7. Unbelievable

3.6K 609 282
                                    

Ekhem! Bisa kita lanjutkan..?

Mereka sontak terdiam dan memutuskan untuk mendengarkan lebih lanjut untuk instruksi selanjutnya.

Sekali lagi, selamat buat yang sudah berhasil melewati permainan pertama. Buat penyusup yang udah kami taruh di antara kalian, mohon kerjakan tugas kalian dengan baik atau nyawa kalian yang akan jadi taruhannya

"Penyusup? Ada pengkhianat?" gumam Bangchan seraya menoleh kesana kemari, mencoba mengamati orang-orang yang berdiri di kerumunan itu.

Bukan hanya Bangchan, beberapa dari mereka pun mulai mencari-cari, bahkan sudah menduga-duga siapa pengkhianat diantara mereka semua.

❝Anyways, kalian kali ini enggak lagi bergerak secara individu, tapi kelompok. Sebenernya permainannya sama aja sih, sembunyi. Jangan sampe ketahuan karena kalian akan ilang selamanya, hihi. Cari bukti-bukti yang menunjukkan tentang siapa kita sebenarnya. Nah, baek betul kita ya hyahahaha. Waktu dimulai dari sekarang.

Sial. Disuruh berkelompok ketika baru saja diberitahu jika salah satu—atau mungkin lebih banyak—dari mereka merupakan pembantu dari dalang permainan ini, alias pengkhianat. Mereka tidak bisa dengan mudah percaya orang-orang begitu saja seperti sebelumnya.

"Hyun?" Q memanggil seraya mengulurkan tangannya kepada Dahyun, mengajak gadis itu untuk menjadi rekan satu timnya. Dahyun yang sejak tadi menunduk pun mengangkat kepalanya.

Wajah Q yang terlihat menyimpan banyak rahasia dan itu berhasil membuat Dahyun sedikit merasa ragu. Namun keraguan itu seakan sirna begitu Ia sadar bahwa semuanya tak akan berakhir jika Ia terus berpikir tanpa bertindak.

Dahyun meraih uluran tangan Q seraya tersenyum tipis.

Dan Q membalas dengan senyuman yang lebih lebar. Semoga pilihan Dahyun tidak salah.

"Guys, gue, Hwall sama Kak Jeka boleh join sama kalian?" tanya Umji seraya menghampiri Dahyun dan Q. Mereka berdua saling menatap sebelum akhirnya menganggukkan kepala mereka.

Satu orang lagi muncul. "Jek, gue ikut sama Lo plis. Gue nggak tau lagi harus percaya sama siapa selain sama adek gue dan juga Lo." Winwin memohon.

Jungkook melihat ke arah rekan-rekannya, meminta persetujuan. Mereka terlihat tak masalah dan memutuskan untuk mengangkut Winwin sebagai rekan tim mereka.

"Kenapa nggak sama Renjun, Kak?" tanya Hwall.

Winwin menggeleng. "Nggak bisa, dan gue juga nggak mau. Gue pengin seenggaknya kita berusaha berjuang sendirian dulu."

"Eh, kalian masih butuh orang?" Rocky menghampiri mereka.

Jungkook menghitung jumlah anggota kelompok mereka. "Kalo Lo mau join kita, sih, nggak masalah."

Rocky membungkuk berterimakasih.

"Dah, yuk, langsung nyari tempat!"

Diantara mereka, ada yang tersenyum penuh kemenangan karena rencana mereka untuk sekarang ini masih berjalan dengan mulus.

Tanpa menyadari jika ada sepasang mata yang sedari tadi memerhatikan mereka.

_________________

Bruk!

"Anjir!" cicit Nayeon yang sedikit terkejut dengan suara buku yang terjatuh itu.

Doyoung tersenyum kikuk, sedikit tak enak hati. "Maaf, maaf. Nggak sengaja," ucap Doyoung seraya mengambil buku yang jatuh tadi dan hendak menaruhnya kembali di rak.

Kala Doyoung hendak menaruhnya kembali di rak, secarik kertas jatuh dari dalamnya. Doyoung dengan curiga menunduk dan mengambil kertas tersebut, lalu Ia mulai (mencoba) membacanya.

Qvqs qvqs aozq wxqz dtktaq lqsofu dtfxrxi. Ltztsqi ozx wqvq dtktaq at ltagsqi, fqdxf wtrq rodtflo. Sqsx aozq wxfxi Hwall, ltztsqi ozx Han, sqsx Nayeon, ltztsqifnq woqk hqkq htdwxfxi ro ltzoqh zod nqfu dtdwxfxi dtktaq.

-hj

Dahi Doyoung berkerut. Ia sama sekali tidak mengerti. Lebih baik Ia memanggil rekan-rekannya saja. "Guys!" Doyoung mencoba berseru tanpa membuat suara yang besar. Setidaknya cukup untuk rekan-rekannya mendengarkan suaranya.

Sontak mereka berenam segera mengerubungi Doyoung. Dengan berganti-gantian mereka membaca isi kertas tersebut, ditemani satu sinar cahaya dari ponsel Mark.

Semuanya sama. Reaksi yang diberikan oleh mereka sama percis dengan reaksi yang diberikan Doyoung beberapa menit yang lalu.

"Kenapa ada nama gue, Hwall, dan Han?" celetuk Nayeon, bingung dan sedikit takut.

"Tulisannya juga aneh, make bahasa apaan, dah, ini? Hj? Siapa hj?" Mark ikut mengimbuhi.

"Hyunjoon?" tebak Han. "Hyunjin?" lanjutnya.

"Kan, nama Hwall udah ada di sini. Nggak perlu disebut dua kali dong," sahut Mina.

"Hyunjin ada dua orang, Han." Soobin ikut menjawab.

Mereka kembali terdiam dan mencoba berpikir.

Terlalu sibuk untuk berusaha memecahkan maksud dari tulisan-tulisan acak tersebut, mereka sampai tak menyadari jika salah satu dari mereka telah menghilang ditelan kegelapan.

___________________

tbc.

[#1] Play With Me || REVISI (95 - 00Line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang