22

102 19 0
                                    

Kondisi nadya sedikit demi sedikit mulai memulih kembali. Terdapat perubahan dengan cukup cepat. Namun keadaannya masih koma, tubuhnya belum siap untuk bangun dari tidurnya.

Kondisi anita pun sudah membaik sekarang. Sekarang dia tidak banyak melamun. Memikirkan tanpa bertindak itu adalah hal yang percuma. Dia sudah seperti biasa beraktivitas dengan seharusnya seperti biasanya.

Anita hari ini memutuskan untuk menjenguk nadya, dia merindukan nadya. Sudah lama anita tidak menemuinya, karna dia sibuk memikirkan dirinya sendiri dan melupakan nadya.

Beberapa hari belakangan ini yasmin yang menjaga nadya. Dia tidak ingin pulang ke rumah, dia lebih memilih menghabiskan waktu menunggu nadya bangun. Yasmin sangat ingin menyaksikan saat saat dimana nadya bangun dari tidur lamanya. Dia berjanji akan memeluk nadya erat, sangat erat ketika nadya bangun dari koma. Yasmin sudah menganggap nadya sebagai saudaranya sendiri, karna ketika yasmin berada bersama nadya dia merasakan tenang. Yasmin selalu merasa nadya itu pelindungnya. Dia selalu melindungi setiap orang yang berada bersamanya. Termasuk yasmin.

Anita membuka pintu ICU dengan perlahan. Anita masuk dengan menggunakan pakaian serba hijau dan masker, sama seperti yang yasmin kenakan saat ini.

Anita melihat yasmin yang sedang tertidur dibawah lantai dengan posisi terduduk. Kepalanya dia sandarkan ke sofa. Dan kakinya menempel di lantai tanpa alas. Anita menghampiri yasmin dan mendudukan dirinya disebelah yasmin.

Maafkan umi yasmin, kamu harus menjaganya full dua puluh empat jam. Sedangkan ibunya malah diam dirumah. Batin anita yang terseyum getir. Anita mengelus Puncak kepala yasmin dengan lembut, lalu beranjak dari posisinya. Yasmin terbangun dari tidurnya ketika anita mengelus kepalanya. Namun yasmin memilih seolah masih tertidur.

Dia pergi kearah brankar yang dimana saat ini terdapat gadis kecilnya yang sedang tertidur pulas. Setidaknya dengan kondisinya saat ini anita bersyukur. Bersyukur karna nadya tidak merasakan sakitnya masa pemulihan. Tapi masih terdapat kejanggalan dihaatinya saat ini. Ketika melihat nadyacanita selalu terbayang dengan apa yang jefri katakan padanya. Anita berusaha menutupi semua luka itu. Biarlah itu menjadi rahasia baginya.

Anita tersenyum tipis melihat anaknya yang sudah tumbuh dewasa. Dia bukan lagi anak kecil yang menangis ketika jatuh dari sepeda. Dia anak yang kuat, dia tidak lagi merengek kesakitan ketika tertusuk peluru. Meskipun darah keluar sangat banyak yang membuat semua orang terdekat nadya trauma dengan kejadian ini.

Anita mengelus Puncak kepala nadya sama seperti yang anita lakukan pada yasmin. Anita mengecup dahi nadya lembut. Lalu menggenggam erat tangan nadya.

"Hari ini kamu harus bangun nadya. Ayolah umi sangat merindukanmu." anita mengucapkannya cukup kencang sehingga membuat yasmin terbangun dari tidurnya. Bukan terbangun, tapi memilih bangun dan beranjak dari posisinya menuju anita dan nadya. anita mengeratkan genggamannya, lebih erat. Hingga tanpa anita sadari membuat nadya terluka. Pasalnya yang anita genggam itu tangan yang terdapat tancapan jarum infusan.

Anita merasakan jari jari nadya itu bergerak. Bergerak perlahan, anita membelalakan matanya sempurna. Lalu melepaskan genggaman tangannya itu.

Yasmin pun merasakan jari nadya bergerak. Dia terseyum bahagia melihatnya lalu berhamburan memeluk anita. Respon anita pun pada yasmin sama. Dia kembali mengeratkan pelukannya.

"Kak fatur" nadya mengigau.

Tes.

Tak sengaja anita meneteskan air matanya. Saat kondisi seperti ini Masih saja nadya memikirkan fatur.

"Nadya, ini umi. Umi sangat merindukanmu"

Nadya membuka matanya. Berusaha mengumpulkan kesadarannya. Perlahan nadya membuka matanya. Nadya memberikan senyuman tipisnya. Yasmin bergegas memeluk erat nadya. Dia sudah berjanji akan memeluknya jika nadya sudah bangun.

Hanya Untukmu Sahabat [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang