12. Ungkapan Hati.

9.8K 80 0
                                    

"Selamat pagi anak-anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi anak-anak."

Sapa Hiro-sensei yang disambut balasan ucapan salam juga oleh seluruh murid yang berada di kelas XII-C. Seperti biasa, Hiro-sensei telat masuk ke dalam kelas 30 menit setelah bel pergantian pelajaran berbunyi. Entah ritual apa yang ia kerjakan setiap kali akan masuk ke kelas untuk mengajar, hingga selalu telat masuk.

"Baiklah, buka halaman 31... Hari ini kita akan mempelajari tentang alat reproduksi"

Semua murid membuka halaman yang diminta guru biologi tersebut. Hiro-sensei mulai menjelaskan isi materi dan membahasnya satu persatu hingga terperinci agar semua murid mampu menangkap dan memahami pelajaran yang ia ajarkan.

Hiro-sensei merupakan guru paling tampan dari beberapa guru lelaki yang mengajar di Sakura Blossom Highschool. Tubuhnya yang atletis dan gagah membuat dia menjadi guru favorite bagi murid-murid perempuan yang mendominasi sekolah tersebut.

Rambutnya yang panjang dan sedikit berantakan membuat dia terlihat maskulin, tatapan matanya tajam dan mempunyai senyum nakal yang mempesona. Penampilan keren dipadu dengan wajah tampan serta otaknya yang cerdas menjadi modal untuk memikat banyak perempuan.

"Hiro-sensei..."

Tanpa sadar nama guru tampan yang sedang mengajar di ruangan kelas tersebut keluar lirih dari sela-sela bibir murid perempuan yang duduk di depan Acchan. Membuat beberapa teman-teman yang berada di dekat tempat duduknya menoleh ke Yokoyama Yui. Termasuk Takeru yang duduk di sebelah kiri Acchan, dia menatap heran pada perempuan berambut sebahu tersebut.

"Hei Acchan... Yui-han kenapa?"

Bisik Takeru pada Acchan yang sedang memperhatikan buku pelajaran biologinya. Sejenak ia menatap ke depan untuk memastikan Hiro-sensei tak memperhatikan dirinya, lalu menoleh ke wajah tampan Takeru.

"Biarkan saja, kebiasan buruk dia lagi kambuh." Acchan menjawab lirih.
"Kebiasaan buruk apa?" Tanya Takeru lagi.
"Berkhayal tentang Hiro-sensei." Jawab Acchan.
"Benarkah???!!!" Teriak Takeru.

Teriakan Takeru membuat seisi ruangan kelas XII-C tersentak kaget dan semua mata menuju ke bangku Takeru, termasuk Hiro-sensei. Sial!!!, Batin Takeru ketika menyadari reaksi dia yang berlebihan mendengar jawaban Acchan.

"Takeru... Kenapa kau berteriak?"
"Tadi dia ngobrol sama Acchan... Hiro-sensei."

Belum sempat Takeru menjawab, tiba-tiba Annin langsung mengadu. Takeru dan Acchan terlihat kaget.

"Aku hanya menjawab pertanyaan Takeru saja." Acchan membela diri.
"Halah!!! Dari tadi kalian memang berisik." Annin berseru.
"Jangan asal ngomong kamu ya." Jurina tidak terima sahabatnya dituduh.
"Memang begitu kenyataannya." Annin melipat kedua tangannya di depan dada.
"Sudah, sudah... Hentikan pertengkaran kalian, atau kalian keluar dari kelas ini?"

Bentak Hiro-sensei membuat seisi ruangan kelas terdiam. Annin tersenyum puas melihat wajah kesal Jurina, dia memang selalu bertengkar dengan sahabat Acchan tersebut. Padahal sebelum mengenal Acchan, mereka berdua adalah sepasang sahabat.

"Maaf sensei, semua ini salah saya. Acchan hanya membantu ketika saya bertanya."
"Tidak sensei. Bukan hanya Takeru, saya juga bersalah." Timpal Acchan.
"Tapi Acchan..." Belum sempat Takeru menyelesaikan kalimatnya. Acchan menyela.
"Sudahlah Takeru, kita tadi memang sempat ngobrol." Acchan mencoba tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu kalian tau apa yang harus kalian lakukan." Ujar Hiro-sensei.

Mereka berdua berdiri dari tempat duduknya dan menunduk sejenak, kemudian berjalan menuju pintu keluar kelas XII-C. Semua mata memandang ke arah mereka berdua saat berjalan meninggalkan ruang kelas. Setelah Takeru dan Acchan menghilang dari pandangan seisi ruangan kelas, semua murid kembali menatap ke Hiro-sensei.

"Baiklah, kita lanjutkan pelajaran lagi. Semuanya perhatikan ke depan, jangan buat kekacauan di kelas saya." Hiro-sensei memperingatkan.
"Baik Hiro-sensei." Jawab murid-murid XII-C kompak.

••♥••> S a k u r a   B l o s s o m   H i g h s c h o o l <••♥••

Takeru dan Acchan berada di atas atap gedung SBH-XII. Mereka duduk di lantai atap gedung itu, setelah keluar dari kelasnya. Mereka tidak mau ambil resiko terciduk pihak keamanan sekolah jika berkeliaran pada saat jam proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga Takeru mengajak Acchan ke tempat yang jarang dikunjungi orang tersebut.

"Maafkan aku Acchan. Kau tak seharusnya berada di sini."
"Tidak apa-apa. Sekali-sekali aku ingin merasakan dikeluarkan dari kelas."
"Memangnya kau belum pernah dikeluarkan sebelumnya?"
"Ini pertama kalinya, dan entah kenapa aku merasa senang."
"Apa??... Kau merasa senang??... Kau ada-ada saja."

Takeru tersenyum mendengar ucapan perempuan cantik itu, dia menatap wajah Acchan yang ikut tersenyum manis. Menyadari kedua mata elang Takeru menatap wajahnya, Acchan memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya.

"Aku lihat Jurina terlihat kesal saat kau di pojokkan oleh Annin."
"Mereka berdua memang begitu, tidak pernah akur. Semenjak kejadian masa lalu."
"Kejadian masa lalu?"
"Aku tak tau pasti, karena Jurina tidak mau menceritakan masalah itu. Yang aku tau, dulu mereka adalah sepasang sahabat sebelum Jurina bertemu denganku. Dan yang aku takutkan adalah kehadiranku malah menambah permusuhan mereka berdua."

Acchan menundukkan kepalanya, kedua tangannya saling meremas dan terlihat cemas. Tangan kanan Takeru memegang kedua tangan Acchan yang berada di atas kedua batang pahanya, mencoba menenangkan hatinya.

"Kau berada di situasi yang berbeda, jadi tak seharusnya kau merasa cemas tentang persahabatanmu dengan Jurina. Aku yakin mereka berdua akan kembali berdamai suatu saat nanti. Percaya padaku, oke?"

Acchan mengangguk pelan dan mulai tersenyum kembali. Tanpa sadar tangan kiri Takeru mengusap lembut kepala Acchan. Raut muka Acchan berubah, kedua matanya menatap tajam dan senyumnya memudar.

"Apa yang kau lakukan Takeru, beraninya menyentuh kepalaku??"
"Ehhh.. maa..maaf... Aku tak bermaksud untt...tuk..."
"Tak termaafkan!!!... Aku akan membunuhmu."
"Eeeeeehhh..."
"Hahaha... kenapa kau jadi ketakutan seperti itu?.. Aku hanya becanda, Takeru."

Acchan tertawa terpingkal-pingkal melihat ketakutan di wajah Takeru, dia merasa senang telah membalas keusilan Takeru tempo hari saat membawa tas sekolahnya kabur. Wajah Takeru sejenak bengong dan tak percaya dirinya dibuat ketakutan.

Saat dirinya ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba wajah Acchan mendekat dan mencium bibir Takeru. Kedua mata Takeru membulat besar, shock mendapat serangan mendadak itu. Acchan melepaskan ciumannya dan menatap kedua mata elang Takeru.

"Takeru... Aku tak tau perasaan aneh apa yang aku rasakan saat bersamamu, hingga aku ingin selalu berada di dekatmu. Sepertinya aku telah jatuh hati padamu, Takeru... Aku cinta kamu... Maukah kau menjadi kekasihku?"

Acchan menggigit bibir bagian bawah, menunggu jawaban dari lelaki di hadapannya. Takeru tersenyum mendengar ungkapan cinta Acchan, dia segera mencium bibir Acchan setelah menganggukkan kepala untuk merespon ucapan perempuan cantik itu.

To be continued...

•••★★•••♥•••★★•••

Cie... Acchan yang udah jadian sama Takeru... Author nunggu traktirannya saja deh, hihihi... 😝😝😝
Bakal ada apa ya di chapter berikutnya?... So, ikuti terus kelanjutan cerita SBH...

Budayakan vote and comment di setiap chapter nya sebelum atau sesudah membaca, biar author nya makin semangat lanjutin cerita SBH..
Thank's buat yang udah ngehargai karya aku dan follow aku... See you next chapter guys!!! 😘😘😘 ...

Sakura Blossom HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang