Aku tidak menyerah meskipun Dimas menolak untuk menikahiku. Saat Dimas pulang dari kantor, aku mengikutinya sampai ia tiba di rumahnya.
Aku melihat rumahnya yang sederhana tetapi ia begitu bahagia dengan istrinya yang membuatku sangat cemburu. Setelah Dimas masuk ke dalam rumah, aku memutuskan kembali ke homestay dan merencanakan apa yang harus aku lakukan untuk hari esok.
Saat aku ingin menyebrang jalan, tiba - tiba ada mobil yang hampir menabrakku. Aku terjatuh ke aspal dan orang yang menabrakku keluar dari mobil dan ia berusaha menolongku.
" Apakah anda ada yang terluka?"
" Tidak ada"
" Saya bantu untuk berdiri"
Sekilas pria yang menabrakku terlihat seperti orang kaya dan berpendidikan.
" Terima kasih"
" Sebaiknya ku antar kau pulang"
" Tidak usah, saya bisa pulang sendiri"
" Ini sudah malam. Tidak baik membiarkanmu pulang seorang diri. Kau tenang saja, aku bukan orang jahat. Aku tidak akan menyakitimu"
" Baiklah"
" Kalau boleh tau, namamu siapa?"
" Saya Laras"
" Aku Sendy. Aku beri kartu namaku jika kau membutuhkan bantuan"
Aku sangat terkejut ketika mengetahui Sendy seorang CEO. Pantas saja ia terlihat sangat berkelas.
" Terima kasih telah menolong saya"
" Kau tinggal dimana?"
" Sebenarnya saya tinggal di desa tetapi saya ada urusan di Jakarta"
" Sekarang kau menginap dimana?"
" Saya menginap di homestay"
" Sebaiknya kau menginap di hotel milikku selama kau berada di Jakarta"
" Tidak usah, saya tidak ingin merepotkan anda"
" Aku tidak merasa direpotkan. Kau boleh menginap gratis di hotelku. Aku tidak akan memungut biaya sepeserpun"
Rasanya aku sangat beruntung bertemu dengan orang kaya seperti Sendy. Dia sangat baik dan menolongku dengan ikhlas.
" Baiklah, aku mau menginap di hotelmu"
" Kalau begitu kita ke homestay dan ambil barang - barangmu. Lalu kau menginap di hotelku"
Tidak beberapa lama kami sampai di homestay dan aku mengangkut barang - barangku ke dalam mobil. Setelah itu kami berangkat ke hotel Sendy yang letaknya sangat dekat dengan kantor Dimas.
Saat kami tiba di hotel, semua karyawan hotel memandangku dan ada sebagian yang mencibirku karena penampilanku
" Lihat deh! Kok bisa bos kita bawa cewek yang penampilannya jauh dibawah kita"
" Maksud elu penampilannya norak gitu?"
" Ya iyalah, aku aja males liatnya"
Tiba - tiba Sendy menghampiri dua wanita yang mencibirku dan memberi mereka punishment untuk membersihkan toilet.
" Apa - apaan kalian ini?! Seharusnya kalian bekerja! Aku beri kalian punishment untuk membersihkan toilet sekarang juga!"
Aku menahan tawa melihat dua penggosip itu lari terbirit - birit ke arah toilet. Tingkah mereka sangat lucu sehingga membuatku terhibur.
" Laras, apa yang kamu tertawakan?"
" Tidak ada"
" Aku antar kau ke kamarmu"
Sendy mengantarku sampai ke depan kamarku dan dia memberiku kunci kamar.
" Ini kunci kamarmu. Jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa memesan melalui telfon"
" Terima kasih atas bantuannya"
" Kalau begitu aku pergi dulu. Selamat beristirahat"
Tiba - tiba terlintas di pikiranku untuk memanfaatkan Sendy agar aku bisa mendapatkan Dimas.
***
Rasanya aku ingin menyingkirkan Laras dari hidupku tetapi aku selalu teringat wasiat dari ibuku untuk menikahi Laras.
" Mas, kenapa ga dimakan nasinya? Ntar nasinya dingin malah ga enak dimakan"
" Maaf sayang, aku sedang banyak pikiran"
" Mikirin kerjaan?"
" Iya"
" Mas yang sabar. Semuanya pasti ada solusi"
Aku berharap Laras bisa pergi menjauh dari kehidupan kami
Kelanjutan cerita bisa dibaca di dreame

KAMU SEDANG MEMBACA
Kurelakan Suamiku Bersamamu
RomanceKisah seorang istri yang merelakan suaminya menikah dengan wanita lain karena sang suami menjalankan wasiat dari orang tuanya yang sudah meninggal. Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah pernikahan mereka akan berakhir atau mereka memilih untuk berpisa...