51

68 9 5
                                    

Tubuhnya melemas, dia huyung dan terjatuh ke jalanan bersamaan dengan darah yang mengalir. tubuhnya terpingkal-pingkal jatuh jalan yang menurun.

Mobil truk yang menabraknya entah kemana dan meninggalkan Nadya. Sementara Nadya sudah tak sadarkan diri.

Semua berlalu terasa cepat. Tanpa terasa inilah waktu menuju akhir dari kehidupan ku. Aku tak yakin sampai mana aku akan bertahan, mungkin besok? Lusa? Atau mungkin hanya tersisa satu jam lagi.

Sesingkat apapun itu, ku mohon berikan waktuku sebentar lagi. Aku ingin bertemu dengan mereka yang ku sayangi untuk terakhir kalinya. Berilah aku kekuatan untuk menahan semua rasa sakit ini.

_

"Dimana aku?"

Nadya melihat sekelilingnya, suatu tempat yang sangat indah. Langit berwarna biru cerah, banyak pepohonan dan bunga bunga yang terlihat asri dan menyejukan. Dan di ujung sana terdapat sebuah sungai yang airnya mengalir jernih. Suaranya yang lembut memberikan kesejukan dan ketenangan baginya. Nampak beberapa rusa sedang merasakan air sungai yang jernih itu.

Belum pernah Nadya menemukan tempat seindah ini. Tempat yang begitu nyaman dan indah untuk dihuni.

Nadya melihat badannya yang bersih tanpa luka sedikitpun. Terakhir kali dia merasakan perasaan yang tidak enak dan kemudian sebuah truk menabraknya. Dan berakhir di tempat ini.

Apakah ini syurga?

Apa mungkin Nadya sudah mati?

Tapi mengapa tak ada manusia satu pun di sini? Yang ada hanya beberapa hewan hewan yang sedang menikmati indahnya tempat ini, sama seperti yang Nadya rasakan saat ini.

Nadya duduk disebuah kursi yang disana terdapat tiga jalan dengan arah yang berbeda.

Disebelah kanan dia tak melihat apapun, hanya sebuah tempat yang sangat menyilaukan hingga tak mampu untuk dilihat lebih detail.

Disebelah kiri pun sama, yang terlihat hanyalah kobaran api yang menyala-nyala.

Sedangkan didepannya terdapat sebuah pintu. Pintu yang indentik dengan rumah sakit.

Nadya terus memandangi pintu rumah sakit yang sedikit terbuka itu. Dia berjalan mendekatinya kemudian masuk kedalamnya.

Pintu itu terbuka lebar, orang yang pertama kali Nadya lihat adalah dirinya sendiri yang sedang terbaring Lemah dan tak berdaya. Wajahnya yang mungil ditutupi lebam bekas kecelakaan. Tangannya terlihat bercak darah dan kakinya tampak di perban.

Seburuk itu kah keadaannya? Tapi rasanya tak ada rasa sakit sedikitpun.

Dia lihat banyak orang yang mengerumuni dirinya yang terbaring itu. Mereka tampak sedang menangis pilu.

Apa yang terjadi sebenarnya? Mereka menangisi orang yang salah. Dia itu bukan Nadya.

Nadya menyentuh pundak ibunya.

Sentuhannya tak bereaksi, justru malah menembus pundak sang ibu.

"Ibu, ini Nadya. Itu bukan Nadya."

Nadya memanggil sang ibu, namun tak ada jawaban.

Nadya menghampiri Yasmin yang tengah menangis di bawah ranjang sembari memeluk kedua kakinya, "Yasmin, kamu nungguin aku kan? Ini aku, dia bukan aku."

Tak ada jawaban.

"Papa, ini Nadya pa."

"Umi, lihat Nadya. Umii"

"Kak Fatur, lihat aku untuk yang terakhir kalinya. Ku mohon."

Mereka tak kunjung menjawab bahkan untuk sekedar melirik kearahnya.

"Arrgghhhhh"

Nadya menghampiri Tasya yang tengah menatap kosong kearahnya, "Tasya, kamu lihat aku kan?"

Nadya terus melambaikan tangannya kearah Tasya, berharap dia melihatnya.

"Na- Nadya, itu Nadya." Tunjuk Tasya.

Mata Nadya kesetika membinar, melihat tanggapan Tasya.

Ucapannya mengundang tatapan sendu dari semua orang yang hadir disana, terutama Yasmin yang tengah menghampiri nya.

"Tas, Allah lebih sayang sama Nadya. Dia udah diambil lebih dahulu. Kamu harus menghadapi kenyataan kalo Nadya udah mening-"

Grep

Tasya memeluk Yasmin dengan pelukan erat yang membuat mereka menangis tersedu-sedu.

Jleb

Nadya meninggal?

Matanya yang membinar kesetika mengeluarkan cairan bening. Tubuhnya mendadak lesu, Nadya menjatuhkan dirinya dengan kencang.

Tangisan disertai isakan keluar cukup keras. Menghadapi kenyataan yang sulit dibayangkan.

Nadya menatapi tangannya sendiri yang tampak transparan. Sudut bibirnya tertarik, memang benar dia telah tiada.

Sisa hidupnya telah berakhir, mungkin inilah akhir pertemuannya dengan orang orang yang Nadya sayangi.

Klik

Pintu terbuka menampakan beberapa suster masuk ke ruangan.

"Mohon maaf, pasien Nadya sebaiknya segera diurus untuk kepulangannya. Kami sementara akan membawanya ke ruang mayat, silahkan administrasi nya dan kami akan menyiapkan ambulan untuk pasien."

Salah satu suster itu menutupkan tubuh Nadya yang penuh luka dengan selembar kain putih yang panjang kemudian membawanya keluar ruangan.

Tangisan mereka pecah ketika melihat Nadya dibawa pergi menjauh dari mereka. Penyesalan menyelimuti setiap insan yang tengah berduka menangisi kepergian Nadya.

Apalagi Lucy yang memaksa Nadya agar segera menghampiri Yasmin. Seharusnya dia menjemput Nadya.

Mereka semua sedang berada di pikiran dan penyesalan masing masing.

Nadya tersenyum sebaik mungkin. Menatap setiap tiap orang yang tengah menangis melihat tubuhnya yang sudah tak bernyawa itu.

-

Pemakaman sudah selesai, banyak orang yang ikut mengantarkan Nadya ke tempat peristirahatan terakhir. Isak tangis keluarga terus terdengar jelas oleh Nadya.

Perlahan mereka yang mengantarkan nya mulai pergi menjauh, suara tangisan mulai memelan, langkah kaki sudah tak ada lagi dan hanya menyisakan jejak.

Selamat tinggal dunia, selamat tinggal kalian semua, sampai jumpa ditempat lain diwaktu yang tak tahu kapan. Semoga kalian bahagia.

Jangan tangisi aku, karna justru akulah yang
paling sakit. Kalian hanya ditinggal pergi olehku, tetapi aku meninggalkan kalian semua.

Betapa hancurnya aku ketika jiwa dan ragaku telah berpisah. Raga tanpa jiwa akan mati, tapi jiwa akan selalu hidup.

Menangis tak dapat menyelesaikan sebuah masalah, menangis hanya mengurangi beban penderitaan namun tak menghilangkan.

Tak ada gunanya menangisi hidup yang telah berakhir, semua skenario telah diatur yang Maha Pencipta.

Berbenahlah untuk kehidupan setelahnya. Karna aku percaya akan ada hari hari selanjutnya pada kehidupan setelah aku tiada.

Bumi, terima kasih karena telah menerima ragaku yang sudah tak bernyawa itu. Terimakasih karena telah menjadi saksi hidupku selama ini.

Terimakasih untuk ragaku, karena kau mau menitipkan jiwa sepertiku di tubuhmu.

Terimakasih dunia, bulan, bintang, matahari, awan, air, dan seluruh alam semesta.

Bersambung...

Aku mencium bau bau tamat nih😂
Tunggu next chapter ya, ending udah makin Deket nih.
Kira kira setelah ini apa yang akan terjadi?

Follow ig; @sabilanrnnsaa

Hanya Untukmu Sahabat [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang