4

15 2 0
                                    

Bel istirahat berbunyi. Para siswa herhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perutnya.

Ara mengikuti teman-temannya menuju kantin walaupun ia hanya berjalan seorang diri.

Ara hanya menghela nafas dan berjalan dengan santai menuju tempat duduk dipaling pojok dekat jendela.

Ia selalu suka memilih tempat duduk dipojok belakang karena ia bisa mengamati semua gerak-gerik disekitarnya dan tentunya tenang.

Ibu kantin menghampirinya dan memberikan makanan yang telah dipesannya tadi dengan gemetar dan tak berani memandang wajahnya.

Selain ibu kantin satu itu, tidak ada yang tau identitasnya sekolahnya karena ia tidak pernah menunjukan sisi lain dirinya di sekolah.

Ara ingin menyingkirkan penghalang yang dapat mengancam rencananya itu. Tapi karena ibu itu tidak berani membocorkannya kepada publik, maka ia tidak keberatan untuk menjadikannya mata-matanya. Memata-matai setiap gerak-gerik targetnya disekolahan ini.

Ia tidak mempercayainya begitu saja. Tentu saja ia menggunakan caranya sendiri untuk memastikan bahwa sandranya tidak berkhianat.

"Apakah ada yang mencurigakan disini bu?" ara bertanya dengan sopan walau ibu itu adalah sandranya.

"Semua baik-baik saja non. Tidak ada yang mencurigakan. Tetapi kemarin ada yang menanyakan tempat tinggal non ara kepada kepala sekolah. Tapi saya tidak tau siapa dia". Jawabnya dengan susah payah karena ia sangat ketakutan dan keringan menetes deras dari dahinya.

Ara tersenyum tapi orang bisa merasakan senyumnya dingin dan dingin.

" baiklah bu ning. Trimakasih. Tetap awasi segalanya "

" baik non. Akan saya pantau segalanya"

Ara hanya mengangguk dan ibu aning itu kembali ke tempatnya melayani para siswa lainnya.

Ia bersyukur menjadi tawanannya dan bisa membantunya untuk memantau keadaan sekolah. Daripada harus menderita dibawah siksaanya yang kejam itu. Ia tau segalanya tentang gadis cilik itu saat ia tak sengaja melihatnya menyiksa orang di gudang bekas mabel 2 tahun lalu. Sejak saat itulah ia sangat patuh pada ara.

Ara tidak ambil pusing dengan teman-temannya yang melihatnya sedang mengobrol dengan ibu kantin tadi. Ara sudah biasa dengan keadaan sekitar sekolahnya ini bahwa ia memang tidak punya teman dan TIDAK INGIN BERTEMAN

Karena teman hanya seorang penghkianat yang mengatasnamakan dirinya teman.

"Hemm siapa yang mencariku?. Tanpa menunggu lama, kamu pasti akan mendapatkan kesempatan bertemu denganku"

Setelah menghabiskan makanannya ia meninggalkan kantin menuju taman belakang yang menjadi tempatnya untuk istirahat.

Ia sangat menyukai ketenangan. Taman belakang sekolah adalah tempat yang jarang sekali dikunjungi siswa-siswa sekolah karena tempatnya yang suram dan menakutkan.

Dulu tempat ini sering sekali dijadikan tempag mesum oleh para siswa cabul yang masih suka minta uang orang tuanya.

Tapi karena dulu ditemukan sepasang mayat telanjang dan kelaminnya saling menyatu, membuat tempat ini tidak lagi didatangi. Jadilah tempat ini sunyi sepi membawa suasana suram.

Ara yang melihat ada tempat sepi seperti ini sangat senang dan menjadikannya base camenya untuk istirahat dan menyusun rencana-rencananya dengan matang.

Ia menuju gudang sekolah dan menyibak sebuah tirai besar yang menghalangi setengah dari ruangan itu. Isinya adalah kasur dan seperangkat perabot elektronik seperti tv dan lainnya.

Terdapat juga beberapa komputer yang menampilkan sudut-sudut sekolah. Ternyata ara memasang scctv trsembunyi disekolah dan menyambungkan ketempat persembunyiannya.
Ia selalu mengawasi targetnya dan gerak-gerik mencurigakan lainnya.

Haii kakak². Jangan lupa vomen ya. Aku butuh banget saran dari kalian semua untuk membimbingku belajar nulis yang bener.

Salam dari arta 😻😻😻

Pool of BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang