Bab 2 ta'aruf

387 10 0
                                    

Awalnya afal kira perjodohan ini hanyalah lelucon belaka tapi kenapa semakin hari semakin aneh. bagaimana tidak sikap dan tingkah laku ajwa kepadaku semakin perhatian meski terkadang kami selalu bertengkar.

Kalau memang perjodohan ini benar lalu bagaimana dengan afal. afal tidak pernah mencintai Ajwa meski kami sekarang sudah saling mengenal. apa afal harus memertaruhkan perasaan Ajwa dan perasaan kakeknya kalau sampai afal menolaknya. mungkin memang ini yang terbaik untuk afal dan keluarga yaitu menerima perjodohan ini.

Memang Afal dan Ajwa belum bertunangan, kami masih dalam proses tahap pengenalan yaitu ta'aruf. kalau boleh jujur Afal merasa tidak nyaman kalau terlalu dekat dengan Ajwa 😀.

Afal lebih suka kehidupan yang sebelumnya yang jauh dari kata wanita.. menurut Afal wanita itu hanya membawa keribetan saja.

"Jadi bagaimana fal.." tanya kakek Aziz kepada afal.

"Bagaimana apanya kek." afal pura pura tidak tau, sebenarnya kakek ini kenapa ngebet syekali ingin menjodohkan afal dengan wanita yang afal tidak cintai.

"Itu yang tadi."

"Mm kalau afal sih gimana mamah sama papah aja sih kek." ucap afal mengalihkan pembicaraan.

"Yaudah kalau gitu nanti kakek coba bicarain sama bapak kamu ya." kakek azis meninggalkan afal.

"Semoga aja sibabeh bilang engga.. aamin." ucapnya sambil pergi kepondok.

Ditengah perjalanan kedua mata afal tidak sengaja melihat sosok wanita yang tidak asing dimatanya siapa lagi kalau bukan ajwa. Dengan secepat kilat afal membalikan badan untuk memutar arah jalan kepondok, entah ini hari sial untuk afal atau hari keberuntungan untuk ajwa.

"Eh afal mau kemana fal, ko buru buru sih." memegang bahu afal dari belakang, sambil menggoyang goyangkan badanya karena gugup.

'Sial, ni cewe tau aja gue lagi buru buru ngehindaririn dia.' batin afal dalam hatinya mengumpat tidak jelas.

Dengan hati yang lapang afal membalikan badan dengan senyuman khasnya yang begitu merekah seperti bunga melati.

"Afal jangan senyum kaya gitu, nanti jantung gue makin deg degan ih." ucap ajwa memegang dadanya.

"Emang lo maunya jantungnya gak deg degan gitu." ucap afal dengan nada ketus, afal sudah bingung harus seperti apa menghadapi wanita seperti dia, kadang jutek kadang alay membuat afal sebal.

"Mati dong gue, maksudnya bukan itu afal ih." ucap ajwa kesal, entah afal itu pura pura gak tau atau emang afal gak tau sih.

"Terus." ucap afal menaikan satu alisnya kebingungan.

"Ya gue deg degan itu karena." menjeda ucapannya, ajwa bingung harus mengutarakannya seperti apa "karena gue suka sama lo." ucapnya menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya.

Tidak ada jawaban sama sekali dari afal, beberapa menit kemudian ajwa membuka matanya dan benar saja afal sudah tidak ada didepannya, memang kurang ajar ya si afal.

Ajwa terus saja mengumpat dalam hatinya, mencaci, memaki pria yang ia sebut sebagai pujaan hatinya.

Dengan raut wajah marah, memendam kekesalannya sampe sampe tanaman yang ada disampingnya ia cabuti hingga rusak tak menyisakan apapun.

Hingga tersadar bahwa tanaman yang ia cabuti barusan adalah tanaman sang kakek, ia langsung panik dan langsung membuang pot tersebut kesemak semak dengan spontan.

"Dari pada gue nanti dimarahin sama kakek, mendingan gue cabut aja deh." ucapnya sambil melirik kearah kanan kiri takutnya ada yang melihat kejadian barusan.

Ajwa langsung lari dan pergi meninggalkan tempat itu tanpa menyisakan bukti sekalipun.

****

Aslan datang dengan gagahnya, menenteng tasnya dipundak sebelah kanan dengan gaya berjalannya yang khas seperti pria pada umumnya sih.

"Katanya lo dijodohin ya sama si." memikirkan sesuatu "siapa ya namanya jol we poho." ucapnya sambil menepuk dijatnya.

"Kamu tau dari mana saya dijodohin sama ajwa." tanya afal langsung melirik kearah aslan, pasalnya perjodohan ini hanya keluarga saja yang tau, lalu dia tau darimana.

"Nah si ajwa maksud gue." menunjuk afal, berjalan mendekatinya dan duduk disebelahnya sambil memegang pundak afal.

"Saya gak tanya namanya tapi saya tanya kamu tau dari mana saya dijodohin." ucapnya sedikit ngengas.

"Ye ilah semua orang juga tau kali kalo lo itu dijodohin sama si ajwa." ucap aslan dengan nada santainya, padahal yang diomonginnya malah gak tenang.

"Mereka tau dari mana." ucap afal kebingungan.

"Dari gue lahh." ucap aslan spontan, tidak lama kemudian ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil dipukul pukul sedikit.

"Apa dari kamu." afal langsung berdiri memegang kerah aslan, rasanya tangan afal sudah tidak bisa ditahan lagi ingin melakukan sesuatu kepada aslan.

"Duh maafin gue ya fal, gue beneran gak sengaja itu semua." menjeda kata katanya " itu semua karena cewe cewe maksa gue." ucap aslan sedikit gugup.

Afal langsung mengerutkan keningnya, lalu ada apa dengan cewe cewe? "maksudnya gimana." tanya afal sekali lagi kepada aslan untuk memastikan semuanya benar.

Melepaskan tangan afal dari bajunya "gini fal ceritanya."

' FLASHBACK ON '

Saat itu afal sedang berbicara berdua dengan kakek aziz, tidak sengaja aslan sedang melintas dan sosok matanya melihat afal disana. Karena aslan penasaran dengan apa yang terjadi didalam ia sempat menguping pembicaraan mereka berdua.

Aslan sedikit syok karena perjodohan antara ajwa dan afal sudah akan ditetapkan. Bukan karena aslan cemburu tapi lebih tepatnya aslan bingung, kenapa harus afal yang dijodohkan. Afalkan orangnya jelek, buluk, tengil dan sering ngupil dimana aja.

"Harusnya gue yang dijodohin gue kan senior sedangkan dia baru senior, padahalkan gantengan juga gue, tapi kenapa malah dia yang dipilih." ucap aslan sedikit bingung, padahalkan kakek Aziz baru mengenal afal.

"Siapa yang dijodohin lan." ucap seorang santriwati yang terkenal dengan gayanya yang aduhai lah pokona mah.

"Eh lo ngapain kesini." ucap aslan spontan.

"Lah harusnya juga kita yang nanya gitu ke lo, lo ngapain disini." ucap santriwati itu yang tak lain namanya adalah Tuti "oh lo nguping ya, pembicaraan mereka." ucap tutut dengan nada mencurigai aslan.

"Apaan sih lo nuduh orang sembarangan, jaga tuh mulut biar engga kaya tutut beneran." ucap aslan sedikit ngeles, namun alesannya kali ini tidak bisa dipercaya oleh mereka ber3.

"Gue gak nuduh ya, mau gue bilangin ke ustadz Aziz kalau lo barusan nguping hah." jawab tuti tak mau kalah.

"Eh jangan jangan, ko lo jadi nyebelin sih." ucap aslan memajukan bibirnya beberapa senti.

"Ih alan jangan kaya gitu, cute banget sih." ucap santriwati disebelah tuti namanya Siti.

"Gue pengen lo kasih tau kita apa yang sedang di obrolin barusan sama mereka, dan sebagai balasannya gue gak akan bilang apapun sama ustadz Aziz." ucap tuti tersenyum lebar.

Dengan penuh pertimbangan akhirnya aslan memberitahukan kepada tuti apa yang barusan ia dengar. Kalau afal akan dijodohkan dengan ajwa cucu dari kakek Aziz.

Awalnya mereka bertiga sama terkejutnya dengan aslan namun akhirnya mereka nangis nangis gak jelas karena sang pujaan hatinya telah berlabuh ke hati yang lain. Mereka bertiga itu bibirnya kaya tutut, itik sama angsa didepan nangis nangis kaya gak rela, dibelakang malah gosip sana sini.

' FLASHBACK OFF '

"Jadi gitu ceritanya fal." ucap aslan menyudahi ceritanya yang amat sangat panjang hingga afal sedikit menguap.

****

Baru update lagi 😁

Jangan lupa vote sama komen ya..

Cinta Seorang SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang