1

54 2 0
                                    

Tak selamanya cinta itu indah seperti yang banyak orang bicarakan

Tapi dalam cerita Ara, ia tak pernah merasakan yang namanya cinta tulus seseorang.
Bahkan temannya sendiripun menghianatinya.

Dalam perjalanan kesekolah, ia terhalang oleh banyak orang bergerombol ditengah jalan yang sedang ia lalui. Terlihat wajah-wajah itu menampilkan ekspresi kaget dan takut.

"Mungkin baru saja terjadi tabrak lari, tapi tidak ada saksi mata yang melihatnya"

"Bukankah ini jalan umum yang banyak dilewati orang?. Kenapa setelah ada mayat ini jalanan jadi sepi"

"Sudahlah tidak penting membahasnya, segeralah panggil ambulan dan biarkan polisi yang menangani ini"

Banyak yang keheranan dengan kejadian yang terjadi dijalan depan sekolah ara. Tidak ada yang melihat bagaimana bisa ada mayat ditengah jalan dengan usus berhamburan keluar, wajah yang tidak berbentuk dan tubuhnya tenggelam dalam darahnya sendiri. Mengerikan!!

"Bukankah itu pengecut ara? Kenapa ia malah berdiri disitu dan melihat mayat ini seperti ingin memakannya?"

"Iiih dia aneh sekali, pantas saja anak-anak menjauhinya bahkan pacarnya sendiri"

Ara yang mendengarnya tidak ambil pusing dan hanya melewati kerumunan dengan acuh tak acuh.

Tidak ada yang menyadari niat membunuh yang keluar dari tubuh gadis kecil itu saat ia berbalik menuju sekolahnya.

Suara bising yang terdengar saat ara memasuki sekolahnya. Karena banyak orang yang bergerombol menggosipkan kejadian hari ini.

Ara yang melihat itu hanya menghela nafas.
"Tidak bisakah mereka tidak memusingkan sesuatu yang bukan menjadi urusannya?" gumamannya pada dirinya sndiri.

Tidak heran ia dijuluki si pengecut karena ia selalu menghindar jika ada sesuatu yang menghebohkan. Mungkin karena ia takut.

"Hai ara, kamu kenapa datangnya lama sekali sih aku kan kangen sama kamu"

Itu lina, teman ara yang selalu bersikap baik jika ia sedang ada maunya.

Ara hanya memutar bola matanya karena malas. Tidak bisakah wanita ini enyah saja?

"Kenapa memangnya?"
Terdengar suara ara setelah jeda yang cukup lama.

"Apakah kamu sudah mengerjakan tugas dari pak edi? Aku lupa ngerjain nih, tadi malem mike ajak aku pergi" tanyanya dengan muka tak berdosanya.

"Sudah"
Setelah mengucapkan itu, ara memasuki kelas dan duduk dengan nyaman di bangku kesayangnnya dipaling pojok belakang.

Lina yang melihat itu jadi kesal.
Jika bukan karena aku membutuhkan otak sicupu itu, aku pasti sudah cakar-cakar wajahnya yang sok itu.

Dengan malas ia menghampiri ara. Menunjukan wajah memelasnya yang menjijikan.

"Ar aku pinjem tugasmu dong. Kan kamu baik, manis dan nggak pelit. Ya ya ya aku pinjem ya"

Ara tindak menjawab dan hanya melihatnya dengan malas lalu ia memberikan tugasnya yang sudah ia kerjakan semalam.

Ara sudah terbiasa dengan sikap lina yang seperti itu. Tapi ia juga baru tau jika lina teman yang dikenalnya itu menghianatinya dengan berselingkuh dengan pacarnya. Tidak bisa dimengerti olehnya, kenapa orang yang dekat dengannya berbuat seperti itu kepadanya.

Ara sudah melakukan apa saja yang bisa membuat teman dan pacarnya bahagia, walau ia sendiri harus menanggung malu dan cacian orang-orang.

Tapi lina tidak tahu jika ara sudah mengetahui semua yang ia lakukan dibekalangnya. Dan terus saja bersikap bahwa ara tidak tau apa-apa dan hanya seorang pengecut yang pantas mendapatkan itu semua.

Vomen ya guys. Ini cerita pertama aku. Semoga suka dan maaf jika banyak kekurangan atau membosankan. Maklum baru belajar. Mohon sarannya buat nulis cerita yg menarik dan bagus kakak-kakak

Salam dari arta 😻😻😻

Pool of BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang