05. Weird Boy.

26.6K 142 2
                                    

Sakura Blossom Highschool mempunyai beberapa bangunan gedung besar dan bertingkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakura Blossom Highschool mempunyai beberapa bangunan gedung besar dan bertingkat. Gedung utama yang dinamakan SBH-Center, berada tepat di atas pintu gerbang kedua yang memasuki lingkungan belajar sekolah. Sedangkan gerbang pertama sekolah berada di bagian luar utara dengan pagar besi dan tembok setinggi tiga meter mengelilingi lingkungan sekolah.

Di depan gedung SBH-Center yang menghadap ke selatan terdapat lapangan dan taman yang dikelilingi gedung-gedung lain. Diantaranya gedung SBH-X dan gedung SBH-XI berada di sebelah timur lapangan. Gedung SBH-XII dan gedung SBH-Multi berada di sebelah barat lapangan. Sedangkan gedung SBH-Sport berada di sebelah selatan lapangan utama.

Gedung SBH-XII merupakan gedung yang dihuni oleh murid-murid kelas XII. Gedung yang berada di sebelah barat lapangan utama ini mempunyai tiga lantai.
Lantai 1 : Ruang kelas XII-A, ruang kelas XII-B, ruang staf-pengajar dan toilet laki-laki.
Lantai 2 : Ruang kelas XII-C, ruang kelas XII-D, ruang UKS XII dan toilet perempuan.
Lantai 3 : Ruang kelas XII-E, ruang perpustakaan XII dan ruang laboratorium XII.

Di lantai tiga gedung SBH-XII terdapat sebuah tangga menuju ke atap gedung, tempat yang jarang dikunjungi. Tempat terbuka yang hanya ada hamparan atap gedung yang kosong. Biasanya tempat nongkrong murid-murid malas yang bolos pelajaran maupun hanya untuk rebahan menatap langit, seperti yang dilakukan Takeru saat ini.

Takeru merebahkan tubuhnya menatap langit di atas gedung bangunan tempatnya belajar, SBH-XII. Beberapa menit yang lalu dia harus kerepotan menjawab setiap pertanyaan dari teman-teman barunya di kelas XII-C. Takeru harus berbohong ingin pergi ke toilet, demi untuk lepas dari pertanyaan yang seakan tak ada habisnya. Kesempatan itu membawa Takeru berlari menuju ke atap gedung.

"Sial!!!. Sungguh mengerikan." Keluh Takeru.
"Itulah resiko yang harus dihadapi anak baru."

Terdengar suara yang keluar dari mulut seorang lelaki yang wajahnya muncul secara mendadak dan menghalangi pandangan Takeru. Takeru terperanjat kaget dan mengangkat kepalanya, sehingga dahi mereka saling bertabrakan keras. Dug!!!.

"Ouch!!!" Teriak mereka berdua bersamaan. Lelaki itu terjungkal dan pantatnya mendarat keras di lantai hadapan Takeru. Mereka berdua memegangi dahi mereka masing-masing sambil mengaduh menahan sakit.

"Kenapa kau menabrak dahiku?" Tanya lelaki itu.
"Kau membuatku kaget. Wajahmu muncul tiba-tiba, aku kira kau hantu." Jawab Takeru.
"Mana ada hantu keren seperti aku." Ujar lelaki itu penuh percaya diri.

Takeru mengusap dahi untuk meredakan rasa sakitnya, terlihat dia sesekali meringis menahan nyerinya. Kedua matanya menatap lelaki yang sedang melakukan hal yang sama seperti Takeru. Takeru ingat bahwa lelaki itu merupakan salah satu murid kelas XII-C yang duduk di bangku paling belakang pojok sebelah kanan. Lelaki yang hanya terpaku membaca buku ketika Takeru memperkenalkan diri di depan kelas pagi tadi.

"Namaku Takeru, siapa namamu?"
"Fukushi Sota, kau bisa memanggilku Sota."
"Apa kau sering ke atap gedung?"
"Iya... Sebelum kau datang, aku sudah berada di sini. Melihatmu terbaring."
"Benarkah?... Aku tak melihatmu di sini saat aku datang."

Sota mengeluarkan suara decakkan di sela bibir tipis dan senyum dinginnya mengembang di wajahnya yang tampan. Jari telunjuk Sota menunjuk ke arah balik teralis pagar yang terpasang mengelilingi bibir gedung tersebut.

"Aku berada di sana saat kau datang ke sini."
"Hei!!! itu sangat berbahaya, kau bisa saja jatuh ketika berdiri di tempat berbahaya itu."
"Tenanglah, ada space yang cukup untuk membuatku aman."
"Space?..."
"Iya... Tempat yang cukup untuk bersantai di balik teralis besi pagar pengaman."

Melihat wajah Takeru yang masih belum mengerti maksudnya, Sota beranjak dari tempat duduknya di lantai. Dia berdiri dan mendekati teralis besi itu, Takeru mengikuti langkah lelaki itu di belakangnya. Sota naik ke atas teralis besi pagar setinggi satu meter tersebut dan melompat, berada di balik pagar. Sekilas Takeru memeriksa apakah tempat itu cukup aman untuk dipijak. Ia melihat space yang dimaksud Sota, dia pun menaiki teralis besi itu dan melompat.

"Lihat... Tempat ini cukup untuk kita berdua, ada jarak menuju bibir gedung."
"Kau benar, Sota. Bahkan masih bisa untuk berbaring menatap langit."

Takeru mengerti space yang dipijaknya adalah bangunan melengkung, tempat dimana nama gedung itu tertempel pada bagian atas wajah gedung SBH-XII. Dia bisa melihat bagian atas tulisan berwarna merah tersebut, setiap hurufnya terlihat begitu besar. Pantas saja tulisan itu terlihat sampai jarak yang cukup jauh, saat dia berada di luar sekolahan. Dari space itupun Takeru dengan jelas melihat gedung yang berada di depannya, yaitu SBH-X dan SBH-XI.

"Tempat ini benar-benar keren."
"Hanya kau yang pernah aku ajak ke sini."
"Benarkah, kenapa kau lakukan ini kepadaku?
"Aku tak tau, tiba-tiba terbesit dalam benakku untuk mengajakmu ke sini."

Sota merasakan ketertarikan dengan sesuatu yang ada pada diri Takeru, tapi dia tidak tau apa itu. Itulah kenapa dia berani mengajak Takeru berbicara, padahal dia termasuk lelaki yang tertutup. Walaupun begitu Sota bukan termasuk orang yang menyebalkan seperti Setomaru. Wajah tampan dengan penampilan keren membuat dia disukai banyak perempuan, walaupun sikapnya selalu dingin terhadap mereka.

"Kau selalu habiskan waktu istirahat sekolahmu di sini, Sota?"
"Iya... Ini adalah tempat favorite ku selain kamarku."
"Kau tak banyak teman di sini, hah?? sampai selalu habiskan waktumu di atap gedung."
"Aku hanya belum menemukan teman yang pas di hati."
"Hahaha... Kau ini pemilih ya."

Takeru tertawa mendengar jawaban Sota, menurutnya aneh ada orang yang masih pilih-pilih teman seperti yang Sota lakukan. Melihat Takeru terus tertawa membuat Sota merasa kesal, dia membalikkan tubuhnya dan naik ke teralis besi dan melompat keluar dari space tersebut. Takeru menyusulnya ketika ia menyadari Sota tersinggung karena tawanya, berlari dan tangan kanannya meraih tangan kiri Sota.

"Hei... Kau mau kemana, Sota?"
"Kau menyebalkan."
"Maafkan aku, oke."
"Aku yang minta maaf, tak seharusnya aku kesal."
"Hahaha... Kenapa kau malah yang minta maaf sekarang?"

Sota kembali menatap kesal dan kedua pipinya mengembung bersama bibirnya yang manyun, mendengar lelaki di hadapannya itu tertawa. Takeru merasa apa yang dilakukan Sota itu begitu imut dan menggemaskan sehingga dia segera tersenyum dan tangan kirinya tiba-tiba mengelus lembut kepala Sota. Mendapat perlakuan seperti itu membuat Sota salah tingkah dan kedua pipinya merona.

"Takeru... Bisakah kita berteman?"
"Kenapa kau berkata seperti itu? bagiku terasa aneh."
"Maaf, aku hanya ingin lebih dekat denganmu."
"Hahaha... Tentu saja kita bisa berteman. Dari awal aku berbicara denganmu, aku sudah menganggap kau sebagai temanku."

Takeru menepuk bahu lelaki itu dan tertawa melihat sikap Sota yang menurutnya aneh. Sempat terdorong kaget terkena tepukan tangan Takeru, kali ini Sota tidak tersinggung mendengar tawanya. Dia mulai mengikuti tawa lelaki yang baru jadi teman kelasnya tadi pagi. Entah kenapa, ada perasaan yang menyenangkan di hati Sota saat mereka berdua melepaskan tawanya bersama.

To be continued...

•••★★•••♥•••★★•••

Uhuk!!!... Sesuatu apa sih yang dimiliki Takeru, bahkan sampe Sota pun jadi salting saat dibelai.., Hihihi... So, ikuti aja kelanjutan ceritanya di chapter berikutnya.

Budayakan vote and comment di setiap chapter nya sebelum atau sesudah membaca, biar author nya makin semangat lanjutin cerita SBH..
Thank's buat yang udah ngehargai karya aku dan follow aku... See you guys!!! 😘😘😘 ...

Sakura Blossom HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang