you are my destiny #7

216 7 0
                                    


MARC pov

Aku tak pernah menyangka sebelumnya bahwa aku akan bertemu kembali dengan gadis yang telah ku nodai 5 tahun silam, entah dia mengingatku atau tidak tapi yang jelas dia tampak lebih dewasa dibanding dengan saat malam itu.

Rambut cokelatnya yang dibiarkan terurai begitu saja begitu menambah kesan dewasa pada dirinya.

Setiap kali dia masuk untuk mengecek keadaanku dia tampak biasa saja seperti tak pernah terjadi,  apa-apa di antara kami--apa benar dia tidak mengingatku?

Sebenarnya pada malam itu aku masih setengah sadar dan masih bisa melihat siapa wanita itu, tapi apa daya pengaruh alkohol lebih besar dari kewarasanku sendiri--aku tak bisa mengontrol semuanya sampai akhirnya 'itu' terjadi aku merebut semuanya dari si wanita yang tak ku kenal sebelumnya.

Setelah pertemuan kami beberapa waktu silam membuatku terus memikirkannya, apakah setelah malam itu dia baik-baik saja?apakah dia telah menikah dan telah memiliki anak? Pertanyaan demi pertanyaan terus berputar diotakku.

Dan satu persatu terjawab aku mendengar dari mom bahwa laura yah siwanita itu sudah memiliki seorang anak, kurasa itu adalah jawaban yang jelas bahwa dia telah menikah.

Meski kadang aku melihat dari sorot matanya seperti banyak duka didalam sana, seperti banyak beban yang ia pikul sendiri------'shit' dengan fikiran gilaku ini dia bahkan tak mengenalku bagaimana mungkin aku begitu sangat memikirkannya.

"Rc....."
"Marc"
"Woii tuli!"

Aku tersadar dari lamunanku saat mendengar alex berucap begitu.

"Ck, apa?"
Tanyaku ketus

"Kau sudah boleh pulang hari ini" jelasnya "tapi setelah pemeriksaan terakhir"

Aku mengerutkan keningku
"Pemeriksaan terakhir?"

Dia hanya menganggukkan kepalanya.

"Mom? Kemana dia?"
Tanyaku saat sadar mom tak bersama alex.

Dia beralih menatapku setelah tadi fokus pada ponselnya
"Ke ruangan dr.laura"

Aku langsung menatap alex saat mendengar nama yang beberapa hari ini sedang aku fikirkan.
"Sedang apa mom disana?---m-maksudku apa yang mom lakukan disana?"

Kulihat alex memutar bola matanya, aku tau pasti dia bosan mendengar pertanyaanku ini dan----yah ku akui kali ini aku konyol.
"Menurutmu? Jika orang pergi keruangan seorang dokter apa yang dia lakukan disana?apa dia mau melukis atau apa dia mau mendaftar balap motor?"

Itu bukan jawaban yang ingin kudengar, tapi mungkin aku akan mengatakan hal yang sama-- tentu saja untuk membicarakan tentang kesehatanku.

Wajahku memanas sekarang, antara aku menahan malu dan emosi pada jawaban alex barusan.

"Oh yah marc, kemarin aku bertemu seorang anak kecil"
Ucap alex dengan semangat mengalihkan topik pembicaraan kami

Aku semakin mengerutkan keningku, berita itu sangat tak penting bagiku.
"Terus?"

"Dengar dulu" ucapnya cepat "wajahnya sangat mirip denganmu"

Ha?? Apa didunia ini hanya aku yang memiliki wajah seperti ini? Sangat tak masuk akal, benar-benar tak ada yang special dari informasi ini.
"Wajahmu dan wajahku mirip kau ingat? Dan bisa saja anak itu juga mirip denganmu"

"Oh tentu saja tidak-tidak" sanggahnya cepat sambil menunjukan jari telunjuknya "tentu ada perbedaan, aku melihat anak itu seperti melihat kau saat masih kecil dulu"

Apa benar ada anak yang semirip itu denganku? Jika iya--itu satu kebetulan yang luat biasa, aku kembali melirik alex yang juga sedang menatapku
"Apa kau yakin?"

you are my destiny[on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang