Ara berbaring dikasur dan bermain dengan pinselnya. Dia sangat ingin tidur dan tidur.
"Martin. Cari tahu siapa yang mencari saya. Laporkan segera" nada suaranya tegas dan terkesan tak ingin dibantah. Sangat mendominasi
"Baik nona. Segera"
Setelah itu ara menutup telepon dan menutup matanya.Andai saja ia tidak harus merasakan dunia yang kejam ini dimana yang berkuasa dihormati.
°°°👇°°°
"Mah, ara ikut ya pergi ke rumah nenek. Ara kan kangen sama nenek. Ara ingin main sama nenek mah" ara menarik-narik baju mamahnya. Tidak rela ditinggal sendirian dirumah."Tidak sayang. Kamu harus disini bersama papa. Kamu nanti pergi jalan-jalan sama papa keluar negri ya sayang" mama sania memeluk ara dan mengelus kepalanya dengan sayang. Ia tak tega melihat ara menangis.
"Ara mau ikut mama" jeritnya dengan terus memegang erat baju mamanya. Ia tidak akan pernah membiarkan mamanya pergi.
"Sayang. Ara kan sudah besar. Nggak boleh lho nangis gitu. ara nggak boleh nakal ya kalo dirumah sama papa. Ara harus nurut ya sama papa. Jadi anak pintar" mama sania mencium pipi ara sangat lama. Ia menangis dan memeluknya dengan erat.
Braak
Suara keras yang mengagetkan penghuni rumah yang sedang dalam suasana sedih itu tiba-tiba jadi kewaspadaan.
Tidak dibayangkan oleh papa ara, adrian untuk musuhnya datang menyerbu rumahnya pada saat yang tidak tepat.
Ia menarik ara dan istrinya untuk masuk kekamar dan menyuruhnya untuk tidak keluar sampai ia menyuruhnya.
"Mau apa kalian kesini. Kita sudah punya perjanjian jangn pernah melibatkan keluargaku" adrian marah dan berjalan menghampiri anton yang berdiri tegap di depannya dan menyilangkan tangnnya di dada.
Ia mengangkat alisnya dan berbicara dengan sinis
"Apakah aku pernah memenuhi janjiku? Hhahaa. Mungkinkah tuan adrian yang terhormat ini menjadi bodoh?""Sialan. Pergi kau dari sini" adrian menerjang anton dengan bringas. Ia menonjok anton dengan brutal dan sudut bibirnya sobek.
Tapi anton tetap berdiri tenang dan mendengus dingin. Iya memerintahkan pada anak buahnya dengan sombong.
"Pegang dan bawa kesini anak istrinya yang manis itu"
"Baik tuan"Dua anak buah meringkus adrian dan yang lainnya menggeledah rumah mencari ara dan mamanya
Didalam kamar, ara terus menangis karena takut. Sedangkan sania tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya memeluk tubuh ara yang gemetaran.
"Sayang jangan takut ya. Kita semua akan baik-baik saja. Papa pasti bisa mengusir orang-orang jahat itu. Huuusst jangan menangis sayang"
Sania terus memeluknya dan menenangkan ara.
Bruaak
"Si..siapa kalian. Mau apa kalian kesini. Keluar dari kamar saya"
Sania lebih mengeratkan peluka nya pada ara walau ia sendiri juga sangat takut.Anak buah anton tidak menjawabnya dan langsung menyeret mereka berdua untuk mengikutinya menghadap bosnya.
Ara dan sania sangat ketakutan. Mereka gemetaran.
"Jangan sakiti anak dan istriku. Kamu bajingan anton. Kamu bajingan" raungnya dengan marah. Ia sangat menyesal karena telah percaya pada bajingan seperti anton.
"Hahaha. Adrian akhirnya aku bisa membalaskan dendamku padamu. Kamu akan mati ditanganku"
Anton berjalan mendekati adrian yang menggigil dan mengepalka tinjunya. Ia mengarahkan moncong pisolnya tepat kepelipis adrian. Niat membunuh sangat kentara pada mata anton saat ini.
"Tidaaak. Adrian. Jangan bunuh adrian. Aku mohon" sania meraung histeris. Ia menyaksika suami tercintanya tertembak didepan matanya.
"Apakah kamu sangat mencintai dia sayang?". Seringai mengejek muncul pada wajah tampan itu seiring ia mendekat pada sania dan membelai wajahnya.
" singkirkan tangan kotormu itu dariku" dengan kasar sania menghempaskan tangan anton. Ia jijik padanya
"Kamu masih sama sayang. Tapi aku minta maaf kamu harus mengikutinya ke neraka hahaha"
Tawa sinting dan mengacungkan pistol kekepala sania. Dengan cepat ia menembaknya."Tinggal satu lagi. Apa kabar manis?" anton mendekati ara yang meringkuk disudut lemari. Ia terus menangis pilu.
"Kamu manis tapi sayang sekali harus tercipta dari rahim wanita yang aku cintai"
Sekali lagi anton mengarahkan pistolnya pada ara dan menembaknya. Darah segar menyembur dari dadanya.
Anton dengan cepat keluar dari rumah itu. Tapi tidak ada yang tau bahwa sikecil ara masih hidup dan kilauan muncul dimatanya dengan tekat yang membara.
"Haah. Kenapa mimpi itu datang lagi"
Hai hai hai
Ayo jangan lupa vomen kakakSalam dari arta 😻😻😻

KAMU SEDANG MEMBACA
Pool of Blood
RandomTak selamanya cinta itu indah Terkesan intim dalam satu waktu tapi juga berbahaya pada waktu lainnya Tak mudah ditaklukan dan menebarkan aroma kematian disetiap langkahnya Belai tangannya membawa sejuta gerigi menusuk kulit Ciuman intim membawa racu...