Walaikumsayang

119 5 0
                                    

Suasana kekesalan yang masih terbawa sampai ke rumah mereka, ternyata tidak semudah itu bisa di hilangkan oleh Anne. Matanya menatap sinis Lika. Lika hanya meringis kecil, tau sahabatnya itu tidak menyukai sesuatu tanpa ketuntasan.

"kalau aku gak ajak kau pulang, nanti kau malah berantam sama Paman Musa." ucap Lika tenang

"biarin lah! Biar dia tau! Seenaknya aja bilangin orang punya setan melebihi setannya!" balas Anne dengan bentakan kekesalan.

"Assalamualaikummmm..." terdengar suara salam dibarengi oleh suara klakson.

Anne dan Lika langsung lompat dari ranjang besi,

"Walaikumsalam." Ucap mereka serentak.

"Rey?" Lika terkejut degan kedatangannya tanpa aba-aba.

"he-he... gak pa-pa kan aku datang malam-malam?"

Lika mengangguk kecil dan Anne mengangkat alisnya.

"tenang aja nek, Mayda bentar lagi kesini kok, tadi lagi beli sesuatu gitu katanya." Tambah Rey.

Anne tercengang lima detik, "sejak kapan sapaan itu menjadi umum bagi mereka dan apa hubungannya dengan Mayda?"

"jangan di ganggu ih si Anne! Dia lagi badmood." Balas Lika.

"Yaudah aku masuk ya! Aku tidur duluan bo!"

Tanpa memperdulikan balasan Lika dan Rey, Anne langsung membalikkan punggung dengan cepat menuju kamar.

Anne membaringkan tubuh tinggi nya di ranjang yang tidak mencukupi kakinya sepenuhnya.

"ma...mama..." suara teriakan terdengar dari luar.

Anne langsung lompat dan berlari ke luar. Oh tidak. Anne menggelengkan kepalanya.

Sosok Mayda tepat ada di depan pintu.

"Ish.. ngapain si?"

"Aku tadi udah bilang nek, kau jangan di ganggu, tapi ya itu dia." Ucap Lika dengan takut-takut.

Anne menghembuskan nafas berat. Dia tau itu bukan kesalahan Lika.

"Duduk lah sini sama Papa." Ucap Mayda dengan gaya nya yang selalu cengengesan.

"bisa gak sih kau tu agak waras sikit." Ucap Anne kesal.

"ayok sini ngobrol, jangan di dalam terus kau, jangan marah-marah jugak! Nanti kau dah tua makin jelek lagi!" goda Mayda.

"Allah selamatkan aku." Ucap Anne dalam hati.

"Papa datang! Papi Rey datang! Bikinkan teh lah mah! Gak boleh gitu ih! Nanti jauh rezeki kita." Tambah Mayda. Anne menyerngitkan dahi.

"iya nek! Bikin sana!" sahut Rey.

Lika hanya diam takut kena semprot.

"gak punya gula!" jawab Anne datar.

"taraaaaa..." Mayda merogoh kantong celananya bagian kanan.

"gula?" ucap Anne bingung saat segenggam gula di lapis plastik putih ada di telapak tangan Mayda.

"teh nya juga gak ada!" tambah Anne lebih datar.

Dengan cepat di telapak kiri Mayda sudah ada dua bungkus kopi sachet dan satu kantung teh hijau yang berasal dari kantong kiri jeansnya.

"ada-ada aja lah kerjaanmu Pak Mayda. Astaghfirullahal'adzim." Anne menahan senyumnya.

Lika sedikit lebih tenang melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Setidaknya masalah setan terlupakan sejenak, untunglah ada Mayda dan Rey fikirnya.

Air Mata AnneWhere stories live. Discover now