bagian 8

41 6 0
                                    

Andra melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. bayang bayang sisil yang terus menolaknya terus mengelilingi fikiranya.

'braaakkk' motor andra oleng menabrak trotoar.

" siallan arrghh..." ringis andra kesakitan. tidak seberapa sih hanya lecet dan mungkin pergelangan kakinya sedikit keseleo.

kemudian andra melajukan kembali motornya. dan berhenti tepat di depan rumah mewah milik keluarga Kharisma Wijaya tentunya ayah andra sang pengusaha ternama.

berhenti pula motor sport berwarna hijau milik alfa , yang memang dari tadi mengejarnya.

" Andra lo nggak knapa napa kan. tadi gue liat lo jatoh, gue belum sempet berenti lo udah jalan lagi.. " tanya alfa khawatir.

" nggak lah segitu doang.." jawab andra datar.

" kak, maafin temen gue ya kalo dia selalu nyakitin lo. dia emang gitu nggak tau caranya berhadapan dengan cowo, apapun yang dia pikirkan dia langsung to the point." ujar nadira menjelaskan

" sisil nggak salah kok.. gue nya aja yang terlalu banyak berharap.. " sahut andra dengan wajah lusuh tanpa semangat.

" yaudah kalian masuk aja yu... ngapain di luar .. " ajak andra.

" sorry ndra, gue anterin dira dulu.. nanti gue balik lagi.." balas Alfa.

"oke .." jawab andra mengangguk singkat.

" kak gue balik dulu ya.." sahut nadira.

" yoi.. hati hati..." jawab andra.

alfa melajukan kembali motornya. meninggalkan halaman rumah andra.
andra pun masuk ke dalam rumah mewahnya itu.

****

Radika menghentikan motornya tepat di depan rumah asyila. terlihat ayah sisil sedang memanaskan mobil. sepertinya mereka akan pergi. Reyna ibu sisil pun mulai keluar pintu rumah dengan berpakaian rapih.

" eh kalian udah pulang , untung mama belum berangkat . ." ujar Reyna menghampiri Radi dan sisil.
sisil dan Radi bergantian menyalimi tangan reyna.

" emang mama sama papah mau kemana..? kok kaya buru buru banget.." tanya sisil heran.

" bos papa koma sayang, mama harus cepet kesana namanya umur, kita nggak tahu kan nak. dan katanya ada pesan terakhir buat papa..!" jawab reyna. menjelaskan .Viky yang tak lain adalah ayah sisil. memang sangat dekat dengan bos.nya, bahkan mereka sudah seperti keluarga

" terus aku gimana.." tanya sisil

" mama nggak punya banyak waktu sayang . Radi tante boleh minta tolong.." ujar reyna.

" boleh tante ... minta tolong apa..." sahut Radi dengan tulus.

" tante minta kamu di sini dulu ya.. temani sisil mungkin tante pulang agak larut.. tante khawatir kalo sisil sendiri.." ucap reyna memohon.

" tapii saya kan tan_ " belum sempat radi melanjutkan ucapanya. ayah sisil memotong pembicaraan.

" iya nak Radi . om percaya kamu anak baik baik. om udah teu tentang kamu dari mamanya sisil.." Viky memotong omongan Radi.

" e eeh om.. iyah om . insya allah saya bakalan jaga sisil kok . om tenang aja.." balas Radi sambil menyalimi Viky ayah sisil.

" yaudah mah .. kita nggak punya banyak waktu, sayang papa sama mamah pergi dulu kamu jaga rumah baik baik.." ucap Vicky sembari mengecup lembut kening putrinya.

" iya pah.. yaudah Nak Radi tante pergi dulu ya.." pamit reyna.

Sisil melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya yang mulai menjauh pergi meninggalkan rumah.

" yaudah Radi, masuk yuk.. udah mau magrib.." ajak sisil. Radi hanya mengangguk dan mengikuti langkah sisil yang mulai masuk.

radika duduk di atas sofa ruang tamu.

" Dika gue ke atas dulu ya, mau bersih bersih dulu udah lengket banget ni.." Ucap sisil..

" lo kalo bosen nonton tv aja .. anggap aja rumah sendiri. kalo Haus ambil minum sendiri ya , disini nggak ada pembantu.." lanjut sisil . bukanya di jamu dengan baik. bahkan menyuruh radi mengambil minuman sendiri. tuan rumah macap apa sisil..

Radi hanya tersenyum mendengar ucapan sisil. memang tidak ada asisten rumah tangga di rumah ini. reyna memilih mengerjakan semuanya sendiri. toh hanya mengurus suami dan satu anak saja.

jauh berbeda dengan Radika yang memiliki banyak asisten rumah tangga di rumahnya. ia tidak perlu melakukan apapun. bahkan ingin makan atau minum Radi tinggal menyuruh saja.

" Dikaa lo juga belom mandi kan.? nih pake, lo mandi di kamar mandi bawah. kamar mandinya ada di pojok sana sebelah dapur nanti gue cariin baju papa buat lo ganti.." teriak sisil yang kembali dengan membawa handuk untuk Radi.

Radika memang masih mengenakan seragam sekolahnya. karena tidak sempat berganti baju, ia hanya memikirkan bagai mana caranya agar segera mememui sisil tadi.

" iya gue mandi. tapi gue pake baju ini lagi aja .. gak sopan amat. masa gue pake baju bokap lo.." tolak Radi.

" ya gue ambil di tumpukan baju yang udah nggak kepake lah, yang udah nggak muat di bokap gue .. emang udah di pisah pisain aman lah pokoknya.." ucap sisil menjelaskan.

" Serah lo deh... yaudah lo mandi aja sana. gue mau nonton ini dulu tanggung.." balas radi.

kemudian sisil kembali kekamarnya meninggalkan Radi yang sedang asyik menonton tv.

****

ini part pendek banget sumpahh..
semoga kalian suka.

jangan lupa tinggalkan jejak pembaca yang baik.. 😊

Vote and commentnya sangat di butuhkan 😘

terimakasih .. 🙏

Meet first LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang