Dia akan selalu mengingatnya. Kejadian yang menewaskan kedua orang tuanya. Kejadian yang memisahkah ia dan keluarganya. Kejadian yang membuatnya sendirian.
Ia akan selalu mengingatnya. Bagaimana ia hidup sendiri selama delapan tahun. Menghadapi dunia yang keras ini. Mencari pekerjaan untuk menghidupi dirinya sendiri.
Ia masih sangat mengingat wajah itu. Wajah yang menorehkan sarah dalam keluarganya. Menusukkan kebencian dalam hatinya. Dan membangkitkan dendam dalam dirinya.
"Sampai ujung duniapun kau tak akan pernah bisa lari dariku anton".
Ara bangkit dari tidurnya dan membereskan seragamnya. Ia melihat jam tangannya dan ternyata ia sudah tertidur disini dua jam. Ia harus segera pergi karena para siswa sudah pulang.
Ia merapikan tempat itu seperti semula dan mengunci pintunya agar tidak ada yang masuk selain dirinya.
Dalam perjalanan pulang ia merasa ada yang mengikutinya tapi ia sengaja membiarkannya. Ia ingin tau siapa itu dan mau apa dia.
Dalam situasi apapun ia selalu mengaktifkan kewaspadaannya. Indra pembunuhnya selalu dapat diandalkan. Jadi dia tau gerak-gerik mencurigakan yang ada disekitarnya.
Ia melirik kebelakang dari sudut matanya dan melihat dua orang berpakaian hitam sedang mengikutinya. Mereka membawa pistol ditangnnya.
Ara menyeringai dengan kejam.
Sungguh orang-orang yang idiot.
Mereka tidak tau siapa yang mereka incar.Ara berhenti dan berbalik kebelakang. Ia melihat orang yang mengikutinya itu. Senyum mengejek terpatri diwajahnya.
" siapa yang menyuruhmu?". Suaranya pelan dan riang. Seakan berbicara pada temannya sendiri.
"Kau tak perlu tau. Ikutlah denganku tanpa paksaan" salah satu dari orang itu menodongkan pistolnya pada ara.
"Jika tidak?.." ara menantangnya. Karena ia tau, orang-orang ini adalah suruhannya pria itu. Pria yang telah ia kalahkan tempo hari.
"Bukankah kalian orang suruhan mr.black?. "
Dua orang itu terkejut. Bagaimana ia tau identitas mereka secepat ini. Bukankah ia tidak pernah bertemu sebelumnya dan mereka menggunakan topeng.
Melihat mereka terkejut, ara melancarkan tendangan keras ke arah kepala mereka. Ia ingin segera menuntaskan permainan ini.
Tendangan mengenai tepat di leher mereka. Karena terkena saraf, tentangan itu sangat mematikan.
Mereka jatuh dan tulang lehernya patah. Tapi kereka masih hidup. Mereka menjerit kesakitan. Tidak kenyangka kegagalannya akan terjadi bahkan sebelum ia menyerang.
Mereka mencoba bangkit tapi ada kaki yang menghantam dada mereka satu persatu.
Titik terlemah manusia ada pada bagian , kepala, leher, dada, uluhati, kemaluan. Jika salah satu titik terkena serangan maka fatal akibatnya. Kerusakan dalam akan terjadi. Akan sulit disembuhkan daripada luka bagian luar. Bahkan sampai mengakibatkan kematian.
Ara menyeringai. Ia tidak ingin membuang-buang waktunya hanya untuk bermain dengan tikus-tikus kecil. Ia sedang sibuk.
"Aku akan membebaskan kalian. Kembalilah kepada bos kalian dan laporkan apa yang terjadi. Aku akan menunggu permainan selanjutnya.
Setelah mengucapkan itu, ara pergi dengan cepat. Ia harus segera sampai kerumahnya. Karena tindakannya ditempat umum walau sangat sepi ini bukan menutup kemungkinan ada yang melihat. Ia tidak ingin mengundang masalah dalam keadaannya yang sedang menjadi ARA. Ia tidak ingin identitasnya diketahui orang.
Ia memasuka rumah yang tidak mewah tetapi juga tidak biasa. Karena disana banyak alat-alat elektronik yang canggih. Bahkan terdapat sensor pengintai dalam rumahnya dan diluar rumahnya. Ia menempatkan banyak perangkap dan formasi disekitar rumahnya. Jadi dia akan atau jika ada penyusup dan secara otomatis mengatasi penyerangan yang sudah terprogram dalam sistem keamanannya.
Hola hai
Ketemu lagi nih sama sikunyuk arta
Jangan lupa vomen ya kakak²
Aku sangat berterimakasih dengan suara kalian.Salam dari arta 😻😻
KAMU SEDANG MEMBACA
Pool of Blood
RandomTak selamanya cinta itu indah Terkesan intim dalam satu waktu tapi juga berbahaya pada waktu lainnya Tak mudah ditaklukan dan menebarkan aroma kematian disetiap langkahnya Belai tangannya membawa sejuta gerigi menusuk kulit Ciuman intim membawa racu...