bagian 18

29 1 0
                                    

radika dan sisil sudah berada di kamar radi sekarang. kamar yang begitu luas, dengan pintu yang sengaja di buka lebar ke arah balkon. memperlihatkan pemandangan indah di luar sana.

sisil masih terdiam memandangin ke indahan sekeliling, dari balkon kamar radika. rumah ini benar benar seperti istana.

" sisil, lo masih mau diem aja.. terus kita ngerjain tugasnya kapan..??..." tanya Radi. melihat sisil yang masih betah melihat pemandangan.

" hehe iya dik, abisnya rumah lo nyaman banget sihh. jadi betah kan gue.." jawab sisil.

" Lo betah di sini.. secepetnya gue usahain deh buat bawa lo tinggal di sini... " ucap radi mengumpat.

" maksud lo.." jawab sisil terkekeh.

" maksud gue, nanti secepetnya gue lamar lo deh. biar lo bisa terus nemenin gue tinggal di sini.." jawab radi. sambil tersenyum.

" apaan sih lo, nggak lucu.." jawab sisil jutek.

" gue bukan lagi ngelawak.. emangnya lo nggak bisa liat muka serius gue..?" jawab radika.

" mmm kita mau ngerjain tugas dimana Dik..!" tanya sisil. yang mengalihkan ucapan dika.

" di sini .. di kamar gue..!" ucap radi

" lo,  nggak masalah kan kalo kita ngerjain tugasnya di sini..? soalnya gue cuma nyaman di kamar gue sil.." . tanya radi, melanjutkan perkataanya tadi.

" nggak masalah kok, kita kan mau ngerjain tugas. bukan yang lain.." jawab sisil polos.

" yang lain..?? maksud lo yang lain apa niii..." goda Radi menegaskan ucapan sisil.

" ikhh.. nyebelin lo.. kita mulai buat tugas aja deh. dari pada lo makin ngawur.." jawab sisil jutek.

" kita rencananya. mau bikin kreasi apa dulu ni..?" tanya radi.

" Lahh bahan bahanya mana..? kita perlu beli bahanya dulu kali Dik.." ucap sisil.

" nggak usah, kalo masalah bahan banyak di gudang. cuma koran gunting sama alat perekat doang kan.. bentar gue ambil dulu.." jawab radika.

" sekalian kardus bekas dik, buat tatakanya nanti.." ucap sisil kepada radi yang akan segera pergi mengambil peralatan untuk tugas mereka.

" oke cantik." ucap radi singkat. dengan mengedipkan salah satu matanya.

asyila hanya tersenyum, menatap radi yang mulai menjauh. kenapa ia selalu senang jika bersama radi. 'apa mungkin gue suka ya sama radi..' fikirnya. 'nggak nggak itu nggak mungkin'. gerutu sisil yang berusaha  menepis fikiran liarnya itu.

tiba tiba ponsel sisil berbunyi. menandakan sebuah notifikasi pesan masuk. dan sisil langsung mengambil ponselnya.

_______

Kak Andra :
sisil Lo dimana..? lo udah pulang duluan..? sama siapa..? kenapa nggak bilang sama gue.. tau gitu gue nggak usah nyariin lo ke kelas....!! bales.

Asyila shidqiyah :
iya kak gue pulang duluan. maaf nggak ngabarin.. gue buru buru soalnya ..

Kak Andra :
buru buru kenapa...?

Asyila Shidqiyah :
ada tugas kelompok.

Kak Andra :
terus lo ada dimana sekarang?, .. tugas kelompok sama siapa..? nadira.? khalifah..?.

Asyila Shidqiyah :
Di rumah radi kak.. 
gue satu kelompok sama radi soalnya, tugas dengan teman sebangku.

Kak Andra :
Radiii...???
Kirimin alamatnya sekarang juga..!! kalo nggak share lokasi ke gue..

Asyila Shidqiyah :
Nggak bisa kak. hp gue udah mau mati tinggal 5%. kalo gue nggak bales lagi berarti hp gue mati kak.

Kak Andra :
cepet share lokasinya ke gue .
cepett.

____

kemudian sisil menutup aplikasi Whattsup.nya dan mematikan ponselnya. sebenarnya sisil berbohong kepada andra. ia terpaksa karna kalo enggak, andra pasti menyusulnya ke rumah radi.

yang pastinya akan menimbulkan keributan. sedangkan sisil dan radi sedang butuh ketenangan dan keseriusan, agar bisa menyelesaikan tugas mereka dengan baik.

" segini cukup nggak ya.." tanya radi, yang telah mengambil beberapa tumpuk kertas koran dan kardus bekas.

" coba aja dulu.. kalo kurang gampang kan tinggal ambil lagi..!" jawab sisil.

" oke kalo gitu,..! terus rencananya lo mau buat apa..!" tanya radi.

" apa ya Dik, emangnya lo nggak ada ide apa.." tanya sisil balik.

" kalo bikin rumah gimana sil.." tanya Radi lagi.

" boleh juga, tapi kita harus bikin suasana rumah itu lebih hidup.. dengan buat beberapa pemanis untuk melengkapinya.." ujar sisil bersemangat. sepertinya fikiran sisil dan radi sama saat ini.

" nah itu juga yang gue fikirin. miniatur rumah minimalis. dengan halaman belakang yang indah. dan halaman rumah yang agak luas. dengan menambahkan taman dan ayunan di depan rumah tersebut. . " jawab Radi, yang sedang membayangkan rumah idaman yang ia impikan.

" lo kaya mau bangun rumah beneran aja..." ucap sisil terkekeh.

" iya juga sih, tapi asal lo tau aja, itu gambaran rumah impian gue sil. gue cuma butuh rumah sederhana, yang di dalamnya penuh kehangatan dan kasih sayang. buat apa rumah gede kaya gini, tapi seisi rumah ini hampa. sepii. tidak ada kebahagiaan." ucap radika. curhat sih tepatnya.

" Lo bener banget dik, yang paling penting di dunia ini adalah kebahagiaan dan kasih sayang keluarga ..!" jawab sisil.

radika kemudian tersenyum, memandang sisil. terdapat sebuah keindahan di sana. raut wajah sisil, menggambarkan ketenangan dan kebahagiaan untuknya.

selanjutnya mereka, melanjutkan kembali tugasnya. dengan berbagi tugas, sisil yang bertugas melinting kertas. dan Radika yang menyusun.nya. mereka mulai serius sekarang.

*****

Meet first LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang