bagian 21

25 4 0
                                    

dentuman music DJ bergema keras ke seluruh ruangan, dengan para pengunjung, yang sedang asyik berjoget mengikuti alunan musik yang di sajikan. banyak  juga pengunjung yang nampak asyik bermesraan dengan para wanita penghibur. melengkapi pemandangan bebas di dalam sebuah club malam.

" Lo yakin andra ada di sini..??" tanya Deva, yang berfikir tidak mungkin seorang andra memasuki club malam.

" Lo nggak liat apa.. ! di depan tadi ada motor andra..!!" jawab Alfa.

" tapi nggak mungkin Al. andra masuk tempat beginian.." ujar Deva yang masih tidak yakin.

" yaudah si .. kita cari aja dulu. kalo emang nggak ada kita keluar secepetnya..!" ujar alfa. yang memang sudah risih dengan suasana di dalam club.

" kalo bukan karna andra. gue ogah masuk masuk tempat begini..!" seru Deva.

manik mata Deva tertuju kepada seseorang yang duduk di bartender,  sedang menenggak botol minuman keras. terlihat ada sebuah gelas dan beberapa botol minuman yang telah habis.

" Al, lo liat sebelah sana.. apa itu andra..?" tanya Deva terkekeh. menunjukan seseorang sedang duduk di bartender, yang sibuk dengan botol minumanya.

" mana..?" ucap alfa. kemudian menoleh, mencari sosok yang deva bicarakan.

Alfa melotot, setelah mendapati andra yang sedang asyik minum. entah berapa banyak minuman yang sudah ia habiskan.

alfa segera berlari menghampiri andra yang kemudian di susul oleh deva.

" Ndra lo udah gila apa... ngapain lo di sini..? minum segala lagi. kita kan anti sama beginian ndra, lo lupa..!" teriak Alfa, yang menarik paksa botol minuman yang ada di tangan andra.

" Apaan si lo, balikin nggak botol gue.. gue nggak mau di ganggu. gue lagi butuh ketenangan... " ucap andra nyolot. dengan keadaan tubuh yang sempoyongan, berusaha mengambil kembali botolnya.

" Lo fikir ini jalan satu satunya.. buat menyelesaikan masalah.. lo punya gue  dan Deva yang bisa lo ajak kompromi. bukan begini caranya ndra.." teriak Alfa kembali. yang masih tak percaya. dengan apa yang andra lakukan kali ini.

" Lo pergi sekarang juga. gue nggak butuh kalian.. pergii.." teriak andra kepada alfa. ia merasa terganggu dengan kehadiran mereka.

" Lo yang nyuruh kita kesini ndra.. gue nggak bakalan pergi gitu aja... " jawab Deva.

" gue minta kalian kesini buat nemenin gue. bukan buat ganggu gue kaya gini.. kalo kalian mau ganggu. mendingan pergi dari sini sekarang juga.." gerutu andra. lalu kembali mengambil botol minuman dan menenggaknya.

alfa segera menepis botol yang hendak mencapai mulut andra. hingga terlempar dan pecah jatuh ke lantai. sontak membuat para pengunjung. berhenti dari aktifitas mereka. kemudian mencari tau apa yang sedang terjadi.

Alfa lalu menyeret paksa andra. yang di bantu oleh Deva. andra memberontak tentunya. namun ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya karna pengaruh alkohol.

" Lepasin gue sialaaan..." teriak andra yang masih memberontak. menolak untuk di paksa keluar.

Alfa tetap tidak menghiraukan perkataan andra. dan terus melanjutkan langkahnya.

kemudian alfa memasukan paksa andra kedalam mobil deva. dan dengan cepat membawanya pergi dari sana.

mereka tidak percaya. andra akan sekacau ini, jelas mereka tahu penyebab kehancuran andra pasti adalah sisil.

     *****

sisil menatap langit langit kamarnya. ia tidur dengan terlentang, sambil memeluk boneka panda besar miliknya.

ia terus memikirkan andra. sisil sangat kecewa dengan tuduhan andra padanya, yang terang terangan menganggap rendah dirinya. ia kecewa sakit hati. namun dalam lubuk hatinya. tesimpan perasaan menyesal terhadap andra. ia benar benar tidak bisa mengontrol emosinya. sehingga dengan spontan mengeluarkan kata kata kebencian pada andra.

sisil kemudian mengambil ponsel miliknya. berusaha menelpon andra, ia takut terjadi apa apa pada andra. seberti sebelumnya.

' nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar servce area. ' 

sisil bergerutu kesal, mengetahui bahwa ponsel andra tidak aktif sekarang. di sisi lain ia khawatir dan takut terjadi apa apa pada andra.

meakipun ia kecewa pada andra. namun sisil tetaplah gadis yang berhati lembut dan tidak enakan.

      *******

sedangkan di tempat lain. alfa dan deva membawa andra menuju rumahnya. setelah sampai, mereka pun dengan cepat merangkul andra menuju kamarnya. alfa sudah tidak sabar untuk menginterogasi temanya itu.

Alfa membuang kasar tubuh andra, pada tempat tidur berukurang king size milik andra.

" gue nggak habis fikir ndra.. lo bisa sebodoh ini..." gerutu alfa, yang benar benar kesal pada andra.

" sebenernya lo ada masalah apa ndra, sampe lo kaya gini..!" tanya Deva serius.

" Lo berdua nggak bakal ngerti, apa yang gue rasain saat ini.. jadi berhenti bacot lo pada, yang bikin gue malah tambah pusing.." ucap andra kesal.

" gimana kita mau ngerti ndra, Lo aja nggak mau cerita sama kita..?" sahut alfa.

" Al bener ndra, lo nggak perlu kaya gini.. lo nggak boleh rusak diri lo kaya gini.. masa depan lo masih panjang.." cerocos Deva menasihati andra.

" sisil. dia benci sama gue.. dia udah nggak mau kenal sama gue lagi, dia sampe jijik nggak mau liat muka gue... gue harus gimana sekarang..?" isak andra yang mulai bercerita pada alfa dan deva.

" udah gue duga.." ucap Deva santai. yang memang sudah mengerti apa akar dari penyebab hancurnya andra

" tapi lo nggak harus kaya gini, lo bego ndra.. cuma gara gara cewe, hancurin hidup lo kaya gini.." ucap alfa, dengan nada merendahkan andra.

sontak andra melotot ke arah alfa. kemudian berdiri dan menarik dengan keras kerah baju alfa.

" Lo sialan Al, lo bukan temen gue. sisil itu berarti buat gue lo tau itu.." ucap andra kasar. yang benar benar mengencangkan. cengkramanya pada kerah baju alfa.

" wesst ndra lo santai. nggak gini juga caranya, al ini temen lo ndra.." ucap Deva yang berusaha melerai. dengan memaksa andra melepaskan cengkramanya.

" oooh Lo mau belain alfa Dev, mendingan kalian pergi sekarang. gue butuh sendiri, lo bukan temen temen gue.. pergi nggak sebelum gue habisin kalian.." teriak andra. dengan mimik penuh amarah.

" Al, mending kita keluar sekarang. lo tau andra lagi dalam pengaruh alkohol, gak mungkin juga kita ngomong baik baik sama dia sekarang, kita tunggu di luar sampe andra bener bener sadar.." ucap deva berbisik. karena melihat sosok alfa yang sudah mulai ikut terbawa emosi.

alfa hanya mengangguk. dan kemudian mereka meninggalkan kamar andra. mereka tentu tidak akan meninggalkan andra dengan  kondisinya sekarang.

mereka menunggu di luar. sampai andra sadar, dan bisa di ajak bicara.

******

mulai banyak konflik..
gimana suka nggak sama ceritanya..

votte and commentnya dong.. 😊😊

Meet first LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang