Episode 7: Explore!

447 80 27
                                    

Aku menatap Akaashi tak percaya. Terbesit rasa senang dalam hatiku tapi sayang sekali rasa maluku lebih mendominasi.

Rasanya aku ingin kabur saat ini juga ke Segitiga Bermuda agar bisa menghilang dan tak dapat di temukan.

Tapi lagi, sayang sekali aku tak bisa melakukan itu. Pergerakanku sudah terkunci oleh kedua lengan kekar Akaashi yang kini sudah melingkari pinggulku.

Aku meneguk ludah. Wajahku memerah. Dan Akaashi masih tersenyum seperti tadi.

KENAPA AKAASHI TIBA-TIBA BERUBAH SEPERTI INI!!?

Jangan-jangan dia sengaja membuatku kapok lagi!? Karena aku asal ngambek ngambek begitu??

Hadeeehh.

"Aka--"

"Diam."

ASDFGHJKL.

Akaashi menarik paksa tubuhku dan membawaku pada dekapan yang lebih erat. Wajah Akaashi pun kini perlahan mendekat.

Jujur saja aku tak kuat lagi melihat pemandangan erotis(?) seperti ini, jadi akhirnya aku menutup kedua mataku erat.

Wajah Akaashi semakin dekat dan kini hanya menyisakan beberapa mm saja dari wajahku. Aku kini bahkan sampai bisa merasakan hebusan nafasnya yang hangat di permukaan kulitku.

Jantungku mulai berdebar tak normal dan aku terlihat mulai gelisan dengan keadaan seperti ini. Tapi ya bagaimana? Kan dari awal aku yang minta.

Aku merasakan tangan Akaashi berpindah pada daguku dan memaksa kepalaku sedikit diiringkan ke kanan. Aku sih menurut saja ya.

Sebelah mataku kubuka sedikit, kulihat wajah Akaashi benar-benar dekat. Aku juga melihatnya sudah menutup kedua matanya. Ah bahagia sekali.

Baiklah. Sekarang aku siap untuk-



Ting Tong.



Bangsat.



Aku juga Akaashi spontan membuka mata dan mengengok ke arah pintu tepat ketika bel rumah ini berbunyi.

Tanpa bicara apa pun Akaashi pergi meninggalkanku dan melangkah menuju pintu. Tapi langkah Akaashi kini terlihat lebih cepat dari biasanya. Sepertinya ia agak kesal.

Ya ya ya ya. Aku juga kesal, sialan.

Aku menatap punggung Akaashi sambil menautkan kedua alisku sebal. Ia kini sudah berdiri di depan pintu dan bersiap membukanya.

Baru beberapa detik pintu terbuka, Akaashi sudah menutupnya lagi. Ia terlihat sedang mengambil nafas yang panjang dan menghembuskannya sekarang.

Siapa sih?


DOK DOK DOK DOK DOK!!

Walah kok ga santai ketuk pintunya.

"ARHGASHEEEEEEE!!!! KENAPA KAU TUTUP PINTUNYA LAGI!?"

"..."


Aku berjalan menghampiri Akaashi yang kini membuka pintunya lagi. Wajah Akaashi benar-benar terlihat terganggu sekarang.

Pintu terbuka dan akhirnya aku tau siapa orang yang bisa kalem tadi.

Ya. Bokuto. Lengkap dengan baju olahraga dan bola voli di tangannya.

"Bokuto-san, aku sudah bilang tak bisa ikut hari ini."

DREAMWhere stories live. Discover now