13. Absurd Conversation.

8.9K 74 0
                                    

Ceklek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek.

Takeru duduk di bangku kecil untuk melepaskan sepatu hitamnya setelah menutup dan mengunci pintu depan rumah berlantai dua milik sepupu perempuannya. Menaruh sepatu di rak dekat pintu kemudian berdiri dan berjalan melewati ruang tengah lantai bawah, berlanjut melewati kamar Kojiharu yang tertutup rapat kemudian menaiki anak tangga menuju ke lantai atas.

Dia masih teringat saat Acchan mengungkapkan perasaan cintanya pagi tadi di atap gedung SBH-XII. Tak menyangka belum seminggu dia pindah ke sekolah itu namun sudah mempunyai seorang kekasih yang cantik, pintar dan jadi primadona anak-anak lelaki sekolah tersebut. Sempat dirinya dipandang sinis oleh beberapa lelaki ketika dia menggandeng tangan Acchan saat berjalan menuju kantin sekolah, namun dia cuek aja.

"Tadaima!!!"
"Okaeri, Takeru."

Suara lembut balasan dari mulut sepupu perempuannya yang sedang duduk di sofa berbentuk hati pada ruangan tengah lantai atas. Sebuah laptop berada dipangkuan kakinya yang melipat dan naik ke sofa tersebut. Kacamata berbingkai warna merah muda bertengger di hidung mancungnya, sedangkan jari-jari lentiknya berada di atas keyboard laptopnya. Mungkin dia sedang mengerjakan tugas kuliah, pikir Takeru.

"Kamar mandi di kamarmu sudah diperbaiki jadi kau bisa menggunakannya kembali. Mandilah terlebih dahulu agar lebih segar dan bersemangat... Sementara kau membersihkan diri, aku akan menunggumu di meja makan untuk makan siang bersama."

Jari-jari Kojiharu sibuk mengetik di papan keyboard, sama halnya dengan kedua mata yang selalu menatap layar datar laptop. Wajah cantik Kojiharu terlihat serius, sesekali mendorong bagian tengah kacamata dengan jari telunjuk dan jari tengah di atas hidung untuk memperdalam posisi.

"Baiklah aku akan mandi dulu."

Takeru berjalan menuju ke kamar tidurnya yang terletak persis di ruang tengah lantai atas. Dia membuka pintu kamar dan melihat ruangan dengan suasana gelap tersebut telah rapi kembali saat di tinggalkan dalam keadaan berantakan tadi pagi. Kojiharu pasti telah merapikannya. Sepupu perempuannya itu memang sangat rajin dan tidak suka melihat tempat kotor dan berantakan. Berbeda sifat dengan Takeru yang pemalas.

Dia menaruh tas sekolah di atas meja belajar bersama jam tangan yang ia lepaskan dari pergelangan tangan kirinya. Kemudian menanggalkan kemeja dan celana seragam sekolah, menyampirkannya di kursi meja belajar. Tubuh atletisnya hanya menggenakan underwear saja dan menuju ke kamar mandi dalam ruangan kamar tidur Takeru.

Takeru membuka pintu kamar mandi yang sudah di perbaiki itu, dia segera masuk dan menutup pintu kamar mandi tersebut. Melepaskan underwear yang menutupi Junior Takeru kemudian masuk ke bilik shower. Menutup tirai plastik transparan bilik tersebut dan memutar kran, air keluar dan membasahi kepala serta tubuhnya. Terasa menyegarkan dan menyenangkan.

••♥•• S a k u r a   B l o s s o m   H i g h s c h o o l ••♥••

Kojiharu meletakkan piring terakhir yang di bilasnya ke rak perabotan pecah belah tersebut. Dia melepaskan celemek yang menempel di tubuh rampingnya, kemudian melipat dan meletakkannya di dalam rak dapur. Dia kembali menuju ke meja makannya yang telah kosong. Takeru pun telah meninggalkan tempat makan tersebut, kemungkinan berada di ruang tengah lantai satu rumah tersebut.

Beberapa menit yang lalu mereka berdua telah menyelesaikan makan siangnya. Setelah menunggu hampir 30 menit Takeru membersihkan diri di kamar mandi dalam kamarnya yang telah diperbaiki. Saat tengah makan siang, Takeru bilang akan berdiskusi tentang sesuatu setelah menyelesaikan makan siangnya itu. Kojiharu pun setuju.

Kojiharu membuka kulkas dan mengambil sebotol air putih yang dingin. Dia juga meraih dua gelas kaca dari rak barang pecah belah di samping kulkas tersebut. Perempuan manis itu melangkahkan kakinya menuju ruangan berikutnya. Dia menghampiri Takeru yang sedang duduk di sofa hitam pada ruang tengah.

"Apa yang ingin kau bicarakan Takeru?"

Kojiharu meletakkan dua gelas pada meja kaca di depan Takeru duduk, dia menuangkan air putih dingin dari botol yang dipegangnya. Setelah kedua gelas penuh, dia mengambil keduanya dan satu gelas diberikan kepada Takeru. Kojiharu duduk di samping Takeru dan menaikkan kedua kakinya ke atas sofa. Kakinya melipat sehingga dia duduk bersila.

"Siapa lelaki yang kau ajak pulang ke rumah?"
"Namanya Yamashita Tomohasi, panggil saja Kurosaki. Dia adalah kekasihku."

Takeru meletakkan gelas di atas meja, setelah meminumnya beberapa kali tegukan. Wajahnya terlihat serius dengan kedua matanya menatap lekat pada Kojiharu yang sama-sama meletakkan gelasnya di atas meja.

"Kejadian tadi pagi..." Takeru terlihat ragu untuk mengatakannya. "Bisakah kau menutup dan mengunci pintunya terlebih dahulu sebelum melakukannya."
"Maaf Takeru... Aku pulang dari klub malam dalam keadaan mabuk, sehingga tanpa sadar membiarkan pintu kamarku masih terbuka saat birahi kami sedang memuncak."
"Bagaimana jika Oji-san dan Oba-chan tiba-tiba datang berkunjung dan melihatmu sedang bercumbu dengan pintu terbuka?"
"Maaf... lain kali aku akan lebih hati-hati."

Kedua telapak tangan Kojiharu merapat, kepalanya menunduk meminta maaf. Takeru hanya menghembuskan nafasnya pelan dan kepalanya disandarkan pada sofa yang di dudukinya. Kedua matanya menatap langit-langit ruang tengah tersebut.

"Kau juga terlihat menikmati permainanku tadi pagi kan?"
"Heeeehh!!!... apa maksudmu?"

Takeru terperanjat kaget, dia kembali menatap wajah Kojiharu yang tersenyum nakal. Kojiharu mencondongkan tubuhnya ke depan sehingga mampu melihat rona merah di wajah tampan sepupu laki-lakinya itu.

"Kau pikir aku tak tau saat tangan kananmu memanjakan Junior mu di balik celana pendek yang kau kenakan tadi pagi saat mengintipku bercinta dengan kekasihku."

Lidah Takeru terasa kelu, dia tidak mampu berkata apa-apa. Pandangannya terpaku pada dua gelas yang berada di atas meja. Melihat Takeru terdiam membuat Kojiharu mengangkat salah satu sudut bibirnya.

"Kau juga sering pulang telat, pasti di luar sana kau jajan sembarangan ya."
"Apa!!! Tentu saja tidak. Aku bermain dengan perempuan yang aku kenal saja."
"Tuh kan ngaku, naena nya sama perempuan yang dikenal saja... Hahaha..."

Sial!!!. Umpat Takeru dalam hati. Dia keceplosan mengakui sering naena saat telat pulang ke rumah. Wajah tampannya ditekuk, merasa kesal dikerjai sepupu perempuannya itu. Dia meraih remote-control di meja kecil samping meja dan menekan tombol on untuk menyalakan televisi yang berada di depan mereka duduk.

"Baiklah, sepertinya kita mengenal baik kebiasaan buruk kita."
"Kebiasaan buruk?... Aku tak sependapat denganmu, Takeru. Bercinta adalah sesuatu yang menyenangkan dan itu bukan kebiasaan buruk."
"Huft!!! Terserah kau sajalah, Kojiharu."

Kojiharu tersenyum mendengarnya, matanya masih menatap wajah tampan Takeru yang masih terlihat kesal dan tangan lelaki itu sibuk memencet tombol remote. Kojiharu mengganti posisi duduk, kedua kakinya turun ke bawah dan menyandarkan kepalanya pada bahu Takeru sambil tersenyum melihat ke layar datar televisi.

To be continued...

•••★★•••♥•••★★•••

Wah.. wah.. wah... Obrolan macam apa ini? Benar-benar tak masuk akal... hihihi... 😝😝😝
Author nya sampe ngiri pengen punya sepupu kaya Takeru... eeeeehhh... 🙈🙈🙈
Bakal ada apa ya di chapter berikutnya?... So, ikuti terus kelanjutan cerita SBH...

Budayakan vote and comment di setiap chapter nya sebelum atau sesudah membaca, biar author nya makin semangat lanjutin cerita SBH..
Thank's buat yang udah ngehargai karya aku dan follow aku... See you next chapter guys!!! 😘😘😘 ...

Sakura Blossom HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang