Balasan berbuat baik

113 6 1
                                    

          Denting jarum detik terus berdetak, waktu pun berjalan begitu cepat. Kesedihan dan kebahagiaan pun akan berlalu bersama sang mentari.

Ulangan tengah semester pun tiba. Semua soal sudah disiapkan oleh Anne, soal ulangan SMP dan MA, dan tak hanya itu, soal Paman Musa dan soal untuk Lika di kerjakan semua oleh Anne.

Anne berangkat ke sekolah bersama dengan Lika. Mereka harus berpisah karena Anne harus melanjutkan laju kereta menuju Madrasah Aliyah (MA).

Pagi itu ada yang menggelitik hatinya. Dian dan Dion melemparkan senyuman saat berpapasan dengannya. Anne sedikit heran dengan itu, tapi Dia hanya berfikir bahwa mereka sudah sedikit berubah dan Anne pun melemparkan senyum ketulusan.

Dengan siswa yang tidak lebih dari enam puluh orang dalam lima kelas, ulangan berjalan sangat lancar dan khidmat. Semua siswa terlihat antusias dalam menghadapinya.

"Kakak pulang duluan ya dek!"

Kak Idah adalah satu guru yang menjadi sahabat baru bagi Anne.

"Oke kak!"

"jangan lama-lama pulangnya dek! Udah gak ada orang lagi loh! Kan bisa dirumah dikerjain itu!"

"siap kakak!" Anne mengacungkan jempolnya.

Anne membetulkan blazer, merapikan kerudung dan mengucapkan salam pada ruangan yang kosong dilanjut mengunci pintu.

Tidak ada firasat apapun di hati Anne, tapi dia mendapatkan sebuah kejutan.

Anne hampir saja terjatuh saat melihat roda ban kereta bebeknya sudah tidak lagi di tempatnya, melainkan dilingkarkan pada kemudi kereta dalam keadaan terpotong. Dia terdiam untuk beberapa saat. Tersadar dari itu, Anne pun menarik nafas dalam.

"Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allah.. Allah.. Allah.." Anne mendongak keatas menatap langit.

"Engkau baik Allah.. terima kasih Engkau masih menegurku Allah. kasih sayangMu begitu luar biasa Allah."

Anne kembali ke kantor mengganti pakaian seragam dengan kaos lengan panjang dan celana jeans agar lebih mudah dalam bergerak.

Anne mendorong kereta menuju jalan raya yang jaraknya hampir tiga kilometer. Dalam setiap langkahnya Anne tak henti menyebut Asma Allah.

"saya bantu bu!" seorang anak lelaki yang manis.

Retno adalah kutu buku di kelas Dua IPA.

"Ibu sebaiknya berhenti buk! Dian sama Dion gak akan puas sampai disini!"

"maksud kamu? Ini ulah dua D itu?"

"Iya buk! Saya sebenarnya nungguin Ibuk untuk bantuin! Tadi saya lihat mereka yang ngerjain kereta Ibuk Anne!"

"lah kenapa kamu gak bilangin sama mereka? Atau bilang ke Ibuk?"

Retno terlihat hanya mengangkat bahu.

Anne menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

Membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk sampai di salah satu bengkel kereta, Retno meninggalkan Anne karena dia pun harus membantu Ibunya berjualan dirumah.

"Tiga ratus ribu kak! Ini harus ganti ban dalam sama luar!"

Anne tercengang mendengar angka itu, bagaimana mungkin dia punya uang segitu banyaknya.

"mau di kerjain atau enggak kak?" lamunan Anne di pecahkan oleh suara abang tukang bengkel.

"kerjain bang! Tapi aku mau pinjam kereta abang, aku mau ke tempat kawanku buat ambil duit, dompetku ketinggalan pulak di rumah bang!"

Air Mata AnneWhere stories live. Discover now