14

152 24 1
                                    


"Terkadang Allah hanya mempertemukan, tapi tidak menyatukan"

-Nadya Azahra Razita✨-

Tak lama dari kepulangan yasmin, jefri rupanya baru pulang dari pesantren. Ia memutuskan untuk berbicara pada jefri tentang fatur. Mungkin mereka akan menolak khitbahnya.

"Abi, ada yang ingin umi sampaikan ini sangat penting". Ucap anita to the point

"Bicaralah"

"Tapi sebaiknya nadya juga ada disini, ini juga melibatkan nadya dan masa depannya." anita sedikit kecewa dengan ucapannya barusan itu.

Jefri mengangguk anggukan pasti. Jefri menyuruh anita memanggil nadya, namun anita menolaknya. Anita menjelaskan segalanya, apa yang anita ketahui dari yasmin. Dan jefri mengerti dengan sangat pasti. Mereka mungkin akan membicarakannya nanti malam, saat makan malam.

Allahu akbar allahu akbar

Adzan isya berkumandang. Gadis cantik itu terbangun dari tidurnya. Sebenarnya ia tidak akan tidur, ia hanya ingin berbaring sebentar namun justru nadya malah ketiduran.

Nadya lupa bahwa ia telah melewatkan sholat magribnya. Nadya bergegas ke kamar mandi lalu mengenakan mukena berwarna biru dan setelah itu melaksanakan sholat isya dan setelah itu baru sholat magrib.

Setelah selesai sholat, nadya membaca Al-qur'an dan berdzikir untuk mengingat Allah. Setelah cukup lama, ia mengakhirinya dengan bacaan hamdalah. Kemudian membereskan tempat sholatnya dan bergegas keluar dari kamarnya menuju dapur. Ia lapar saat ini, sarapan tadi pun ia tak habis.

Ketika ia sampai anita tengah berkutat menyiapkan makan malam. Nadya langsung bergabung membantu umi kesayangannya itu.

Tak lama setelah mereka selesai, jefri pulang dari mesjid. Mereka maan malam bersama. Hanya saja saat ini tidak ada dzaki, saat ini dia sedang ada acara berkemah di sekolah smpnya.

Di ruang makan tak ada seorangpun yang bersuara ketika makan. Itu etika dirumah mereka. Tapi kali ini terasa berbeda, rasanya ingin sekali diantara mereka yang berbicara. Sampai sampai mereka merasakan seolah jam dinding sedang berbicara dengan sendok dan piring.

Setelah selesai mereka makan malam, akhirnya jefri membuka suara untuk memulai berbincang.

"Nadya, abi berfikir kami akan menolak fatur"

Jleb! hati itu terasa sesak. Menolak? Mengapa fatur orang baik. Mata utu kembali mengeluarkan air matanya. Tak tau kenapa namun rasanya ia tak kuasa menahan segala penderitaannya saat ini. Rasanya hari ini cry day bagi nadya.

"Mengapa abi? Nadya menyukai kak fatur." jefri terkejut mendengar jawaban nadya. Dia tak pernah menceritakan siapa orang yang dia sukai sebelumnya, sepertinya Cinta pertamanya adalah fatur.

Nadya tak kuasa menahannya, ingin rasanya ia menceritakan segalanya pada umi dan abinya itu. Namun ego nya tinggi, ia malu untuk menceritakannya pada mereka. Nadya berusaha menghalau ego itu.

"Sebenarnya nadya mengangumi kak fatur sejak lama. Kak fatur baik, nadya mencintai dia dalam do'a. Hiks.. hiks... Jika abi memutuskan untuk menolaknya mengapa abi mengapa? Hiks.. Hiks.." ini sungguh hal yang tak terduga. Nadya akhirnya bisa mengeluarkan keluh kesahnya. meskipun ia malu, tapi nadya bisa mengatakannya. Anita melihat putrinya itu sungguh tak tega, anaknya mengagumi fatur namun ia harus menolaknya.

"Nak, sebenarnya bu Dian dan pak setyo adalah salah satu donatur terpenting bagi pesantren ini. Nadya sendiri tau bukan mereka adalah orang tua Tasya. Umi dan abi tidak ingin menyakiti Tasya, kami sangat berterimakasih atas jasa mereka. Lebih baik kita menolaknya, umi dan abi telah memutuskannya dengan berfikir matang matang"

Hanya Untukmu Sahabat [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang