2

17 3 0
                                    

Seorang gadis kecil berjalan melewati gang-gang sempit yang berserakan botol-botol minuman keras dan putung rokok bertebaran dimana-mana.

Seakan sudah terbiasa dengan pemandangan didepan matanya, ara tetap berjalan dengan santainya menuju sebuah gudang bekas mabel.

Kreeet

Suara berderit saat ara membuka pintu yang telah usang dan berkarat. Bau anyir menyeruak saat ara memasuka gudang itu.

Pemandangan pertama yang ia lihat adalah seorang lelaki paruh baya yang tubuhnya diikat dikursi besi dan dililit rantai. Banyak bekas luka akibat goresan pisau atau lebam.

Ara menyeringai melihat lelaki itu masih mencoba untuk berontak dan melarikan diri.

Bukan salah ara untuk mengikatnya dengan kuat tanpa sehelai benang melekat ditubuhnya karena ia seperti anjing yang kelaparan.

"Sudahkah kamu memikirkan saranku?"
Ara bertanya dengan gaya yang santai tapi suaranya dingin seakan menusuk tulang.

Ia mengamati lelaki itu dengan tubuhnya yang menyender santai di dinding yang lumayan dekat dengan lelaki itu.

Ia tak menjawabnya tetapi mengirimkan tatapan tajam kepada ara dan menunjukkan senyum mengejek yang memuakan. Menjijikan!!

Ara mengangkat alisnya dan bertanya dengan malas
"Berapa lama kamu akan tetap mengunci mulutmu yang busuk itu"

"Aku tidak akan memberitahumu. Atasanku pasti akan mencarimu dan memotongmu dengan potongan-potongan terkecil" setelah jeda yang panjang, lelaki itu menjawab dengan keras dan menghentakan kakinya.

Ia mengangkat alisnya dan tersrnyum mengejek.
"Mutilasi?, ide yang tidak buruk. Aku akan melakukan eksperimen itu ketubuh yang lebekmu itu"

Pria itu melotot marah. Beraninya gadis bau ini menjadikanku kelinci percobaanya. Akan kupastikan hidupnya membusuk dalam neraka.

"Aku akan membalasmu" teriaknya dengan kesetanan dan gemetar saat melihat ara memainkan pisau daging yang mengkilat ditangannya.

Ara terkikik kecil dan mengalihkan pandangannya pada senjata pria itu yang sudah jatuh tak bertenaga.

"Apa yang akan kamu lakukan. Jangan mendekat" raungnya dengan suram

"Aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya akan membuatmu terangsang dan menghidupkan senjatamu yang seperti bangkai itu"

Ara terus berjalan mendekat dan melontarkan kata-kata yang sedikit vulgar dengan nada yang menggoda.

Bukan tanpa alasan ia mengucapkan itu tapi karena pria dihadapannya ini terlalu ekspresif.

"Jangan, jangan. Aku mohon jangan lakukan itu. Aku tidak pernah mengganggumu" pria itu berhata dengan sedih.

"Apakah kamu berubah pikiran hemm?"

"Aku tidak akan mengatakan apapun padamu"

Ara mengelus dagunya dengan cara yang sensual
"Oh baiklah kalo begitu"

Ara mulai mengukir karyanya pada batang yang menunduk itu.
Ia menarik garis rulus dari pusar sampai pada batang kejantanan pria itu. Meneteskan darah segar yang mengalir dari luka menganga.

"Ampun, buatlah kematianku mudah. Jangan menyiksaku"
Mohonnya dengan suara pedih. Ia lebih baik mati daripada disiksa dengan pisau sampai darahnya habis.

"Aku mengagumimu karena kesetiaanmu, tapi tidak pernah ada yang lepas dari cengkramanku"
Suaranya tajam dan menciutkan nyali. Ia mulai memotong salah satu babol lolipopnya dan membuangnya sembarangan.

Jika ia mau, akan memberikan kematian yang mudah untuknya asalkan ia membuka bulutnya. Bukan hal mudah untuk mengancam kesetiaan seseorang tapi ia punya banyak cara untuk membukanya.

"Akhhaaahhg"

"Baik-baik aku akan memberitahumu. Aku ditugaskan untuk membunuh orang itu oleh mr.black"
Jawabnya dengan terengah-engah. Suaranya sangat memilukan.

"Sudah kuduga. Baiklah. Terimakasih atas kesetiaanmu. Pergilah dengan tenang"

Haaiii. Ketemu lagi sama arta
Jangan lupa vomen ya
Pleasee kasih sarannya

Salam dari arta 😻😻

Pool of BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang