22 - Runtuh

1.3K 59 0
                                    

"Dengan semua kesaksian yang buat gue runtuh, gue tetap berjuang dan berdiri karena gue yakin yang tulus lah yang akan berhasil untuk lo dan gue tetap berdiri disini."
- Daven



Happy Reading

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya ketiga gadis yang di tunggu itu datang secara bersamaan.

"Mangkal dimana sih? Lama banget!" gerutu Anza saat ketiga gadis itu kini sudah kembali duduk pada posisi tempat duduknya.

"Gue abis makan sama si Debi. Gak tau kalo ni bocah satu, pas ketemu di koridor dia udah senyum-senyum sendiri kayak gini..." kata Vanya sembari menunjuk gadis di depannya itu.

"Oh... yang abis di tembak mah beda..." goda Anza pada gadis itu.

"HAH!" kaget Vanya dan Debi bersamaan.

"Kok lo tau si, Za?" heran Zara.

"Tau lah. Tadi lo abis dari taman belakang kan?" Gadis itu mengangguk.

"Gue sih nunggu pajak jadian aja dari si Zara. Awas aja kalo gak ngasih, gue sumpahin lo cepet putus, aamiin." ancam Debi.

"Cabut gak sumpah lo? Iya, iya gue bakal traktir kok. Secepatnya..." kata Zara.

"Nah gitu dong kan enak gue..." kata Vanya dengan tampang pedofilnya.

***

Sore ini terasa sepi bagi Anza. Gadis itu mendapat kabar bahwa Daven sedang ada acara keluarga sehingga tidak dapat mengantarkan dirinya untuk pulang.

Gadis itu sekarang tengah duduk di sofa ruang tamu lengkap dengan masih mengenakan baju seragamnya. Suara ketukan pintu membuat gadis itu segera beranjak dari tempat dan pergi keluar menuju pintu untuk membukanya.

Ceklek...

"Juan," ucap gadis itu dengan mengulum senyum sesaat setelah pintu itu terbuka dan memperlihatkan seorang cowok berpostur tinggi dan tampan itu disana.

"Za..." kata cowok tampan itu sambil mengusap-ngusap puncak rambut si gadis dengan lembut.

Tanpa sepengetahuan mereka berdua, ternyata di luar gerbang ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dengan netra hitam miliknya yang gelap.

Dia adalah Daven. Cowok jangkung itu sengaja langsung bergegas pergi menuju rumah Anza sesaat sudah selesai ikut makan bersama dengan keluarganya. Cowok itu ke sini hanya untuk bertemu dengan si gadis yang kebetulan tadi siang tak sempat dia antarkan pulang juga untuk memberikan perkataan maaf secara langsung kepada gadis itu, tapi saat sampai di depan gerbang rumah si gadis, cowok itu malah di suguhi dengan kejadian yang tak terduga.

Sementara di depan sana...

"Gue ke sini mau jemput lo," kata cowok tampan itu.

"Oh iya gue lupa, ayo masuk dulu sekalian gue mau siap-siap..." kata Anza sambil menarik lengan cowok itu untuk masuk.

"Bunda lo mana, Za? Ini gue ada titipan dari Mama."

"Bentar ya gue panggil dulu." kata Anza sambil melangkahkan kaki menuju dapur karena yakin kalau wanita itu pasti ada di dapur saat jam makan sore begini.

Juan mengangguk.

Beberapa saat kemudian, wanita itu datang dari arah dapur dan membawakan minuman untuk di berikan pada Juan.

"Juan..." sapa wanita itu dengan ramah--- Meira.

"Bunda..." kata Juan sembari menyalimi tangan Meira dengan lembut.

DEARANZA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang