bagian 3

52 5 0
                                    

belum sampai setengah perjalanan menuju rumah Asyila. gemuruh suara hujan yang mengikuti gerak arah motor Radika, gerimis mulai turun jatuh membasahi radika dan asyila.
Radika segera mencari tempat berteduh sebelum hujan semakin deras. motor sport berwarna merah itupun mulai berhenti di di depan sebuah ruko yang kelihatanya sudah tidak di pakai.

" Sil , kita berteduh dulu ya.. ujanya makin deras..!!" tanya Radika.

" iya Dik gue juga nggak mau ujan ujanan .. ujanya juga deras banget...!" jawab Asyila.

" Duduk di sini aja sil, udah gue bersihin kok... !" ucap radika setelah membersihkan bale yang berdebu di depan ruko tersebut, sepertinya sudah lama tidak di pakai.

" Makasih ya Dik..!" balas sisil, kemudian duduk di samping radika.

" oia sil, lo udah lama deket sama andra...?" tanya Radika.

" oh.. ka andra, hampir satu tahunanlah dia deketin gue..!" jawab sisil.

" terus kenapa lo nggak terima andra.. nggak kasian dia udah lama ngejar ngejar lo..." lanjut Radika penasaran.

" gue belum ada minat buat pacaran Dik... buat gue pacaran itu buang-buang waktu.. nggak bebas juga kalo punya pacar...! ribet lah pokoknya.., gue juga nggak suka sama kak Andra, emang sih gue sadar banget selama ini kak andra udah baik banget sama gue, gue sebenernya ngerasa ngga enak sama dia sampe sejauh ini gue tetep gak ada rasa sama dia..." tanpa sadar Asyila meluapkan curhatanya pada Radi.

entah kenapa dia jadi nyaman menceritakan semua yang ada di fikiranya. padahal selama ini asyila adalah sosok cewe yang ketus terhadap lawan jenisnya. entah ada apa dengan radi yang membuat hatinya bebas meluapkan curhatanya.

" oh gitu... tapi lo harus tegas, jangan malah menghindar kalo lo gak bisa lo harus bilang baik-baik ke andra.. biar dia gak terus berharap lebih..!!" sahut Radika memberi saran.

" Gue juga pengenya gitu.. tapi gue selalu nggak bisa .. gue belum pernah ngobrol empat mata sama cowo apalagi bertatap muka langsung gitu..!" jawab Asyila.

" Lahh ini lo ngobrol lepas sama gue...!! Apa lo ngerasa nyaman kalo sama gue.." balas Radi kegeeran.

" apaan sih lo Dika..!! " asyila menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. sebenarnya iya juga heran, kenapa ia bisa sebebas ini berbicara dengan Radika.

'GLEEGARRRR .. ' tiba-tiba suara petir terdengar begitu keras, seperti menyambar sesuatu yang tidak jauh dari keberadaan radika dan Asyila. dengan refleks Asyila memeluk erat Radika. rasa takut yang sisil rasakan membuat sisil tidak memperdulikan siapa yang ia peluk saat ini. sisil hanya butuh perlindungan hanya butuh ketenangan dalam ketakutanya itu.

Radika yang kaget dengan perlakuan Asyila. hanya mematung ada sesuatu yang ia rasakan saat asyila memeluknya. kehangatan, kenyamanan yang selama ini telah hilang darinya. seperti datang kembali. terakhir ia merasakanya saat ia memeluk ibunya yang sudah pergi dua tahun yang lalu. kenapa ia merasakanya lagi saat ini saat asyila dengan erat memeluknya.

" maafin gue Dika gue gak bermaksud lancang ... gue beneran takut tadi..!! ucap sisil sembari melepaskan pelukanya pada radika.

Radika menarik Asyila yang hendak melepaskan pelukanya, keadaan berbalik radika yang memeluk erat Asyila.

" maafin gue, biarin kaya gini sebentar lagi aja... gue butuh lo sisil..!" gumam radika. Radika tidak mampu menahan air matanya. yang tiba tiba jatuh membasahi pipinya, ia kembali teringat sosok ibunya yang penuh kasih sayang. perhatiannya cintanya yang tak mungkin dapat ia rasakan kembali.

Radika mulai melepaskan pelukanya, menghapus kembali air matanya.

" lo nangis Dik...,?" tanya sisil.
" apa gue ada salah sama lo sampe buat lo nangis..." lanjut sisil kebingungan ,tidak percaya seorang Radika menangis di hadapanya.

" nggak sil, maafin gue ... dan gue makasih banget sama lo hari ini. lo buat semangat hidup gue serasa bangkit kembali...!" ucap radika.

" maksud lo..?" tanya sisil yang masih kebingungan apa maksud dari perkataan dika .

" nanti juga lo ngerti...!" balas radi.
" gue binta nomor lo sil, boleh nggak.." tanya Radi sambil menyodorka benda pipih miliknya kepada asyila.

dengan cepat sisil mengetikan nomornya pada ponsel Radika. padahal selama ini ia belum pernah memberikan nomornya kepada seorang cowok. bahkan Andra yang sudah jauh lebih lama kenal denganya. tidak memiliki no ponsel sisil, karna sisil enggan memberikanya sahabatnya pun sudah ia larang keras untuk membocorkan no ponselnya kepada cowok manapun. menurutnya chat dari cowok sangat mengganggu.

" udah gue save.. nama kontaknya sisil..! " ucap sisil lalu memberikan kembali ponsel milik Radika.

" makasihh... ujanya udah mulai reda , kita balik sekarang ya udah hampir maghrib..!" ajak Radi.

" yaudah ayo...!" balas sisil.

Asyila kembali menaiki motor sport Radi, setelah siap Radi segera melajukan Motornya menuju rumah sisil, tentunya dengan di arahkan oleh sisil.

Radi berhenti tepan di depan gerbang rumah sisiil yang terbuka. terlihat Rumah dengan desain minimalis bernuansa Abu-abu putih. rumah sisil memang tidak mewah seperti milik keluarga Radi yang notabenya adalah keluarga kaya raya. ayah sisil hanya seorang pekerja kantor biasa. Tetapi Gaji.nya lebih dari cukup untuk sekedar membiayai keluarganya.

" makasih banyak ya Dika udah anterin gue.. lo mau mampir dulu nggak...!" tanya Sisil..

" nggak usah deh sil, lain kali ajah ... udah mau maghrib soalnya.." jawab Radi.

" Yaudah .. lo hati-hati ya.." ucap sisil.

" siapp..."! balas radika. radikapun segera meninggalkan rumah sisil.

***

" assalamualaikum..."! ucap sisil . membuka pintu rumahnya .

" waalaikum salam.. eh sayang kamu udah pulang, mama khawatir sama kamu . tadi hujan deras banget, mama telfon no kamu gal aktif..."' sambut Reyna mamanya Asyila.

" maaf ya ma .. aku tadi berteduh dulu mah.. soalnya aku naik motor nebeng temen.. nungguin bis gak dateng-dateng abisnya..!" jawab sisil menjelaskan..

" iya mama juga liat tadi kamu di anterin cowok. kenapa nggak di kenalin ke mamah.. akhirnya anak mamah punya pacar juga.." goda Reyna.

" mamah apaan sih.. dia cuma temen.. emang boleh kalo aku pacaran mah..!" tanya Sisil.

" kalo pacaran doang.mah boleh lah, kan mamah juga pernah seusia kamu. malah dari smp mamah udah mulai pacaran.." jawab reyna sambil tertawa.

" yang penting kamu harus tahu batasanya. kamu kan udah dewasa harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang salah.. mama percaya kok sama anak mama yang cantik ini..! yaudah kemu mandi gih ganti baju terus makan mamah udah siapin.." balas Reyna

" iyya mah , papa belo pulang mah...?" tanya sisil..

" belom .. katanya papa lembur hari ini..!" jawab reyna.

" yaudah aku ke kamar dulu ya mah.." ucap sisil di balas anggukan oleh ibunya.

****



part ini cuma sampe sini maapken yaa 😊

vote and coment dikit boleh kali biar bisa lebih memperbaiki part part selanjutnya..
terimalasih..🤗🤗

Meet first LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang