sangat panik ketika ia sudah tidak bisa berkutik lagi ia mulai merasa keringat dingin di sekujur tubuhnya, Belle masih belum siap dan merasa takut.
Dave menatap lekat wajah Belle bahkan sekarang wajah mereka begitu dekat.
Belle begitu ketakutan saat Dave terus menatapnya seakan ia hidangan lezat yang siap di santap, Belle merasa jaraknya dan Dave begitu dekat ia hingga ia merasakan hembusan nafas Dave ia ingin sekali menjauh atau menghindar tapi apa daya ia tak bisa berbuat apa apa,
Belle menatap Dave dengan tatapan bencinya ia begitu benci terhadap pria yang selalu berkuasa, ia ingin lepas dari kukungan pria ini mungkin ia akan melakukan satu cara yang menurutnya ampuh membuat dave melepaskan kukungannya, Belle tersenyum ke arah Dave.
Dave yang melihat senyuman Belle merasa aneh karena sudah jelas tadi ia melihat tatapan kebencian yang wanita itu perlihatkan namun sekarang entahlah, ia memperhatikan bibir Belle ia begitu tergoda dengan bibir merah muda itu.
Dave mendekatkan wajah mereka semakin dekat ia sangat ingin merasakan lagi bibir wanita itu, ia pun mulai mencium Belle dengan sangat lembut dan Belle juga membalas ciumannya membuatnya semakin terbuai dengan bibir manis itu.
Belle tersenyum di sela ciumannya ia akan melancarkan aksinya saat Dave sudah terlena dengan ciumannya, dan mungkin ini saat yang batinya.
"AKHHHHHH SIALAN KAU"
teriak Dave yang tersungkur ke lantai saat Belle dengan sengaja menendang miliknya.
Belle tertawa melihat Dave tersungkur ke lantai ia begitu puas memperlakukan dave seperti itu,
"Rasakan tuan Dave Anderson yang terhormat, dan kau tahu ciuman tadi hanya bonus" ucap Belle dengan sinis pada Dave.
" Mungkin saat ini kau bisa tersenyum kemenangan kau lihat saja nanti kau akan kalah dan mendesah di bawahku honey!!" ucap dave dengan tersenyum sinis ke arah Belle,
Dave langsung berdiri dan melangkah meninggalkan Belle di kamarnya.
"in your dream" ucap Belle tak kalah sinis pada Dave yang melenggang pergi keluar kamar.
Belle pun langsung melangkahkan diri menuju kasur dan membenarkan gaunnya yang tadi terkena tangan nakal Dave sialan.
Ia pun dengan cepat memejamkan matanya berharap semoga saja esok ia bisa bernafas dengan tenang tidak seperti barusan ia lelah jika harus beradu argumen terus dengan Dave.
***
Mentari mulai menampakan diri seolah siap mengganti bulan yang sudah mulai tenggelam.
suara kicauan burung begitu merdu meramaikan pagi ini, cahaya matahari masuk ke celah celah jendela yang tak tertutup sempurna sehingga membuat seseorang terganggu dalam tidur nyamannya,Belle mengernyit saat merasakan silau matahari menerpa wajahnya ia pun membuka matanya dan melihat langit langit kamarnya.
Ternyata ini memang kenyataan ia mengira ia hanya bermimpi menikah dengan pria kaya yang menyebalkan meski wajahnya begitu tampan.
Belle pun bangun dari tidurnya dan ia menatap ke sampingnya ternyata anaknya masih tertidur dengan nyaman ia mengelus rambut anak itu dan mengecup dahinya.
Ia pun langsung melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri mungkin ia akan memasak sarapan pagi ini.
Keluar dari kamar mandi ia begitu merasa segar setelah mandi.
Belle berjalan keluar dari kamar itu namun saat ia akan memijakan kakinya di undakan tangga ia tiba tiba merasa ada suara tangisan bayi,
ia pun mengurungkan niatnya pergi ke dapur.Belle terus mendengarkan suara tangis itu ia merasa aneh karena ia merasa suara itu seperti dari salah satu kamar yang ada di sini, dan saat ia berjalan dan membuka satu persatu pintu kamar ia tak melihat ada satupun bayi di kamar yang ia masuki barusan
dan ia melihat ada satu kamar yang belum ia masuki, Belle dengan rasa penasarannya pun langsung menuju kamar dengan pintu berbawarna biru itu,
Belle membuka pelahan lahan pintu itu dan ia matanya langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan itu, dan tebakannya tepat ia melihat anak kecil mungkin umurnya masih sekitar 7 bulanan saat ia tak sengaja melihat anak itu sedang memasukan jarinya ke dalam mulut.
Belle pun langsung mendekati box bayi itu dan ia langsung menggendong anak itu.
Saat ia melihat bayi lucu itu ternyata bayi itu melihat ke arah Belle dan tersenyum lagi,
Belle begitu penasaran siapa pemilik bayi mungil nan menggemaskan itu ia sangat bahagia melihat bayi itu karena ia begitu menyukai makhluk mungil ini dan anak kecil.
Belle pun langsung memandikan bayi itu agar bayi itu merasa segar mungkin ia akan mambawanya ke bawah.
"ohh sayang kau lucu sekali hmmm" ucap Belle setelah usai memandikannya ia begitu gemas pada bayi itu.
Setelah semuanya sudah beres ia pun langsung melangkah menuju ke dapur, mungkin sekarang bayi mungil ini kelaparan.
"Kau sangat tampan sayang, apa kau mau makan??" ucap Belle pada bayi itu yang sedang mengemut ibu jarinya.
"No No sayang jangan lakukan itu okayy, mari kita buat susu untukmu!!" ucap Belle lagi.
Saat Belle sampai di undakan tangga ia melihat anaknya keluar dari kamar ia seperti sedang mencari sesuatu dan saat melihat Belle Leon langsung lari ke arah Belle dan memeluk kakinya.
"Kamu kenapa sayang??" tanya Belle.
"Daddy hiks..!!" ucap Leon danembuat Belle mengernyit tak mengerti ia tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka sehingga membuat Leon menangis.
Belle pun langsung berbalik dan melangkahkan kakinya menuju kamar yang ia tempati tadi malam, saat ia masuk kamar ia menatap tak percaya yang ada di depannya.
"SIALAN" teriak Belle.
-
-
-
-
-
-
-
-
TBCPenasaran sama apa yang terjadi sama author juga :D
jan lupa teken bintang yaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Belle
RomanceBudayakan follow sebelum membaca :) don't forget voment okayy :) "Kau hanya ibu pengganti jadi jangan pernah bermimpi untuk mendapatkan hatiku" Dave Anderson "Mungkin kau sekarang bisa berkata seperti itu Tuan, namun tidak tahu suatu saat yang aka...