Seven

6.5K 100 3
                                    

Sinar mentari pagi membuat reina mengerjapkan matanya.

namun saat reina terbangun, ia tidak melihat sosok alvin disampingnya.

reina kembali mengingat, kejadian semalam antara mereka berdua, mata reina terasa memanas saat mengingatnya dan akhirnya cairan sebening kristal berhasil lolos begitu saja dari matanya.

sakit, kecewa, amarah, semuanya hanya bisa dipendam didalam hati, membuat reina frustasi, ia tidak tau lagi bagaimana caranya agar alvin benar benar menerimanya sebagai istri bukan seperti seorang budak, yang selalu bersikap seenaknya kepada reina.

"Kamu harus kuat rei, kamu pasti bisa meluluhkan hatinya alvin yang begitu keras". gumam reina dalam hati, yang mencoba untuk menjadi penyemangat bagi dirinya sendiri, dan segera mengusap air mata dipipinya yang mulus.

Setelah itu ia bergegas ke kamar mandi, untuk membersihkan diri.

20menit kurang lebih waktu yang reina gunakan untuk membersihkan diri, setelah itu ia bergegas segera melaksanakan tugasnya sebagai mana seorang istri.

waktu sudah menunjukan pukul 17:45 WIB, dan reina pun telah selesai dengan semua tugasnya, namun alvin tak kunjung datang.

Akhirnya ia memutuskan ke dapur dan memasak makan malam untuk mereka berdua.

Reina mulai menyiapkan semua bahan bahan yang ia perlukan, dan mulai memasak.

30menit, sudah, akhirnya masakan reina siap untuk dihidangkan.

Namun belum ada tanda tanda kepulangan alvin.

"Jam segini ko belum pulang yah? apa mungkin dia lembur?". gumam reina dalam hati merasa sedikit risau.

akhirnya reina memasukan masakannya ke dalam rice coocker agar masakannya tetap hangat.

Reina, mencoba untuk menghubungi alvin, Namun nomornya tidak bisa ia hubungi, membuat reina semakin panik.

entahlah, mengapa Reina begitu mengkhawatirkan alvin, meskipun alvin selalu jahat kepadanya, reina sama sekali tidak menyimpan rasa benci kepada alvin, yang ada malah ia semakin begitu mencintainya, reina sangat mencintai alvin, ia mencintai seseorang yang telah melukainya berkali kali, gila bukan?

Tapi meskipun begitu, reina yakin, suatu saat pasti alvin akan bisa menyayanginya dengan tulus sama seperti reina menyayangi alvin.

dan alvin, bisa setulus hati mencintai reina, sama seperti reina mencintai alvin.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, jarum jam telah menunjukan pukul 22:00.

perlahan kantuk reina mulai menyerang matanya.

Akhirnya ia memustuskan untuk menunggu alvin diruang tamu.

Reina tidak bisa menahan kantuknya lagi, akhirnya reina tertidur di sofa ruang tamunya.

(Alvin POV)

Alvin masih setia didepan monitor laptop nya.

Pekerjaan yang begitu menumpuk mengharuskannya untuk pulang larut.

Perutnya yang terus2an berbunyi, meminta untuk segera diisi, mengganggu kosentrasi alvin, dan membuat pekerjaannya semakin lama untuk dituntaskan.

ditambah dengan bayang bayang reina, selalu menghantuinya, membuat alvin terlihat begitu berantakan.

entah perasaan apa yang dirasakan olehnya saat ini...

Yang diinginkan alvin hanya lah untuk menyakitinya, membuat reina menderita.

namun saat alvin melihat air mata reina, perasaannya bergemuruh, hati nya begitu terpukul, ingin sekali alvin mengusap air mata itu, namun keangkuhan alvin membuat nya untuk mengurungkan niatnya itu.

setelah selesai dengan pekerjaannya, alvin bergegas untuk segera pulang.

ia ingin segera melihat reina, menatap mata coklat nya yang indah, serta membuatnya terasa lebih damai.

15menit akhirnya, alvin tiba dirumahnya.
namun ketika ia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah, alvin melihat reina sudah tertidur pulas di sofa ruang tamunya.

alvin pun menghampiri reina yang tengah tertidur, dipandanginya wajah reina yang polos, tanpa sepoles make up, namun tetap terlihat cantik.

alvin menatap reina cukup lama, dipandanginya wajah reina yang terlihat begitu tenang.

setelah cukup lama alvin puas memandangi wajah reina, alvin mengangkat tubuh mungil reina dan memindahkannya ke dalam kamar.

"Sebenarnya kau itu siapa?". ujar alvin yang telah membawa reina kedalam kamar dan duduk disamping reina.

"Kenapa kau lakukan ini padaku rei? kenapa kau membiarkanku membuka hati untukmu?". ujar alvin lirih.

"Aku harus menjauhimu, aku tidak ingin terperangkap dan jatuh karena cinta, aku tidak ingin mencintai siapapun". ujar alvin yang ternyata mulai membuka hatinya.

"Aku harus melepaskanmu rei, kita harus bercerai". gumam alvin dengan mata yang mulai berkaca kaca.

setelah itu alvin beranjak pergi, dan meninggalkan reina yang tengah tertidur.





#Maaf gaes kalo bagian bagian cerita nya kependekan, cuma bisa nya nyampe segitu wkwk😁

I Love You ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang