Satu

29 0 0
                                    

Bel berdentang, menandakan dimulainya sekolah serta semester 2 di Dremver High School. Para siswa berlarian ke dalam kelas masing-masing, termasuk seorang gadis berambut hitam bercampur biru. Gadis itu masuk dan duduk di kursi kelas 2-R.

"Baik, semuanya, harap tenang, kita telah kedatangan murid baru. Masuklah dan perkenalkan dirimu" kata Pak Velle sembari masuk ke kelas. Masuklah cowok berambut hitam memakai jaket hoodie menutupi seragamnya. Wajahnya yang keren tidak menunjukan ekspresi apapun. "Nama saya Gerard Fabrenza, senang berkenalan dengan kalian semua"kata si murid baru. Seluruh cewek di kelas riuh membicarakannya. Pak Velle berteriak " DIAM. nah, Gerard, kau duduk di dekat pojok". Cowok keren itu pun duduk dan tetap tidak terlihat tersenyum. "Eh, Celia, dia cakep, gak?" kata cewek berkaca mata di sebelah cewek berambut hitam kebiru-biruan. Cewek yang dipanggil Celia itu cuma memandangi si murid baru. Sepertinya Celia juga naksir pada si Gerard.

Kelas pun dimulai hingga siang. Saat pulang, Gerard dikepung oleh banyak cewek yang naksir. Tetap saja, dia bisa menghindarinya. Selain rasa suka, Celia melihat beberapa hal aneh, diantaranya, dikelas tetangga, ada juga sekitar 4 orang pindahan, dan selidik punya selidik, sekolah mereka yang dulu itu sama dengan si cowok keren itu.

Celia bertanya-tanya, kenapa 5 orang langsung di pindahkan ke sekolahnya. Berkat hobinya baca buku detektif, ia mulai ngumpulin data. Di ruang asramanya( karena rumah Celia memang jauh dari sekolah) mulai jadi tempat Sherlock Holmes.

Ternyata Gerard ketika diajak berbicara, ia menjawab seperlunya, dan suka nongkrong di atap sekolah ( lantai terbuka di paling atas, bukan genteng). Si cowok yang selalu bawa headphone itu juga pulang bersama 4 pindahan lain. "Aneh, ngak mungkin mereka tinggal di rumah yang sama" batin Celia. Keanehan lainnya ada di ekspresi Gerard, ya, tidak ada senyuman atau tawa.

"Apa aku harus menjawabnya?" jawab Gerard di atap sekolah setelah mendengar pertanyaan Celia. "Tolong, jawablah, mengapa kau pulang ke arah yang sama dengan 4 orang pindahan lain?" tanya Celia lagi. "Celia Sanderz, mengapa ngak tanya yang lain?"jawabnya lagi. " Tapi aku tidak mengenal mereka dan ..." Gerard memotong "Daniel, Avril, Mickhael, dan Robert, katakan namamu dan namaku kepada mereka".

"Kelasnya yang mana, ya?" gumam Celia. Tiba-tiba ia menabrak cowok agak besar. "Aduh, siapa sih?" kata cowok itu. Ia melihat Celia dan terkejut. "Loh, kau blom datang ke ..." cowok itu di tegur temannya. "Hoi, Robert, jaga mulutmu!" tegur cowok berkaca mata dan tubuhnya sedikit lebih pendek. "Iya deh, Mick, kayaknya dia belum ngomong ya?". "Cowok itu pasti Mickhael" batin Celia. "Hey, Celia, pasti kau datang untuk bertanya kan?" tanya Mickhael. "Ayo berkumpul di atap."

Di atap sudah ada 2 orang lainnya, Daniel dan Avril. Keduanya mempunyai karakteristik yang hampir sama, kecuali humorisnya Daniel. "Begini, setelah kami mencari member baru kami, data yang paling memungkinkan adalah kau" jelas Avril. Celia bingung "member apa?".

"Team Special Squad Varia Vaith atau TSSVV" jawab Gerard yang datang. "Seharusnya kami mengajakmu besok lusa, tapi ya sudahlah" dilanjuti oleh Daniel.

"Mungkin aku akan mengamati apa yang dilakukan TSSVV ini terlebih dahulu" jawab Celia.

Varia Vaith FightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang