Prolog.

14 0 0
                                    

Bersamamu aku tahu bagaimana bermimpi, bersamamu aku tahu bagaimana cara berjuang, bersamamu pula aku tahu bagaimana rasa jatuh yang teramat dalam.

masih bersamamu, aku tahu bagaimana kegagalan. Ini bukan perihal siapa yang mengejar dan siapa yang di kejar. Tapi di sini siapakah yang mampu bertahan pada rasa yang sebenarnya tak pernah nyata.

darimu aku tahu bagaimana cara mengikhlaskan yang sesungguhnya, ke ikhlasan yang begitu dalam.

mengikhlaskan saat aku masih berada dalam lembah rasamu yang begitu dalam, saat dimana aku harus menanggalkan sebelum aku benar benar tinggal.

memang benar tak semua yang kita mimpikan akan jadi nyata, belum tentu juga apa yang kita ucapkan benar benar kita lakukan

aku tak menyangka jika rasa sakit yang aku derita, menghasilkan titik lelah yang benar benar pada puncaknya.

hingga sekarang aku tak mampu lagi, hanya sekedar untuk merangkak. Apalagi harus berlari seperti dahulu. Aku tak bisa

aku masih menatapnya sedalam yang aku bisa, mentranfusi kan seluruh sakit ku padanya, aku hanya ingin dia tahu bagaimana sakit ku selama ini

sekarang aku benar benar menunjukan luka luka baru, maupun lama yang menganga lebar tanpa pernah mencicipi obat darinya.

"apa kamu benar benar akan pergi ?" suara nya begitu lirih

aku tersenyum padanya, mengangguk namun berapa detik berikutnya aku mengangkat bahuku bersamaan dengan gerimis yang berjatuhan dari pelupuk ku.

rasanya begitu sakit.

"tidak...aku tidak tahu, tapi jujur saja aku sangat lelah"

"separah apa sakit mu ? " suara itu sempat tertahan.

"hingga kau harus pergi ?"

"apa begitu parah ?" suara itu semakin parau.

tenggorokan ku tercekat saat mendengarnya, aku tak mampu lagi untuk bersuara. Hanya anggukan yang ku berikan dengan tangis yang kian menggugu.

***


Selamat membaca,  aku harap kalian suka 😉

Jangan lupa komen dan bintang

JATUH HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang