Four

8.5K 127 0
                                    

"cupp". ketika alvin mulai mencium bibirnya dengan begitu lembut.

Reina begitu terbuai, dengan permainannya alvin yang membuatnya pasrah.

ketika alvin mengetahui bahwa reina mulai membalas ciumannya, ia semakin gencar untuk melakukan lebih dalam lagi.

Keduanya begitu menikmati pergulatan lidah tersebut.

Sampai ketika reina mencium aroma gosong, ia segera melepaskan pagutan panas bibirnya, dan mendorong tubuhnya hingga menjauhi alvin.

"Ya ampun masakan aku". reina segera mengambil kualinya itu dan Segera meletakkannya di wastafel.

"Ini semua gara gara kau alvin, kau membuat masakanku menjadi gosong". ujar reina kesal sambil membersihkan kualinya.

"Heii, mengapa aku yang disalahkan, kau sendiri pun menginginkannya bukan?".

Reina tidak menggubris perkataan alvin.

"Sudah, kau bersiap siap lah, aku akan mengajakmu untuk sarapan diluar".

"Aku juga tidak yakin dengan masakan yang kau buat". ujar alvin yang mencoba untuk menggoda reina.

"Dasar pria yang menyebalkan". gumam reina dalam hati.

Setelah mereka berdua siap, akhir mereka pergi ke sebuah restorsan cepat saji,  yang berada disalah satu kota jakarta.

"Mau pesen apa?". tanya alvin pada reina.

"Samain aja". jawab reina dengan senyum yang sekilas.

"Mba nasi kare nya dua, ama ice lemon tea nya juga dua". ujar alvin pada pelayan restoran tersebut.

"Baik". jawab pelayan tersebut.

suasana keduanya begitu canggung, baik alvin maupun reina, tidak ada yang mau untuk mengawali pembicaraan.

"Apa kau tidak pergi ke kantor hari ini?". ujar reina mengawali pembicaraan mereka berdua.

"Tidak". jawab alvin dengan singkat dan dingin.

"Eum, aku, maksudku hari ini aku ingin menjenguk papah, itu juga kalau mengizinkannya". ujar reina dengan sedikit perasaan takut.

Alvin hanya memandang reina sekilas, Lalu ia kembali fokus pada makanannya yang ia pesan, dan sudah sampai dari tadi.

Reina pasrah, ia sudah menduganya bahwa suaminya itu, tidak akan membolehkannya untuk keluar dari rumah tersebut, kecuali ia pergi bersama alvin.

"Baik, tapi ingat pulangnya jangan terlalu malam, paham?". ujar alvin yang kembali menatap reina.

Reina terperangah mendengar hal itu, apa dia sungguh sungguh mengatakannya.

"Eum, apa kau serius?". ujar reina ingin memastikannya.

"Kalau kau tidak percaya, ya sudalah". ujar alvin yang datar.

"Eum, tidak tidak, aku percaya, jadi bolehin aku pergi yah?". ujar reina dengan raut wajah yang kegirangan.

Melihat ekspresi reina saat ini, membuat perasaan alvin menjadi tenang. entahlah mengapa ia menjadi lebih tentram, saat melihat senyumnya reina.

ia juga tidak mengerti, mengapa ia jadi seluluh ini dengannya.

"Tapi kau harus ingat, kau tidak boleh pulang terlalu malam, paham?".

"Baiklah, aku mengerti". ujar reina dengan wajah yang berseri seri.

Drrtt drrtt...

Tiba tiba  Handphone nya alvin berdering.

"Ya hallo".

"-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.".

"Baiklah aku akan segera kesana".

"Aku, ada urusan mendadak di kantor, aku akan mengantarkan mu terlebih dahulu, dan kau cepatlah habiskan makananmu". ujar alvin yang baru saja menutup telfonnya.

"Tidak usah, jika kau ingin pergi, pergilah. aku bisa naik taksi". ujar reina.

"Apa kau yakin?". tanya alvin kepada reina.

"Sangat yakin Mr, fabian". ujar reina dengan bahagia yang mencoba untuk meyakinkan alvin.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi duluan".

Setelah alvin meninggalkan reina ditempat itu, ia pun memesan taksi online melalui Aplikasi dihandphone nya.

sesampai nya dirumah sakit, reina segera menuju ruang rawat dimana ayah nya berada.

setelah reina berada diruang rawat ayahnya, ia melihat ayahnya yang masih menutup matanya itu.

"Papah, reina kangen papah". ujar reina yang hampir menangis.

Ia begitu miris, melihat satu satunya orang tua yang masih ia miliki dalam keadaan sepertu ini.

Ia menghampiri ayahnya yang sedang tertidur lama dan memegang tangan sang ayah.

"Papah, apa papah tau, sepertinya alvin mulai membuka hati untuk reina, sepertinya alvin mulai menyukai reina". Reina bercerita kepada ayahnya seolah olah ayahnya bangun dan mendengar semua cerita dari reina.

"Reina harap reina bisa menjadi orang pertama yang dapat meluluhkan hatinya alvin pah". reina bercerita dengan begitu senangnya.

saking senang nya ia sampai menitikan air matanya.

Setelah merasa cukup menjenguk ayahnya, reina segera pulang karena waktu menunjukan pukul 17:45 WIB, ia teringat perkataan alvin agar pulang tidak terlalu malam.



#Thanks yang mau udah baca🙏

Baru pemula, maaf kalo ceritanya kurang menarik😊

I Love You ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang